Choose

247 14 0
                                    

~Aku gak mau jadi nomor satu. Tapi, aku mau jadi satu-satunya.~
♥♥♥

Hari di dunia manusia berjalan begitu cepat.

Trissya dan Raefal memperbaiki hubungan mereka. Keduanya semakin dekat dan semakin besar saja perasaan yang tumbuh diantara mereka. Raefal tidak lagi melakukan hal buruk pada Trissya. Jika dia kehilangan energi, gadis yang dia cintai siap memeluknya. Raefal tinggal di rumah Trissya tanpa ada yang tahu, termasuk Lisna. Pria itu akan menghilang jika ada orang yang datang. Kalau tidak, waaahhh... bisa-bisa warga ngamuk. Tapi, tenang aja. Mereka gak ngapa-ngapain, kok.

Raefal sering membantu Trissya menggembala kambing di padang rumput. Emm... seperti pasangan yang bahagia.

Jangan iri, ya.

Tapi, Qwella gak dengerin penulis. Dia cemburu melihat kebersamaan Raefal dan Trissya. Dari mana dia bisa melihat Raefal dan Trissya?

Jangan tanya, cari aja jawabannya sendiri. Ya, namanya juga drucless, lah.


Qwella menghampiri suaminya. Dia melemparkan semua benda-benda ke lantai hingga pecah. Daeriel menoleh padanya.

"Ada angin dari mana? Kenapa kamu marah-marah begitu?" Tanya Daeriel sambil menoleh heran pada istrinya. Qwella menghentakkan kakinya ke lantai, "Aku mau perempuan dari bangsa manusia itu menderita! Aku gak rela lihat dia sama Raefal!"

"Perjanjian kita, kan, setelah bayi ini lahir. Tinggal beberapa bulan lagi, bersabarlah," ujar Daeriel.

Qwella mendengus kesal, "Kamu gak tahu, gimana rasanya bawa dua badan. Sekali aja kamu jadi aku!"

"Qwella, bisakah kamu bersikap sedikit keibuan? Semua wanita yang mengandung pasti merasakan hal yang sama." Daeriel berusaha bersabar dan menenangkan wanita itu.

"Aku cape! Kamu pikir, dua tahun itu waktu yang singkat?!"

"Qwella, jika kamu seperti ini terus, aku batalin perjanjian yang udah kita rencanain!" Ancam Daeriel dengan ekspresi kesal.

Qwella membelakangi pria itu sambil melipat kedua tangan di depan dada, "Kalo rencana kamu dibatalin, aku akan melakukannya dengan rencanaku sendiri. Perempuan itu akan aku bunuh."

Daeriel terbelalak. Dia segera berjalan ke hadapan Qwella, "Sebelum kamu membunuh Trissya, aku akan membunuh Raefal lebih dulu."

"Kamu gak boleh bunuh Raefal! Kalo Raefal mati, aku juga mati!" Teriak Qwella panik. Daeriel mengerutkan dahinya bingung. Wanita itu segera berbalik membelakangi Daeriel.

"Apa maksud kamu? Kenapa kamu bakalan mati, kalo Raefal mati?" Tanya Daeriel. Wanita itu menggeleng, "Ya, karena aku memang sangat mencintainya, jadi... aku bisa mati kalo lihat dia mati."

Daeriel menarik bahu Qwella agar menatap padanya, "Katakan apa maksudmu? Sebenarnya apa tujuan kamu yang sebenarnya?!"

Qwella menepis tangan Daeriel, "Minggir."

Wanita itu berlalu pergi meninggalkan Daeriel dalam bingung.

~

Pagi telah tiba di dunia manusia.

Trissya mengembala kambing seperti biasa bersama Raefal. Dia melihat pria itu sedang mengejar salah satu kambing yang mau kabur. Trissya tertawa kecil karena tingkah konyol Raefal.

DRUCLESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang