23(End)

57 8 0
                                    

"Tetap diam, dan jangan tutup matamu. Kita berjuang bersama disini. Jadi, jangan tinggalkan aku di saat saat kemenangan karna aku pasti akan berusaha menyusulmu"
~RafaelAditSusanto~



Rafa mengerjapkan matanya perlahan. Ia mendapati dirinya berada di sebuah lorong panjang. Rafa melihat sekeliling, lorong yg gelap  pikir Rafa.

Jauh di ujung lorong muncullah sosok perempuan, ia berjalan ke arah dirinya. Pakaiannya yg putih bersih membuat Rafa dapat mengetahui kehadirannya ditengah gelapnya lorong.

Naya..? Akh bukan dia ternyata alter gadis miliknya.

"Kau ingin kembali atau tetap di sini bersamaku?" Gadis itu menatap Rafa lembut, seolah tengah memberikannya mantra.

"Aku ingin kembali, banyak orang yg membutuhkanku di sana..." ucap Rafa yakin, ia membalas tatapan gadis itu.

Gadis itu tersenyum manis, sangat manis. Tapi setelah itu wajahnya berubah sendu

"kalau begitu kau harus melawan kenangan burukmu, kamu harus menghadapinya.." suara Alex muncul, Rafa menoleh menemukan Alex tengah menatap mereka dengan sendu.  Tatapannya selalu seperti itu.

"Tidak, aku tidak yakin..." Rafa menunduk, kenangan demi kenangan kini telah berada di genggamannya. Kini tengah berperang melawan dirinya dan menimbulkan rasa sakit yg luar biasa. Ia tidak yakin ia akan kuat melawannya sendiri.

"LEMAH! Itulah mengapa kami ada! Kau itu terlalu lemah! SANGAT LEMAH!" Leo berteriak, ia tiba tiba muncul di hadapan Rafa dengan tampang mengerikan "Kau bilang Naya adalah gadismu, gadis kesayanganmu. Lalu bagaimana kau bisa melindunginya jika kau saja selemah ini.." Rafa menunduk, yg di katakan Leo memang benar.. ia terlalu lemah.

"Kau selalu kalah dengan ku. Tapi otakmu tak pernah berfikir soal itu. Bagaimana jika aku yg akan menguasai tubuhmu selamanya? Aku pasti akan menghancurkan siapapun yg ingin mencelakakan Naya" Kara datang, ia menatap Rafa yg menunduk dengan senyum miringnya.

"Tukar posisi?" Kara mengangkat dagu Rafa kasar, ia menatap dingin Rafa. Rafa menggeleng, ia tak mau membiarkan tubuhnya dikuasai alter alter miliknya selamanya.

"TAPI KAU KURANG KUAT!. KAU LEMAH! Melawan masa lalu mu saja kau perlu kami.."

"Berdamailah dengan masa lalu, dekap semuanya Max." Gadis itu berkata dengan lembut, ia menyingkirkan tangan Kara yg memegangi dagunya. "Berdamailah, dan kau akan menjadi lebih kuat. Jadikan masa lalumu sebagai kekuatanmu." Gadis itu mengelus puncak kepalanya lembut, menyalurkan kehangatan pada dirinya.

Benar, ucapan gadis itu benar. Ia harus menjadikan masa lalunya sebagai penambah kekuatannya. Ia harus.

"Kamu bisa panggil diriku Leya" gadis itu tersenyum, ia beralih menggengam tangan miliknya dengan erat.

Rafa mengangguk ia harus bisa.

Plak! Plak!

Rafa terbangun, pipinya terasa panas. Alex melepaskan lakban yg menutupi mulutnya. Matanya melebar melihat kondisi Naya yg tertunduk dengan isakan kecil.

Rafa menoleh, ia semakin melebarkan matanya saat melihat keadaan Kayla yg terikat dengan punggung kaki yg hancur. Kayla tertunduk dengan rambut yg sama berantakannya dengan Naya.

"Kamu harus menonton nya juga kakak!" pekik Alex.

Kali ini, Alex memegang pisau. Ia menusukkannya ke tulang pipi milik Kayla.

"AGGGHHH" Kayla kembali memekik, ia menangis "bunuh saja aku.. bunuh!" Kata Kayla memohon.

"HENTIKAN! SAKITI AKU SAJA LEX!.. BUNUH AKU SAJA.." Naya memohon. Ia menangis hingga suaranya seperti akan mengilang "Lex..ku mohon.."

Penulis Dan Tokoh Utama ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang