16b

43 6 0
                                    

"Semua orang punya Rahasia, semua orang punya masa lalu, dan semua orang pasti punya sisi buruknya. Mau sebagaimanapun kita tidak menginginkannya, mereka akan tetap ada. Karna mereka sudah seperti aliran darah yg terus melekat tanpa dapat dihilangkan"

~Rafael Adit Susanto~


"Saya sebagai wakil AdiNaya Company sangat merasa bangga karna di tunjuk untuk menyampaikan---"

Bbrruukkkk

"Aaaaaaaa"
                _____________________________

Semua siswa panik, saling menjerit, hingga menangis. Semuanya tak terkendali.

Di depan sana, tepat di depan barisan siswa kelas 10 terdapat mayat seseorang yg di jatuhkan dari atap gedung tari. Di atas atap masih berdiri seseorang dengan pakaian serba hitam lengkap dengan kacamata,dan sarung tangan hitam tengah menatap ke bawah tepat ke arah para siswa.

Naya. Gadis itu masih mematung, ia hanya diam dengan tangan yg terkepal kuat. Tak lama kemudian ia segera berlari keluar barisan yg memang sudah tak beraturan. Ia berdesak desakan, terhimpit,dan terdorong tapi itu tak menyulutkan tekadnya. Ia terus berlari menerobos semuanya. Tujuannya kali ini adalah atap tari. Ia harus menangkap biang keladinya.

"RAFA! REYHAN!" Teriak Naya, ia melihat Rafa dan Reyhan yg juga tengah berlari di antara kolidor kolidor sekolah.

Naya terengah, dadanya sesak. Ia lupa jika ia benci lari. Mereka-Rafa dan Reyhan, berhenti berlari. Ini kesempatan Naya untuk menyusul mereka.

"Hu..huh..lo bukannya..nungguin..malah ditinggal..capek gue.." Nafas Naya memburu, dadanya naik turun.

"Sorry. Lo sekarang ikut gue, kita cek ruang cctv. Dan lo Rey, lo langsung ke atap. Kita bagi tugas okey?" Reyhan mengangguk mengiyakan. Ia segera berlari secepat kilat, ia harus segera mengakhiri semua ini.

Sedangkan Rafa dan Naya segera bergegas ke ruang cctv sekolah. Ia harus mengecek cctv sebelum kejadian.

Sesampainya di sana, Rafa segera membuka cctv hari. Cctv yg mengarah langsung ke ruang tari dan atap. Rafa membuka rangkaiaan kejadian dari setengah jam yang lalu. Namun di sana hanya nampak ruang tari yg kosong sebelum semuanya gelap. Cctv ruang tari dirusak dengan rapinya. Lalu Rafa beranjak ke cctv kolidor menuju ruang tari. Di sana di tampilkan beberapa siswa yg hanya lewat. Namun fokus Naya pada seorang perempuan yg Naya ketahui siapa orangnya. Setelah perempuan itu berdiri tepat di depan ruang tari lalu semuanya buram dan gelap.  Apa mungkin dia ikut campur tangan dalam masalah ini? Atau jangan jangan ia yg melakukan ini?

Naya memandang Rafa yg tengah fokus pada layar monitor di  depannya. Apakah Rafa juga berfikiran sama dengannya?.

"Kayaknya gue gak perlu njelasin semuanya deh Nay, lo udah tau apa yg gue pikirin sekarang" Rafa menoleh menatap dengan tatapan tak terbaca. Ia tahu gadis itu masih belum percaya dengan semua ini, Rafa sebenarnya juga tak percaya dengan semua ini. Tapi jika perkiraannya benar, itu sudah kenyataan bukan? Kita harus menerimanya.

"Gue gak percaya. Toh klo pun emang bener gue akan memilih tak pernah tahu--"

Ucapan Naya terpotong dengan ucapan kasar Rafa. "Lo milih gak tahu dan ngebiarin semuanya mati? Lo mau lari dari kenyataan yg nyatanya udah lo ketahui? Lo mau ngebiarin bokap lo kebunuh? Lo mau  temen lo itu jadi pendosa seumur hidup? Punya otak itu di pake jangan cuman buat pajangan. "

"Tpi Raf, itu semua bisa jadi gak bener kan? Bisa jadi emang cctv rusak waktu Dia mau ke ruang Tari, kan dia anak tari Raf.." suara Naya melemah, ia benar benar tak ingin mempercayainya. Walaupun ia juga sependapat dengan Rafa tapi..entahlah ia rasa itu bukan perbuatannya. Mungkin hanya kebetulan cctv nya rusak saat gadis masuk ruang tari untuk mengambil sesuatu di dalam. Mungkin bukan?.

Penulis Dan Tokoh Utama ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang