Daeriel Amzar Zeroun

282 21 0
                                    

~Pergi tidak selamanya sakit, karena bertahan tidak selamanya indah.~
♥♥♥

Suara gemuruh air terjun di tengah-tengah hutan drucless membuat suasana malam itu semakin lengkap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara gemuruh air terjun di tengah-tengah hutan drucless membuat suasana malam itu semakin lengkap. Trissya melihat sungai besar itu di depannya. Raefal bilang, sungai itu adalah mata air suci yang merupakan sumber kehidupan para drucless. Meskipun sungainya sangat besar, aliran airnya tidaklah deras. Jutru tampak tenang dan dangkal. Hanya air terjunnya yang deras.

Raefal membuka pakaiannya. Trissya terkejut. Dia segera membalikkan badannya membelakangi Raefal.

"Dasar tidak punya malu," gerutu Trissya pelan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dasar tidak punya malu," gerutu Trissya pelan.

Raefal menoleh pada Trissya, "Kenapa balik badan? Kamu, kan, pernah ngeliat aku gak pake baju sebelum ini?"

"Diamlah! Aku sudah melupakan kejadian itu!" Gerutu Trissya tanpa bergeming. Raefal tertawa. Pria itu masuk ke air.

"Trissya, ayo kesini!" Seru Raefal. Gadis itu menoleh dan melihat Raefal sudah berada dalam air setinggi dadanya. Trissya menghampiri dan menyentuh air itu. Terasa hangat di kulitnya.

"Buka bajunya buka," kata Raefal. Gadis itu mendelik kesal sambil turun tanpa mau melepaskan pakaiannya.

"Sini!" Seru Raefal. Gadis itu menggeleng, "Kamu lagi gak pake baju. Aku gak mau deketin kamu."

Raefal tertawa.

Setelah bersentuhan langsung dengan air sungai, Trissya merasa tubuhnya lebih bertenaga. Trissya melihat bulan yang berubah warna menjadi jingga pudar. Gadis itu mengerutkan dahinya.

"Siang telah tiba," gumam Raefal.

Trissya melihat pohon-pohon besar itu mengecil dan tampak normal. Rerumputan juga berubah menjadi pendek. Bunga-bunga kecil bermekaran. Suara-suara aneh hewan malam sudah menghilang, berganti dengan suara merdu dari burung-burung yang datang dan hinggap di ranting-ranting pohon. Suhunya juga terasa sedikit lebih hangat.

Trissya menjerit ketika ada banyak ikan yang melompat-lompat di sekitarnya. Raefal berenang mendekatinya.

"Jangan mendekat!" Trissya memberikan peringatan sambil menunjuk pria itu. Raefal tidak mendengarkannya. Dia tetap mendekat dan menunjukkan ikan-ikan yang berwarna unik itu. Warna yang belum pernah Trissya lihat sebelumnya.

DRUCLESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang