6

35 9 0
                                    

Naya terus berkutat dengan pikirannya. Ia terus menggumamkan kata tidak mungkin di dalam hatinya. Setelah mengetahui surat penulis---ralat surat milik Reno, suasana hatinya kini tak menentu. Bagaimana bisa ia tenang, saat pikirannya terus tertuju pada kayla. Ia terus menerka-nerka bahwa kayla ada di balik semua ini. Apalagi setelah mendengar perkataan Rafa yg seakan memperkuat opininya.

Otaknya terus berputar, mengulang rekam kejadian sebelum ia berada di rumah. Tentang bagaimana Rafa mengatakan bahwa Reno mencintai seseorang namun tak kunjung mendapatkan balasan, tentang hasil wawancara yg menyatakan Reno pernah mengalami masa di mana dirinya kehilangan kendali pada tubuhnya, juga tentang fakta kematian Reno bermotif sama dengan kematian Kak Putih yaitu balas dendam.

Ting!

Notif pesan pada hpnya berbunyi, menyadarkan ia kembali pada realita. Naya bangkit mengambil hp nya yg berada di nakas.

08xxxxxxx:  Coba tebak, siapa selanjutnya yg akan ikut. Peri bersayap merah atau pangeran berkabut hitam?. Bagaimana jika aku tidak memilih keduanya? Bagaimana jika aku memilih dewi kematian? Akh.. sepertinya aku terlalu labil menentukan bukan? Baiklah akan ku putuskan siapa yg akan ku pilih. Baca dengan baik okey! "Langit di langit begitu terang, dengan segala keindahan yg terpapang. Sang dewi bersenandung bait kematian untuk seluruh umat, hingga tanpa sadar sang TuAn memilihnya untuk pergi bersama dan menghancurkan makhkota kerajaan".

Naya gemetar, lidahnya kelu, nafasnya memburu,mata tak berhenti membaca ulang pesan yg baru saja ia terima. Baru beberapa menit ia memikirkan pembunuhan dan clue penulis, dan sekarang ia harus mendapat pesan tak bernama dari ponselnya.

Penulis gila! Naya mengumpat terus menerus di dalam hatinya. Tangannya mengetikkan sesuatu ke suatu kontak yg sangat di perlukan.

Naya: Gue butuh bantuan lo!. Tpi jangan harap setelah ini hubungan kita dapat seperti semula. Besok gue tunggu lo di cafe xxx jam 16.00.
Read

Jujur Naya sangat malas meminta bantuan orang sepertinya. Namun ini terpaksa ia lakukan, ia tak ada pilihan lagi. Kalaupun Naya bersama Rafa , Naya belum yakin bahwa mereka berdua dapat menyelesaikan ini tanpa bantuan detektif sesungguhnya.

Tanpa menunggu lama pesannya di balas dari orang tersebut.

Reyhan: oke, ada masalah apa sampai lo minta bantuan gue?. Dan sorry gue masih berharap hubungan kita sama kayak dulu lagi.

"Ck, nih orang bikin gue tambah emosi aja sih!. Dasar Reyhan  gila!" Umpat Naya. Kemudian ia mengetikkan kembali balasannya.

Naya: Nanti lo juga tahu!.
Read

Ia menghembuskan nafasnya kasar. Pikirannya melayang pada siapa penulis kembali mengisahkan kisahnya?. Siapa peri bersayap merah? Siapa pangeran berkabut hitam? Dan siapa dewi kematian yg dimaksud penulis?.

Naya mencatat pesan yg ia dapat pada buku note nya. Otaknya juga terus berputar, mencoba menebak siapa selanjutnya.

Sang dewi bersenandung bait kematian untuk seluruh umat,hingga tanpa sadar sang tuan memilihnya untuk pergi bersama? Naya mengulangnya berkali kali. Ia mencoba menebak maksud pesan tersebut. Entah karna apa,hatinya menyakini bahwa makna pesan tersebut terdapat pada kalimat tersebut.

Memilihnya untuk pergi bersama?  Apa mungkin selanjutnya adalah sang Dewi kematian? Pikir Naya.

Naya berjalan menuju balkon kamar, tetapi langkahnya terhenti saat melihat bayangan hitam dari balik tirai cendela miliknya. Bayangan yg tengah menggengam sebuah pisau daging.

Penulis Dan Tokoh Utama ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang