"Unghh." Pagi ini aku terbangun cukup siang, kurasa jam sudah menampilkan sekitar pukul setengah enam pagi. Bisa dilihat pula dari sinar matahari pagi yang mulai memancarkan sinarnya melalui sela-sela jendela kamarku.
Tanpa pikir panjang aku segera bangun lalu mulai mengikat rambutku asal. Tujuanku sekarang adalah ke kamar mandi untuk mencuci wajahku dan tentu saja untuk memakai pelembab wajah agar wajahku tetap awet muda. Dengan langkah gontai, aku mulai membuka kenop pintu dengan perlahan.
Setelahnya aku masuk dan mulai membasuh wajahku dengan pelan dan tentu saja tak lupa dengan pelembab wajah. Setelah kurang dari waktu lima belas menit, aku memutuskan untuk keluar kamar mandi lalu segera membereskan tempat tidurku.
"Ck, pasti dia sudah pergi lagi untuk ke yang seratus kalinya. Padahal kami baru satu minggu menikah. Dasar gila!"
Ketika mendapat pemikiran seperti itu, aku sontak saja langsung tersadar. Dan segera memukul kepala ku sendiri dengan cukup kuat dan menimbulkan suara yang cukup terdengar keluar.
Tak!
"Ooh! Ayolah! Chou Tzuyu! Ingat bahwa kalian menikah hanya karena sebatas urusan bisnis Ayah dengan Ayah nya! Tidak lebih! Lagipula, siapa yang akan tertarik dengan-ku ini." Berkali-kali aku berkata kepada diriku sendiri bahwa kami menikah hanya karena urusan bisnis! Yap, hanya bisnis. Menyedihkan bukan?
Tok! Tok!
"Nyonya? Apakah Nyonya baik-baik saja?" Suara yang sangat terdengar familiar di telingaku. Setelah tersadar akan siapa pemilik dari suara tersebut, aku langsung berlari dan membuka cepat pintu kamar.
"Ah! Ahjuma Lee! Good Morning!" sapaku lesu sembari memeluknya, dan tentu saja yang dibalas hangat olehnya.
"Nyonya ada apa? Nyonya terlihat murung sekali, ingin saya buatkan sup ayam untuk Nyonya?" Ahjuma Lee mulai menawarkan dan dibalas gelengan kecil dariku.
Tak lama kemudian aku pun melepaskan pelukan ku padanya, dan mulai melihat ke sekeliling sudut ruangan di rumah ini. Benar sekali, dia sudah pergi dari bumi. Huh, dasar! Lelaki dingin tidak berperasaan! Bisa-bisanya aku jatuh cinta padanya yang memang sudah berstatus suami dariku satu minggu yang lalu.
"Nyonya? Apakah Nyonya mencari Tuan?" Pertanyaan Ahjumma Lee sontak membuatku menoleh kearahnya yang sedang tersenyum menggoda.
"Eoh? T-tidak! Tentu saja tidak! Untuk apa aku mencari lelaki dingin dan tidak berperasaan itu? Sia-sia saja waktuku." gerutuku sembari menggenggam tanganku sendiri dengan erat dan menunduk kebawah.
"Apa Nyonya yakin? Aneh sekali, mengapa saya tidak perca--" Tiba-tiba saja Ahjumma menghentikan kalimatnya dan tentu membuatku cukup bingung.
Segera kutatap wajah Ahjumma yang telah berubah 360°. Wajahnya terlihat takut dan kaku. "Sa-saya izin untuk memasak di dapur Nyonya, permisi!" Ahjumma Lee dengan gugup membungkukan tubuhnya sembari berjalan kearah dapur yang berada di lantai utama. Ia berlari melewati beberapa anak tangga yang dibilang cukup banyak, karena kamarku terletak di lantai empat.
"Yak! Ada apa dengan Ahjumma? Mengapa dia terlihat begitu ketakutan? Padahal aku hanya membicarakan lelaki dingin yang--""
"--Tidak berperasaan?"
Mwo? Suara yang terdengar familiar untuk-ku. Namun, sialan! Aku memang tahu siapa pemilik suara bariton tersebut. Dia Jeon Jungkook, suami ku yang terkenal dingin, berwajah datar serta yang mendapatkan gelar sebagai manusia yang sama sekali tidak berperasaan di muka bumi ini olehku.
Tubuhku seketika membeku, terlalu takut untuk membalikkan tubuh.
Ingin rasanya aku berlari namun, kaki ku seakan terasa mati rasa. Dasar kaki yang tak bisa diajak ber-kompromi! Sialan, persetan, brengsek! Siapapun tolong!
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐳𝐮𝐊𝐨𝐨𝐤 𝐒𝐡𝐨𝐫𝐭 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲
RandomWith Mature Content [🔞+] ___________________________________________________ Ini hanyalah sebuah cerita, berbagai tema yang menyuguhkan dua orang insan manusia. Tidak ada maksud lain dalam berkata, namun hanya menuangkan sedikit pemikiran besar unt...