Bagi Chou Tzuyu, seorang gadis yang menyatakan perasaannya terlebih dahulu kepada pemuda idaman-nya adalah hal yang wajar. Ia tahu memang, banyak orang beranggapan bahwa hanya pemuda saja yang dapat memastikan sebuah hubungan. Nyatanya? Apabila kita tidak bertindak, maka pemuda yang kita sukai tidak akan tahu perasaan yang kita miliki untuk-nya. Alhasil? Ia bisa saja memilih gadis lain.
Dan untungnya hal itu tidak terjadi kepada Chou Tzuyu, gadis periang yang memiliki darah asli Taiwan itu tersenyum dengan sangat amat manis. Tangan kirinya sibuk menggendong sebuah tas dengan satu selempang, sedangkan tangan kanan-nya? Ia apitkan pada lengan kekar sang kekasih--Jeon Jungkook.
Jungkook sendiri adalah seorang ketua OSIS sekaligus ketua Basket di sekolah mereka. Dan hal itu terkadang membuat Tzuyu merasa cemburu, terlebih dimana banyak para siswi yang menyandang status sebagai penikmat wajah tampan si pemuda Jeon.
"Jungkook? Bisakah kita berjalan lebih cepat?" gerutu Tzuyu yang membuat Jungkook menoleh ke arah dirinya. "Bahkan kita sudah berjalan dengan cepat, rubah manis."
"Haish, ayo berlari saja! Aku tidak ingin membagi wajah tampan-mu itu pada mereka semua. Tidak terima atau apa sehingga melihatmu seperti itu? Mereka sadar bukan aku kekasihmu selama ini? Sadar tidak?"
Ingin rasanya Jungkook tertawa, namun ia urungkan sebab Tzuyu akan menjadi lebih marah karena dirinya telah mengumbarkan garing lengkungan yang amat manis dan sontak membuat wajahnya dua ribu kali lebih tampan. Banyak yang mengatakan bahwa Jungkook itu siswa Korea blasteran dengan Surga.
"Ayolah, kumohon?" pinta Tzuyu sambil mengeluarkan puppy eyes-nya. Dan tentu saja, Jungkook benar-benar tidak kuat menanggapi. Sebab itu ia menarik tangan Tzuyu untuk berlari menuju kelas mereka.
Berlari tentu membuat jarak antara lobby dan kelas terasa begitu dekat. Jungkook dan Tzuyu masuk lalu duduk di kursi mereka masing-masing. Berkumpul dengan anggota kelompoknya, TWICE dan BTS yang memiliki arti Bangtan Sonyeondan.
"Selamat pagi, jagoan BTS! Bagaimana kabarmu pagi ini, Jeon?" tanya Kim Namjoon, selaku leader atau ketua dari geng mereka. Sedangkan untuk Tzuyu? Ia pasti sibuk membicarakan berbagai macam fashion dengan teman-temannya.
Pemuda Jeon itu menghela nafas perlahan. "Seperti biasa, Hyung. Dia membuatku bertambah gemas kala aku diperhatikan oleh banyak orang terutama para siswi yang mengantri di pinggiran lobby demi melihat ketampanan-ku ini."
"Kata siapa?" sahut Kim Seokjin, mendengar hal itu Jungkook hanya mendelik. "Lagipula hanya aku yang tampan."
Jung Hoseok berdecak. "Kata siapa kau itu tampan, Hyung?"
"Nayeon."
Jungkook hanya terdiam menanggapi pertengkaran kecil dari kedua teman bodohnya ini. Ia melirik kearah Kim Taehyung yang sama sibuknya memandangi sang mantan kekasih yang tengah mengobrol bersama dengan teman-temannya, termasuk Chou Tzuyu. Si pria Kim yang menyadari tatapan Jungkook pun menoleh. Ia tersenyum tipis lalu menepuk-nepuk pundak Jungkook.
"Jika Tzuyu protective padamu, itu artinya dia sangat menyayangimu. Dan tidak mau kau berpindah hati darinya, saranku jangan pernah merasa tidak nyaman bahkan sampai bosan. Saat ia sudah tidak ada di sisi kita lagi, rasa itu akan hilang memudar. Kita merasa amat bebas karena tidak dihengkang, namun? Setelah mempunyai kebiasaan unik yang dibuat oleh kekasih, jangan memintanya untuk berhenti Jungkook--"
"--Aku bahkan menyesal telah menyia-nyiakan Sana dahulu."
Jungkook mengerjapkan kedua matanya polos. "Ini benar kau? Kim Taehyung? Yang dikenal pembuat onar itu, bukan?"
Bugh!
Sebuah pukulan diterima Jungkook tepat di punggung-nya. Pemuda itu meringis lalu terkekeh pelan menanggapi respon Taehyung. Siapa yang tidak tahu masalah pemuda Kim dengan gadis asal Jepang yang menjadi salah satu teman kekasihnya tersebut? Mungkin saja berita putusnya hubungan mereka sudah diketahui satu sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐳𝐮𝐊𝐨𝐨𝐤 𝐒𝐡𝐨𝐫𝐭 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲
RandomWith Mature Content [🔞+] ___________________________________________________ Ini hanyalah sebuah cerita, berbagai tema yang menyuguhkan dua orang insan manusia. Tidak ada maksud lain dalam berkata, namun hanya menuangkan sedikit pemikiran besar unt...