19

49 8 0
                                    

Danaya compeny adalah perusahan mobil terbesar dan terkenal di dunia. Pemilik perusahan digadang-gadang adalah anak pengusaha sukses Bram nionel saputra. Namun semua masyarakat masih belum mengetahuinya dengan pasti. Yg berhak mengetahuinya adalah pegawai yg dipercaya,pemilik perusahaan yg bekerja sama, dan beberapa orang yg menurutnya penting.

Tak jarang masyarakat beramsumsi bahwa perusahaan itu adalah perusahaan yg berhasil mensejajarkan tingkatannya dengan art compeny yg bahkan terkenal dengan bagusnya barang  yg dihasilkan.

Naya sendiri hanya mengangkat bahunya acuh saat membaca sebagian berita tentang perusahaanya yg satu itu. Ia sendiri saja bingung mengapa Danaya compeny di sejajarkan  dengan art compeny yg notabenya adalah perusahaan dengan kualitas barang 100% berkualitas.

"Nay' lo gak turun?" Ucapan Kayla menyadarkannya dari lamunan. Ia menatap keluar kaca mobil. Akh..ternyata sudah sampai ya..batin Naya.

Banyak karyawan karyawati yg menatap mereka dengan pandangan bertanya saat mereka turun dan berjalan memasuki lobi. Naya menyadari banyak dari mereka yg mempertanyakan mengapa anak SMA masuk dalam perusahaan besar dengan mudahnya.

"Kita tunggu di sana, sekrestaris gue sebentar lagi kesini dan menjemput kita" ucap Naya lirih, ia memang sengaja melakukan itu agar karyawan karyawan itu mengenal boss mereka. Oke, sekarang Naya mulai menginginkan terkenal.

Mereka mengangguk. Mereka sudah tahu apa yg akan mereka lakukan di perusahaan besar ini. Naya sudah memberitahukan pada mereka jika di perusahaan ini terdapat peti mati kuno yg berkunci suara. Semua karyawan pun tak pernah merasa membawa peti itu, tiba tiba peti itu berada di sana dengan sendirinya.

Seorang laki laki dengan badan tegap menjulang berjalan kearah mereka. Ia menunduk hormat saat tiba di depan Naya.  "Mari saya antar nona" katanya sopan sambil menunduk menatap bawah.

Naya memutar bola matanya malas, Alim ini memang terlewat formal jika tidak hanya berdua. "Berbicaralah dengan benar Lim, dan jangan gunakan keformalanmu itu sekarang" Ucap Naya.

"Tapi...."

"Ini perintah, dan tunjukkan padaku dimana letak peti itu berada" Alim mengangguk, ia sudah tak mampu membantah lagi jika nyonya besarnya memerintah. Ia memberikan laptop  yg ia pegang, membuka pada bagian denah.

"Pada bagian perancangan mobil, tepat di depan pintu masuk. Untuk sementara tempat itu tidak digunakan, dan perancangan diberhentikan sementara sampai anda datang dan menindaklanjuti kejadian itu" Naya mengangguk mengerti, tapi tidak dengan Rafa ia terlihat mengerutkan dahinya.

"Apa bagian perancangan itu terdapat banyak besi?" Tanya Rafa pada Alim.

Alim menggeleng,"tidak di sana hanya ada orang orang dengan keahlian merancang desain mobil, keamanan, dan kualitas. Dan  disana dikhususkan untuk orang orang kepercayaan Danaya compeny, Naya sendiri sebagai pemiliknya dan khusus untuk pimpinan art compeny "

Mereka yg tadinya melangkah mendadak berhenti. Perkataan Alim seakan benar benar  menyihir mereka. Naya  sendiri diam, sejak kapan ia bekerja sama dengan perusahaan itu? "Sejak kapan aku memutuskan bekerja sama  dengan Art compeny?" Tanya Naya dengan tatapan tajam menghunus ke manik mata Alim.

"Pak Bram sendiri yg datang dan menandatangani surat kerja sama. Saya tak bisa menolaknya, Anda tahu sendiri apa yg akan terjadi jika kita memutuskan kerja sama secara paksa" Naya mendesah pelan, karna terlalu sibuknya dia lupa meninjau sendiri setiap kantor dan perusahaannya.

Penulis Dan Tokoh Utama ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang