"This is the truth, Sweety Pie.
My Jimin Side."|
•
|
Canada.
"Aku tidak mau. Berapa kali aku sudah bilang? Aku tidak bisa dan tidak akan pernah mau kembali."
Jimin menghela nafas kasar menghadapi pertanyaan Ny. Park. Ini terbilang sudah yang kepuluhan kalinya, Ibunya menuntutnya untuk kembali pada Aera.
"Kenapa? Kenapa tidak mau? Semua keluargamu ada disini Jimin! Apa karena Gadis itu? Woah, dia benar-benar parasit."
Ibu Jimin duduk di kursinya dengan kekehan sinting. Ia benar-benar tidak habis pikir dengan anaknya sendiri.
"Jangan berani-beraninya memanggil gadisku parasit! Aera-Eomma menjodohkanku dengannya bahkan disaat aku mencintai orang lain! Bukankah dia yang seharusnya dianggap sebagai parasit?"
"Park Jimin!" Satu tamparan keras sukses didapatkannya.
Ny. Park melayangkan tatapan tajam yang mungkin bisa menusuk kapan saja. "Kau ini sudah menikah, apa kau lupa? Belajarlah mencintai Aera! Anak kalian bahkan sedang sakit!"
Jimin memegang pipinya yang terasa memanas akibat tamparan ibunya. "Sudah berapa kali aku bilang bahwa dia bukan anakku. Dia anak dari pria lain! Aku bahkan tidak pernah satu kalipun merusaknya!"
"Chloe anak siapapun, Eomma tidak peduli karena secara hukum kalian terikat! Kau tetap harus bertanggung jawab atas Aera dan anaknya, Park Jimin."
"Aku sudah bercerai dengannya Eomma, Aera atau Chloe bahkan bukan urusanku lagi."
Ny. Park sebaik mungkin menahan emosinya yang memuncak. "Apa terlalu sulit bersama Aera? Gadis itu bahkan tidak ada apa-apanya daripada Aera. Benar-benar sinting."
"Meskipun dia tidak ada apa-apanya dibandingkan Aera, aku seratus kali jauh lebih memilih Hyeri dibandingkan kalian." Setelah mengatakan hal itu, Jimin memutuskan untuk mengambil jasnya dan pergi tanpa berniat mendengarkan ocehan ibunya lebih lanjut.
...
"Aku mencintainya, Eomma.. Kumohon.. Bisa kah kita berjuang sedikit lagi?"
Seorang pria berlutut di depan wanita yang ia panggil ibu. Wajahnya putus asa, bahkan mirisnya terlihat hampir kehilangan semangat hidup.
"Sudah berapa kali Eomma katakan, Aera sudah menjadi milik orang lain Seokjin-ah. Apa kau tidak mengerti juga?"
Ny. Kim sebenarnya tidak sanggup melihat anak semata wayangnya memohon-mohon, namun Aera dan Seokjin memang tidak bisa lagi bersama. Ia tidak bisa membuat semuanya menjadi seperti yang diharapkan Seokjin. "Mianhae Seokjin-ah.."
"Eomma, ayo kita bertemu keluarga Park. Aku yang akan bicara."
Ibu Seokjin menggeleng, memeluk anak semata wayangnya dengan sedih. "Meski kalian saling mencintai, terimalah fakta bahwa dia sudah dimiliki orang lain."
...
"Seokjin.. Kim Seokjin.." Aera memejamkan matanya. Beberapa tetes air terlihat merembes keluar meski Gadis itu sudah kuat-kuat menahannya.
Ia sudah tidak tahan lagi dengan ini semua. Pernikahan paksa yang membuat dirinya dan Seokjin terpaksa putus. Aera amat sangat membencinya.
Suara tangisan bayi terdengar disaat Aera mencoba untuk mengusap air matanya. Gadis itu segera saja bangkit dan mencoba menenangkan bayi berusia 3 bulan itu.
"Chloe-ya.. Uljima.." Aera menggendongnya dan membawanya ke atas kasur.
"Kau lapar? Atau haus?" Aera menaruh Chloe hati-hati dan mengambil sebotol susu di atas meja.
Ia mengecek suhunya sebentar sebelum mendekatkannya pada mulut Chloe.
"Chole-ya.. Ayo minum. Ini susu kesukaanmu." Aera berusaha membuat Chloe membuka mulutnya. Tidak suka dengan perlakuan Aera, Chole malah menangis lebih keras.
"Chole-ya.. Appa tidak ada disini.. Tolong jangan buat Eomma cemas.." Aera mengusap Chole dengan lembut. Berharap tangisnya mereda.
Aera memejamkan matanya erat. Mencoba menahan lagi tangisnya yang ingin keluar.
"Seokjin-ah, kenapa kau tidak berusaha bertanggung jawab atas anak kita? Kita bisa saja bersama kalau kau mengakuinya."
Dan yang kesekian kalinya, Aera menangis lagi. Gagal menahan air mata yang ia tahan dengan susah payah.
...
Jimin keluar dari mobilnya setelah menemukan alamat yang ia cari. Ia melangkah masuk dan mengetuk pintu rumah berwarna putih terang itu.
"Siapa-" Wanita itu terdiam setelah melihat siapa yang berkunjung ke rumahnya. "Kau.."
"Apa ini benar rumah Kim Seokjin?" Jimin membungkuk, memberi salam sopan.
Wanita itu mengangguk ragu, masih terkjeut dengan kehadiran Jimin.
"Aku kemari ingin meluruskan semuanya dengan Seokjin. Aku tahu dia mencintai Aera."
Ibu Seokjin tidak tahu harus mengatakan apa selain menyuruh Jimin masuk. Ia lekas memanggil Seokjin dan menjelaskan bahwa suami Aera datang.
"Apa yang kau lakukan disini? Jika kau mencari Aera, dia tidak ada." Ujar Seokjin dingin.
Jimin tersenyum dan maju selangkah, mendekati Seokjin. "Aku ingin membantumu Seokjin-ssi, kau mencintai Aera kan?"
Seokjin diam-menunggu kalimat Jimin selanjutnya.
"Kau tahu Chloe kan? Bayi Aera? Aku yakin kalau aku bukan ayahnya." Jimin menatap Seokjin lamat. "Aku tahu kaulah ayah dari Choi Yerim-Chloe, oh atau sebut saja Kim Yerim?"
Seokjin tampak terkejut untuk beberapa saat namun kemudian menghembuskan nafas panjang. "Kalau begitu, apa semuanya bisa berubah?" Seokjin tersenyum sendu. "Meski aku ayahnya, mereka juga tidak akan peduli."
"Apa kau sebegitu putus asanya? Tidak ada semangat hidup?" Jimin tersenyum meremehkan. "Pantas saja gadismu lebih nyaman bersamaku."
"Jaga bicaramu." Seokjin menatap Jimin tajam. Jelas tidak suka dengan kalimat Jimin yang merendahkannya.
"Kalau bagitu berjuanglah. Buat dirimu menjadi suami Aera. Gantikan aku."
[]
Thankyou for 2k readers. Tolong jangan lupa tinggalkan jejak dgn Vote y.
Ini storynya Jimin waktu di Canada. Kalian bisa ngerti kan setelah baca chapter ini?
Jimin pacaran sama Hyeri.
Jimin dijodohin sama Aera.
Aera cinta Seokjin.
Seokjin cinta Aera.
Chloe bayi Seokjin dan Aera.Jimin ke Canada buat nengok bayi Aera yang sakit sekaligus buat negasin ke ibunya kalau dia dan Aera gk saling cinta. Dia juga bantuin Seokjin sm Aera buat barengan.
Jimin dan Aera juga sebenernya udh cerai tapi belum dipertegas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Three Hassles ✔
Fanfiction[COMPLETE•Follow first] 'Choose one. The Cold CEO, The 'Bad' Guy, or Ex-boyfriend?' Hidupnya sudah rumit disaat Hyeri harus berurusan dengan atasannya yang kelewat misterius, Kim Taehyung di Perusahaan. Semua kerumitan itu seakan bertambah dikala di...