Part 19 : Terimakasih Leon

101 22 0
                                    


Mata yang semula terpejam kini perlahan terbuka. Sasha akhirnya sadar dari pingsannya. Ia mendudukkan diri dan mengamati sekeliling. Ini ruang UKS.

"Ssshhh..." Sasha meringis pelan sambil mengusap pipinya bekas tamparan Lily yang terasa sakit. Tapi sakit yang di rasakannya sekarang tidak sebanding dengan sakit hatinya akibat perkataan Ansgara tadi.

Matanya tertuju pada Leon memejamkan mata di kursi yang ada di sana. Sasha bingung kenapa Leon bisa ada di sini? Setahunya sebelum pingsan ia bersama Zellen.

Leon yang merasakan pergerakan pun segera membuka mata.

"Lo udah sadar?" tanya Leon di balas Sasha dengan anggukan singkat.

"Leon kok bisa di sini?" tanya Sasha balik.

"Gue yang bawa lo ke sini." Jawab Leon menyunggingkan senyum.

"Terus Zellen dimana sekarang?"

"Dia udah gue suruh masuk kelas." Sementara Sasha hanya ber oh-oh ria.

"Lo tadi kenapa? Terus kenapa muka lo memar gitu?" Leon menyentuh wajah Sasha yang memerah.

"Ssshhh, Leon pipi Sasha sakit." Ringis Sasha.

"Sorry." Leon pun melepaskan tangannya dari wajah Sasha.

"Kenapa muka lo bisa kayak gini?" Leon kembali bertanya.

"Ehm, Leon Sasha lapar. Beliin Sasha makanan dong, nanti uangnya Sasha ganti." Sasha sengaja mengalihkan pembicaraan.

Leon terkekeh mendengar permintaan Sasha. Ia tau bahwa gadis itu tak mau memberitahukan apa yang sebenarnya terjadi. Tapi ia tidak mempermasalahkannya.

Leon berdiri dari tempatnya dan segera pergi dari ruang UKS membelikan makanan untuk Sasha.

***

Ansgara saat ini sedang berada di kelas bersama Lily. Setelah kejadian tadi Ansgara berniat membawa Lily ke UKS dan menyuruhnya untuk berganti pakaian dan pulang saja. Tapi gadis itu menolak.

Ansgara menurut saja. Akhirnya mereka berdua sekarang ini berada di kelas dengan Lily yang terus mengajaknya bicara. Sementara Ansgara yang tidak terlalu fokus mendengar cerita Lily hanya menjawab seadanya saja seperti deheman atau anggukan kepala. Respon singkat yang di berikan Ansgara tidak sedikit pun menurunkan semangat Lily untuk terus mengoceh.

Pikiran Ansgara saat ini hanya tertuju pada Sasha. Ada apa dengan gadis itu? Kenapa gadis itu tega berbuat kasar pada Lily? Mungkinkah itu sosok Sasha yang sebenarnya? Hatinya berkata bahwa Sasha bukanlah gadis seperti itu. Namun, fakta yang terpampang di hadapannya sangat berbanding terbalik. Walaupun Ansgara tidak melihat keseluruhan kejadiannya, tapi keadaan Lily tadi sudah cukup untuk membuatnya percaya.

"Ans kamu tau gak Sasha selalu bully aku kalo deketin kamu. Untung saja tadi kamu datang. Coba kalau kamu gak datang, gak tau deh apa yang bakal terjadi sama aku." Lily memulai dramanya lagi.

"Gue baksl jagain lo. Untuk sementara waktu, jangan jauh-jauh dari gue." Ucap Ansgara menenangkan.

Lily berbinar mendengar perkataan Ansgara. Inilah yang dia inginkan. Membuat Ansgara di sisinya seperti dulu lagi.

Innocent Girl {Completed} ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang