“We are together today, can this be called a date?”
|
•
|
"Ah, kurasa aku akan gila."
Aku memijat kening dikala rasa pusing perlahan menghampiri. Sungguh, aku benar-benar akan stress jika ini semua berjalan lebih lama lagi.
"Ya, jangan gila dulu. Proyek kita bahkan belum sepenuhnya selesai."
Daripada menanggapi, aku lebih memilih memberikan Pria yang dengan seenaknya memencet bel pagi-pagi sekali dan tersenyum manis tanpa bersalah ini dengan tatapan sinis.
Setelah dengan santainya memencet bel dengan bar-bar dan meneriakkan kebakaran hingga membuatku panik setengah mati, dia bahkan masih bisa tersenyum manis seperti bayi. Jika saja Jeon Jungkook bukan atasanku, aku bertaruh akan memukul kepalanya sampai pecah. Dasar menyebalkan.
"Kau marah?" Jungkook berdecak kemudian menatapku dengan tatapan yang sengaja dibuat-buat. "Mian. Aku hanya bercanda."
"Kenapa kau kemari? Tidak ada pekerjaan yang menunjukkan bahwa kau adalah seorang wakil CEO?" Aku berdiri dan menatapnya malas. "Aku akan masuk, lebih baik kau pergi."
"Ya! Kau bahkan tidak sopan memanggilku dengan banmal!" Jungkook berteriak, berusaha menarik atensiku yang berjalan menuju tangga. "Seharusnya kau bersyukur karena aku mengunjungimu, aku juga tidak punya waktu ya!"
Kekehan Jungkook masih terdengar di tangga kedua setelah merasa puas mengangguku. Benar-benar menyebalkan sekali. "Jeosonghamnida Isajangnim, tapi kau pasti lupa bahwa ini adalah hari libur!"
•••
Aku memoleskan pelembab bibir untuk terakhir kalinya setelah memastikan semuanya sempurna.
Drrt.. Drrt..
Aku menoleh mendapati sebuah pop-up di layar handphone. Setelah memastikan lagi di cermin, aku berdiri dari meja rias lalu mengambil handphoneku yang tergeletak di atas kasur. Mengecek siapa yang menelfon.
"Nde, yeobseyo?"
"Hyeri-ya, aku menunggu. Cepat kesini, aku sendirian!"
Mendapati suara jengkel dari sana, aku terkekeh. "Ya, tumben sekali seorang Min Cheonsa merasakan yang namanya sendirian hmm?"
Kudengar suara decakan darisana, sebelum Cheonsa membalasnya lagi. "Ejek saja aku."
Aku duduk di pinggir kasur lalu memakai tas, bersiap untuk pergi. "Hmm, aku akan lanjut mengejekmu saat tiba nanti. Tunggu aku."
Setelah mematikan telfon, aku lanjut memakai sepatu dan merapikan kembali sweater ku yang sedikit kusut. Beberapa minggu mengalami setengah hari melelahkan di Perusahaan, mungkin hangout adalah cara terbaik untuk melampiaskannya.
"Ah, dingin. Dingin sekali." Aku menuruni tangga dengan malas. Udara pagi ini lebih dingin dari biasanya, mungkin karena musim dingin akan segera dimulai beberapa hari lagi.
"Lama sekali."
"K-kau? Ya! Kau masih disini?"
Jungkook berdeham malas kemudian berdiri di hadapanku. "Kau pikir aku ini hantu?"
Aku berteriak frustasi kemudian menghentak kesal. "Kenapa tidak pergi?! Kalau ada urusan denganku, lebih baik di kantor saja. Ini hari libur."
Jungkook menghalangi langkahku begitu aku maju selangkah. "Aku ingin jalan-jalan."
"Apa?"
Apa Indra pendengaranku sudah rusak? Aku memegang telingaku guna memastikan kalimatnya lagi. "Apa katamu barusan?"
Jungkook menatapku malas kemudian berkacak pinggang. "Aku tahu kau mendengarnya. Jalan-jalan, aku ingin itu."
Aku nyaris kehilangan kata-kata dan tertawa sumbang. "Kau pasti tidak waras."
"Tidak. Otakku masih berfungsi dengan baik." Jungkook tersenyum manis. "Ajak aku bersamamu hari ini."
•••
Oke. Ini gila. Aku merasa telah melakukan sebuah kesalahan besar yang berujung kesalahpahaman yang memalukan.
Setelah berdebat panjang dengan Jungkook, akhirnya aku menyerah. Kuakui, laki-laki itu benar-benar ahli dalam memutar balikan kalimat hingga membuatku pusing sendiri. Daripada berakhir sakit kepala, akhirnya aku mengalah dan membawanya jalan-jalan. Ya. HANYA UNTUK HARI INI.
Aku berhenti di depan sebuah cafe bergaya modern bersamaan dengan lagu BTS—Boy With Luv yang terdengar saat aku membuka pintu.
Disaat yang sama juga, kulihat presensi Min Cheonsa di meja paling ujung sedang melihat cermin—seperti biasa, menata penampilannya.
"Min Cheonsa!"
Mendengar teriakanku, gadis itu mendongak lalu menatapku jengkel. Aku terkekeh melihatnya, seketika melupakan fakta bahwa aku kemari tidak hanya sendiri. Melainkan bersama orang lain.
"Ck. Ternyata seleramu jelek sekali."
Lihat? Baru saja kubicarakan, suaranya muncul dengan ucapan menjengkelkan. Aku memutar bola mata malas lalu menoleh, "Kalau menurutmu jelek, kenapa tidak ke cafe lain saja? Aku tidak keberatan mengantarmu."
Jungkook mengerucutkan bibirnya, lalu ber-aegyo. "Shiro, Jungkookie mau disini. Bersama Riri."
Bergidik ngeri, lantas aku menatapnya kesal. "Ya! Stop it! Itu menjijikkan!"
Ting!
Bersamaan dengan itu, handphoneku bergetar menandakan sebuah pesan masuk.
Min Cheonsa:
"Ya! Kim Hyeri! Kau kemari berniat menemuiku atau malah berkencan dengan Isajangnim?!"
[]
Jangan lupa vote.
22-12-2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Three Hassles ✔
Fanfiction[COMPLETE•Follow first] 'Choose one. The Cold CEO, The 'Bad' Guy, or Ex-boyfriend?' Hidupnya sudah rumit disaat Hyeri harus berurusan dengan atasannya yang kelewat misterius, Kim Taehyung di Perusahaan. Semua kerumitan itu seakan bertambah dikala di...