Rasa yang Berpulang
Diana (SASI 1)Larik-larik tentangmu tak henti kugoreskan. Yang dulu menyapa ketika aku dikelilingi gundah kesepian. Tak kupingkiri, kita memang telah mengakhiri. Namun, bayangmu di netraku masih saja tak pernah usai.
Kau tahu ... Aku terbebani akan segala gengsiku. Kata rindu tak bisa kukatakan, meski lewat sebuah pesan singkat. Apalagi tuk memintamu pulang, gengsi akutku semakin menjalar.
Padahal, setidaknya aku bisa ceritakan padamu. Bagaimana kawan kita sekarang, pun siapa yang benar-benar ada di saat kubutuhkan. Lalu larut ketopik, kapan bahumu kembali memopong piluku layaknya dulu?
Hai, kau yang di sana. Tak berniatkah tuk menatap kota ini sekejab saja. Apakah enam tahun kepergian belum cukup, untukmu kembali pulang? Ataukah ada hati lain yang tengah kau jaga sekarang? Jika benar, kira-kira kapan kau kan kembalikan rasa yang telah kadaluarsa, karena terbuang.
Banjarmasin, 20 Juli 2019.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEHIMPUN ADIRASA
PoesíaBerisikan tentang kumpulan puisi karya SAHABAT SASI yang terpilih