Ambisi Qwella

309 19 0
                                    

Mohon FOLLOW, VOTE, COMMENT, ya. Hanya itu saja. Terima kasih.

~Akan ada saatnya... aku menjadi ibu dan kau menjadi ayah dalam keluarga yang berbeda.~
♥♥♥

Setelah hari mulai gelap, Trissya dan Raefal memilih kembali ke rumah. Sesampainya di ambang pintu, Raefal terhuyung sambil memegang dadanya. Trissya yang berjalan lebih dulu menoleh. Dia menghampiri Raefal dan membantunya berjalan.

"Kamu gapapa?"

Raefal menggeleng sambil mengangkat tangannya. Gadis itu membawa Raefal ke kamar dan menidurkannya. Trissya menuangkan air ke dalam gelas. Raefal memperhatikan tubuh Trissya dari belakang. Kemudian pria itu menggeleng.

Sial, aku butuh energi manusia sekarang juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sial, aku butuh energi manusia sekarang juga.

Trissya memberikan gelas itu pada Raefal. Namun, pria itu mencengkram lengannya.

"Tidurlah, kunci kamarmu."

~

Qwella menutup rapat matanya. Buliran bening itu menetes lewat sudut matanya. Dia menangis.

"Qwella, kamu terlahir sebagai gadis cantik. Jika kamu bisa menaklukan hati pangeran Raefal, maka kecantikanmu tidak akan pudar. Kamu juga akan abadi."

Gadis muda itu menatap peramal tua di depannya, "Kenapa harus pangeran Raefal?"

Peramal tua itu mengusap jenggotnya, "Dia terlahir dengan kekuatan menyembuhkan yang cocok dengan kekuatan air milik kamu. Tapi ingat, dia juga bisa mengendalikan petir. Kamu tahu, air dan petir sangat tidak cocok."

Qwella mengangguk paham.

"Kamu punya pengendalian pikiran yang bisa mengendalikan hatinya untuk mencintai kamu. Dengan begitu, kamu akan abadi di dunia drucless."

Qwella pertama kali bertemu dengan Raefal di istana Baltazar. Saat itu Qwella menjadi tamu kerajaan untuk menjadi seorang penari. Raefal sama sekali menoleh padanya. Pria itu tidak terpesona dengan kecantikan Qwella. Sementara Daeriel sebaliknya, pria itu tertarik pada Qwella.

Ketika Raefal dan Qwella berpapasan, gadis itu mengubah warna matanya menjadi putih bening. Warna mata Raefal juga berubah. Qwella tersenyum penuh kemenangan. Dia menyentuh dada Raefal dan mendekat kemudian mengecup bibir pria itu dengan lembut.

"Ingat, hanya Qwella, wanita yang ada dipikiranmu," bisik gadis itu. Tanpa dia sadari, Daeriel mengawasi mereka dikejauhan. Pria itu tersenyum, "Kemampuan sama kayak gue. Menarik juga."

DRUCLESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang