The Best Thing I Ever Did

1.5K 118 30
                                    

Bulan Desember, bulan terakhir dalam pertahunan. Di setiap tanggal 15, Chou Tzuyu selalu datang ke Namsan Tower, Korea Selatan. Dimana ada sebuah pepatah yang mengatakan apabila ia mengaitkan sebuah gembuk cinta di salah satu tempatnya akan membuat hubungan mereka lancar.

Namun rasanya pepatah tidak selalu benar, Kim Taehyung--kekasihnya selama lima tahun ini harus rela menikah dengan sahabat Tzuyu sendiri sebab perjodohan mereka. Minatozaki Sana berulang kali menemui Tzuyu dalam keadaan terisak, ia benar-benar menyesal telah menerima semuanya.

Untungnya, Tzuyu memaklumi jika ia dan Taehyung belum tentu berjodoh walau sudah menghabiskan waktu bersama selama lima tahun lamanya. Tzuyu bahkan sudah mencoba merelakan walau hal itu sulit, hari ini ia sudah menghitung bertepatan dengan tiga bulan setelah pernikahan keduanya.

"Aku harus mencoba untuk melupakanmu, Taehyung-Ssi. Harus dan harus, kau harus ingat baik-baik Chou Tzuyu! Jika Tuhan belum mengizinkan, sebesar apapun usahamu untuk mengubah jalan takdir tidak akan pernah bisa terca--"

Duk!

"Yak! Kau bisa melihat tidak?"

Tzuyu terbangun lalu menatap pria di hadapannya dengan kesal, ia membersihkan beberapa kotoran yang menempel di pakaian-nya. Sedangkan pemuda itu hanya menatapnya dengan aneh. Belum sempat Tzuyu kembali berbicara, ia sudah pergi tanpa mengatakan apapun. "Gila!"

Gadis yang kini berusia dua puluh tiga tahun itu memutar bola matanya dengan malas. Sesekali Tzuyu juga membersihkan pakaian-nya yang sempat ternoda saat terjatuh tadi. Namun, tatapan gadis itu kini terjatuh pada sebuah memori card yang tampaknya milik si pemuda tadi.

Awal niat Tzuyu tidak ingin membantu dan hanya meninggalkan benda berukuran kecil tersebut diatas trotoar, namun rasanya ia seperti diperhatikan jika berbuat hal-hal yang dapat merugikan orang lain walau bukan sebab dirinya. Karena itulah, Tzuyu kemudian mengambil benda tersebut lalu berlari untuk menghampiri si pemuda tadi.

Tzuyu benar-benar bersyukur kala dapat menemui pemuda itu lagi, gadis itu mendekat perlahan dan kemudian ia terpaku. Jika dilihat-lihat, pemuda itu tampan juga. Dengan tubuh tegap, dada yang bidang, wajah tampan, rahang tegas, dan tentunya banyak cetakan-cetakan di tubuh kekarnya. Ia sibuk memotret berbagai pemandangan.

Hingga, atensinya mengarah pada Tzuyu yang menatapnya canggung. Untuk kemudian ia memasukkan kamera milik-nya ke dalam tas, pemuda itu mendekat yang membuat Tzuyu berangsur mundur. "Hei! Kau adalah gadis yang mengatakan bahwa aku gila, bukan?"

Dengan decakan malas Tzuyu mengambil tangan pemuda tersebut lalu memberikan memori card tadi di telapak tangan-nya. Tidak ingin berlama-lama, Tzuyu segera berbalik badan dan hendak pergi jika saja suara bariton itu tidak memintanya berhenti sejenak.

"Tunggu, ini milik-ku. Darimana kau mendapatkan-nya? Atau jangan-jangan kau mencurinya dariku? Ayo mengaku!"

Amarah Tzuyu tentu saja tersulut, ia dengan sigap kembali menghadap pemuda tersebut lalu memberikan tatapan tajam dan menusuk jika boleh dibilang.

"Apa yang kau bilang, tadi? Aku mencurinya darimu? Oh, maaf saja Ahjussi tua! Justru aku dengan baik hati mau memberikan benda kecil itu padamu. Aku menemukan-nya di trotoar tadi, seharusnya kau mengucapkan terima kasih! Dasar tidak tahu malu!"

"Oh, begitu ternyata."

Ia sedikit menghela nafas lalu mengusap tengkuknya canggung. Sedang Tzuyu berdiri dan menatapnya dengan malas. Sampai akhirnya, pemuda itu menyodorkan tangan dengan senyuman manis sehingga sebuah gigi kelinci nampak di wajah tampan-nya. Untuk sekali lagi, Tzuyu terpesona.

"Namaku Jeon Jungkook, kau bisa memanggilku Jungkook. Aku seorang Direktur utama di perusahaan keluargaku, aku minta maaf jika sudah menuduhmu yang tidak-tidak tadi."

𝐓𝐳𝐮𝐊𝐨𝐨𝐤 𝐒𝐡𝐨𝐫𝐭 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang