Sebuah mobil Lamborghini Veneno memasuki halaman rumah kediaman keluarga Fonseint. Ans segera memarkirkan mobil sport nya di garasi.
"Turun." Perintah Ansgara pada Sasha.
Sasha mengangguk dan segera turun dari mobil Ansgara. Sasha berjalan mengikuti Ansgara menuju pintu utama kediaman Fonseint. Saat masuk mereka di sambut oleh kedatangan salah satu pekerja di rumah tersebut.
"Eh, den Ans udah pulang?" Sapa Bi Inah.
Ansgara menjawab dengan anggukan dan tersenyum sedikit."Ini siapa den?" Tanya Bi Inah lagi.
Belum sempat menjawab pertanyaan yang di tujukan padanya, gadis yang berada di sebelahnya sudah angkat bicara.
"Sasha pacarnya Bi." Jawab Sasha seraya tersenyum menunjukkan deretan gigi putihnya.
"Bu---" Lagi-lagi ucapan Ansgara kembali di sela.
"Oh pacarnya, neng geulis cantik pisan atuh. Sebelumnya teh si aden belum pernah bawa pacar ke sini." Bi Inah menjelaskan dengan semangat.
Sementara Ansgara hanya memijat pelipisnya pelan.
"Sasha yang pertama dong Bi?"
Belum sempat Bi Inah menjawab, sebuah suara datang dari dalam rumah.
"Siapa Bi?" Tanya seorang wanita paruh baya yang kini sudah berada di samping Bi Inah.
"Den Ans nyonya." Ucap Bi Inah, kemudian berlalu menuju dapur.
Ansgara segera menyalami tangan wanita itu setelahnya Sasha turut pula menyalami wanita paruh baya yang tengah menatapnya penasaran.
"Bang, ini siapa?" Tanya Siska
"Kenalin Tante, Sasha pacarnya Kak Ans." Ucap Sasha mengenalkan diri.
Ansgara yang mendengar itu hanya memutar bola matanya malas. Pasrah. Biarlah gadis itu melakukan semaunya. Ia terlalu malas untuk meladeni saat ini.Siska terkejut mendengar jawaban Sasha. Namun, dia kembali menormalkan ekspresi kemudian tersenyum menatap Sasha.
"Sasha panggil bunda saja ya." Kata Siska.
"Iya Bun--da." Ucap Sasha kikuk.
"Abang, kita makan siang yuk. Ajak Sasha sekalian. Kita makan bareng." Ucap Siska.
Ansgara mengangguk mengiyakan, kemudian menggenggam tangan kiri Sasha dan membawanya menuju meja makan. Siska yang melihat hal itu tersenyum lebar.
Dia senang anaknya perlahan mulai melupakan masa lalunya. Dia yakin bahwa Sasha adalah orang yang tepat berada di samping anaknya, dan ia juga yakin gadis riang itu tak akan mengecewakan anaknya. Siska berjalan menuju meja makan.
Setelah bergabung dengan Ansgara dan Sasha, mereka memulai makan siangnya. Namun, sebelum makanan tersebut masuk ke dalam mulut Sasha menyela.
"Bunda, kita berdoa dulu." Ucap Sasha.
Siska dan Ansgara seketika saling tatap. Pasalnya, mereka sudah lama tidak melakukan kebiasaan wajib sebelum makan tersebut. Ya, sebelum kejadian itu terjadi. Dimana mereka mulai melupakan segala kewajiban mereka untuk mengucap syukur kepada Tuhan.
"Biar Sasha aja yang pimpin doa-nya." Lanjut gadis itu lagi seraya melipat kedua tangan dan menutup mata.
Siska dan Ansgara pun kemudian melakukan hal yang sama seperti yang Sasha lakukan. Selesai dengan doa-nya, mereka makan siang dengan hening.
****
Saat ini Sasha dan Ansgara sedang duduk bersama di sofa ruang keluarga menghadap sebuah televisi besar. Ansgara sedang fokus dengan gadgetnya. Sedangkan Sasha sibuk mengganti ganti channel TV dengan remote di tangannya. Namun, Sasha tidak menemukan film kartun kesukaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Innocent Girl {Completed} ✔✔
Teen FictionBLURB: Ada yang berusaha meraih agar dapat memiliki. Ada yang memiliki dan berusaha untuk bertahan. Dan, Ada yang bertahan, lalu lelah, kemudian memilih untuk melepaskan. ~Shasa Audrey Regatta ~ Silahkan di baca, siapa tau suka. Follow IG : Frisk...