Ibuku

215 20 3
                                    

~Accept the situation and move on.~
♥♥♥

"Hhh... Natrissya...."

Trissya menangis dalam kungkungan Daeriel. Semalaman pria itu memperlakukannya dengan kasar. Tidak ada kesempatan tidur, meskipun malam telah berlalu. Jerit tangisnya tidak dipedulikan. Ini bukan pertama kali Trissya melakukannya. Tapi, karena tubuhnya kembali menjadi seorang gadis, otomatis dia merasakan lagi sakitnya berhubungan pertama. Apalagi Daeriel melampiaskan hasratnya yang tertunda lama pada Trissya.

Daeriel tidak berniat melepaskan Trissya dari dekapannya. Wanita itu sedikit bergerak untuk membelakangi Daeriel. Dia masih menangis tanpa suara. Tubuhnya benar-benar sakit semua. Trissya merasakan napas Daeriel yang teratur menerpa tengkuknya. Pria itu tertidur rupanya.

Trissya memegang tangan Daeriel yang melingkar di perutnya. Wanita itu menyingkirkan tangannya Daeriel dengan hati-hati. Dia bangun untuk turun dari tempat tidur. Namun, tangan Daeriel bergerak menarik tubuh Trissya kembali ke pelukannya. Trissya meringis sembari memegang perutnya.

"Mau kabur?" Tanya Daeriel tanpa membuka matanya. Trissya menahan tangan Daeriel yang mengeratkan pelukannya. Daeriel membuka matanya. Dia menatap punggung polos Trissya.

"Selangkah saja kamu pergi, aku akan mencekikmu," ancam Daeriel, "Dua langkah, aku akan menggigitmu."

Trissya mengalah. Percuma saja melawan pria sialan itu.

"Tidur," kata Daeriel sembari menutup kembali kedua matanya.

Bagaimana caranya tidur? Tubuhku sakit semua! Ini karena kamu, brengsek! Batin Trissya menjerit. Daeriel membuka matanya lagi, "Kalo kamu gak berontak, kamu gak bakalan kayak gini."

Trissya terkejut mendengar ucapan Daeriel. Dia berpikir, kok, dia tahu pikiranku? Jangan-jangan dia bisa baca pikiran.

Daeriel tersenyum kemudian menutup matanya. Trissya menyingkirkan tangan Daeriel. Lagi-lagi pria itu membuka matanya. Trissya bangkit sambil meringis pelan.

"Aku sudah memperingatkan kamu," ucap Daeriel. Trissya tidak mau mendengarkan ucapan Daeriel. Dia melangkahkan kakinya. Namun, tubuhnya terhuyung ke depan dan dia jatuh tersungkur ke lantai.

Di luar dugaan. Sakit di tubuh Trissya membuatnya tidak bisa menggerakkan kedua kakinya. Trissya menangis tertahan. Daeriel bangkit dan melihat Trissya yang ngesot di lantai.

Pria itu melihat darah yang mengalir dari selangkangan Trissya. Ada rasa iba di hatinya, mengingat itu adalah perbuatannya. Pria itu bangkit menghampiri istrinya. Dia mengangkat tubuh Trissya dan merebahkannya ke tempat tidur.

"Pelayan akan datang membersihkan tubuh kamu," ucap Daeriel kemudian berlalu.

Trissya menangis sejadi-jadinya. Dia memeluk tubuhnya sendiri. Sampai-sampai dia terlelap tidur.

Beberapa saat kemudian, pelayan datang. Seperti apa yang dikatakan Daeriel, para pelayan itu memandikan tubuh Trissya.

~

Wanita itu hanya bisa duduk melamun di jendela. Dia menatap langit drucless yang cerah, berbanding terbalik dengan perasaannya. Dia merindukan Raefal.

Laureen mengintip dari pintu kamar ayahnya. Dia memperhatikan Trissya yang sedang melamun. Gadis kecil itu ingin mendekati Trissya. Namun, Laureen merasa jika Trissya tidak menyukainya, sama seperti yang lain.

Merasakan kehadiran seseorang, Trissya menoleh ke pintu. Laureen segera bersembunyi. Padahal Trissya sudah melihat keberadaannya. Wanita itu kembali menatap langit tanpa memperdulikan keberadaan Laureen.

DRUCLESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang