Diamond

624 35 5
                                    

~Yang terbaik memang tidak datang dengan cepat, tapi datang di waktu yang tepat.~

⬆⬆⬆ Natrissya  ⬆⬆⬆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⬆⬆⬆ Natrissya  ⬆⬆⬆

Kelopak matanya terbuka lebar ketika alarm di meja berbunyi mengejutkan gadis itu. Dengan malas, kedua tangannya bergerak mematikan alarm tersebut. Dia memasuki kamar mandi. Ada cermin besar di dalam. sejenak dia bercermin sambil tersenyum manis.

Trissya, gadis cantik bertubuh mungil dengan rambut panjang berwarna hitam kecoklatan. Kedua matanya bulat besar dengan manik berwarna hitam bening. Hidungnya yang mancung terpahat manis di wajahnya. Bibir kecilnya yang sedikit merekah berwarna merah muda membuat kesan imut gadis asal Indonesia itu.

Selesai mandi, gadis berusia 22 tahun itu memakai seragam berwarna biru tua berlengan pendek dengan celana panjang berwarna hitam. Dia menguncir rambutnya. Trissya bekerja sebagai pelayan mini market. Dia menaiki sepeda untuk mencapai tempat kerjanya yang berjarak 700 meter dari kontrakan tempat dia tinggal.

Sesampainya di mini market, gadis itu memakai name tag miliknya. Dengan ramah, dia menyapa para pelanggan yang datang.

Seorang gadis berjilbab yang juga pelayan mini market tersebut datang menghampirinya, "Trissya, tahu gak kamu?"

Trissya menggeleng, "Enggak."

Gadis itu memasang ekspresi berpikir, "Ya iyalah, aku belum ngomong apa-apa juga." Trissya mendengus pelan, "Ya, lagian kamu nanya 'tahu gak?'. Ya, mana kutahu, Alma."

Gadis berhijab yang bernama Alma itu tersenyum manis, "Hehe, iya juga, ya?"

Trissya memutar bola matanya, "Emangnya ada apa?"

"Tadi, aku sama Chilla dateng kesini pake taksi. Di jalan, ada korban tabrak lari. Kasihan banget," kata Alma sambil memperlihatkan ekspresi sedihnya. Trissya mengusap lengan Alma, "Jangan nangis, dong. Itu, kan,  bukan salah kamu, Alma."

Alma mengangguk pelan, "Iya, sih. Tapi, tetep aja kasihan. Dia dibawa ke rumah sakit sama ambulans yang telat datengnya."

Seseorang menepuk bahu mereka berdua. Sontak saja mereka berdua terhenyak dan menoleh. Wanita cantik itu melihat pada Alma dan Trissya bergantian.

"Ini masih jam kerja, cantik. Kalian lanjutkan pekerjaan," kata wanita itu. Seketika kedua gadis itu kembali beraktivitas sambil mengangguk hormat.

Alma tersipu malu, "Maaf, Bu Tari."

Bu Tari, yang mengolah mini market tersebut hanya tersenyum maklum lalu kembali ke ruangan pribadinya. Trissya menyikut lengan Alma, "Kamu, sih, ngajakin orang ngomong terus."

Seorang gadis muda menghampiri mereka berdua. Tertera nama Chilla di name tag yang dipakainya.

"Kak Alma, Kak Trissya, bantuin beresin rak ini, dong."

DRUCLESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang