Part
Beberapa hari kemudian.
Sasha saat ini sedang berada di kantin bersama Zellen. Ia saat ini tengah memperhatikan Ansgara yang berada di meja tak jauh dari meja Sasha dengan Lily yang setia berada di sampingnya. Pemandangan tersebut membuat Sasha mendengus kesal.
"Dasar." Umpat Sasha pelan.
Ia memang tidak bisa mendekati Ansgara saat ini. Zellen melarangnya, sahabatnya itu berkata bahwa Sasha sekarang terlalu asik dengan Ansgara sampai tak memiliki waktu lagi untuknya.
Jadi, Zellen meminta Sasha untuk makan bersama saat bel istirahat sekarang ini. Shasa hanya pasrah karena yang di katakan sahabatnya itu memang benar.
Zellen yang sedari tadi memanggil Sasha tidak mendapat sahutan, karena Sasha sedang sibuk memperhatikan dua sejoli yang ada di meja seberang mereka.
Melihat sahabatnya yang tidak mengalihkan pandang sedikit pun, Zellen akhirnya memutar otak untuk menyadarkan Sasha. Tak lama senyum cerah terbit di bibirnya.
"Sasha, ada kecoa di sepatu lo!" Ucap Zellen menepuk kedua bahu Sasha dengan sedikit keras membuat gadis itu terlonjak kaget dan segera berdiri dari tempatnya serta berteriak sekencang mungkin.
"HUAAA MAMAA, ADAA KECOOAAA!!! ZELLENNN TOLONGINN SHASAAA!!" teriak Sasha heboh.
Sasha naik ke atas kursi dengan tangan yang menutupi kedua mata karena ketakutan.
Krik krik.
Perlahan Sasha menurunkan kedua tangan yang sedari tadi di gunakan untuk menutupi mata. Ia mengedarkan pandangan. Ternyata semua penghuni kantin menatap aneh ke arahnya tidak terkecuali Lily dan Ansgara yang ada di meja seberang. Suasana kantin awkward.
Sasha menampilkan cengiran malu dan segera turun dari kursi.
"Maaf." Cicit Sasha pelan seraya menangkupkan kedua tangan ke depan dada.
Akhirnya semua pun kembali melanjutkan makan mereka masing-masing.
Sasha beralih menatap Zellen tajam di balas cengiran polos oleh Zellen.
"Sorry, habisnya lo sih di panggil gak nyahut-nyahut. Jadi gak ada cara lain." Zellen menampilkan wajah tanpa dosanya seraya mengacungkan jari telunjuk dan tengah sebagai tanda damai. Sasha menghela napas pelan.
"Sha, gue udah laper loh ini." Zellen memelas. Hari ini adalah giliran Sasha memesankan makanan.
"Yaudah, Zellen mau apa?" tanya Sasha.
"Bakso sama es jeruk deh." Jawab Zellen setelah berpikir. Sasha mengangguk dan segera beranjak.
"Eh, Sha tunggu dulu." Cegah Zellen.
"Kenapa?" tanya Sasha.
"Beliin mi ayam juga deh. Kayaknya bakso doang gak cukup hehehe." Ucap Zellen seraya menampilkan deretan giginya, di balas ancungan jempol oleh Sasha.
Sasha segera memesan makanannya dan Zellen saat tiba gilirannya setelah cukup lama mengantri.
Setelah menerima pesanannya, ia berjalan ke meja yang sudah di tempati Zellen. Saat sedang berjalan menuju mejanya ia melihat Lily yang tiba-tiba sudah berada di sampingnya dengan tersenyum miring.
"Let's play the game." Bisik Lily menyeringai.
Sasha tidak menghiraukan perkataan Lily. Tapi di detik selanjutnya Lily sudah berdiri di depannya menghalangi jalan dan menabrakkan diri pada Sasha membuat nampan berisi makanan di tangan Sasha jatuh mengenai Lily.
"Kamu apa-apaan sih Lily?" Ucap Sasha terkejut dengan aksi nekat Lily.
"Sasha, justru kamu yang apa-apaan. Kamu sengaja ya nabrak aku. Kamu gak suka ngelihat aku dekat dengan Ansgara? Kalo kamu suka sama Ans Jangan pake cara kotor dong. Kamu pikir ini tidak panas apa?!" Lily sengaja membesarkan volume suaranya membuat Sasha terbelalak kaget dengan pernyataan tidak benar Lily.
Kalimat yang dilontarkan Lily dengan suara besarnya pun membuat semua penghuni kantin menatap ke arah mereka berdua.
Sasha menggeram marah pada Lily yang menjebaknya.
"Heh Lily! Jangan bicara sembarangan ya. Sasha gak nabrak Lily kok. Bukannya tadi Lily yang sengaja nabrak Sasha ya!" Ucap Sasha marah.
"Ya ampun Sasha. Kamu jangan berusaha memutar balikkan fakta dong. Mana ada orang yang mau menabrakkan dirinya sendiri sih." Ucap Lily dengan nada tidak percaya yang di buat-buat.
"Ada kok. Buktinya itu lo." Ucap Zellen yang sudah berada di sana dan membela Sasha.
Meskipun tidak melihat kejadian yang sebenarnya ia yakin bahwa Sasha tidaklah bersalah.
Lily semakin marah di buatnya. Ia berdiri dari tempatnya dengan meringis pelan karna kepanasan.
"Ngaku aja deh Sha. Kamu gak usah pura-pura lagi. Nanti kamu kena azab loh." Ucap Lily lagi.
Belum sempat membalas ucapan Lily, Ansgara sudah berdiri di samping Lily menghadap Sasha dengan sorot mata yang tajam mengintimidasi. Sasha di buat bungkam oleh tatapan mematikan itu.
Ansgara segera menuju ke arah Lily dan melepas seragam yang di pakainya dan membaluti tubuh Lily yang tercetak karena terkena kuah bakso dan jus. Sehingga kini tubuhnya hanya di balut oleh kaos hitam.
Perlakuan Ansgara membuat Lily semakin tersenyum miring mengejek Sasha. Sasha yang melihat itu berniat menjelaskan.
"Kak Ans, Sasha tuh gak sal---"
"DIAM!!!" bentak Ansgara tajam dan dingin.
Zellen yang berada di samping Sasha pun tidak berani angkat bicara karena takut dengan bentakan Ansgara.
Ansgara memang marah dan kecewa pada Lily. Tapi ia tak membencinya. Ia masih memiliki rasa sayang terhadap sahabat kecilnya itu.
Bukan berarti Sasha juga bisa seenaknya dengan menumpahkan kuah dan jus pada Lily.
Ansgara juga masih mempunyai hati nurani dengan menegaskan keadilan, menurut sudut pandangnya di sini Sasha yang salah. Siapa lagi kalau bukan gadis itu. Perkataan Lily tadi semakin membuatnya percaya bahwa itu adalah perbuatan Sasha. Sasha yang tidak mengakui kesalahannya membuat Ansgara semakin marah pada Sasha.
Oh ayolah, sepertinya Asngara hanya melihat kejadian tersebut setengahnya saja. Tapi ia sudah menyimpulkan hal tersebut dengan cepat tanpa mendengarkan penjelasan Sasha. Sungguh kasihan gadis polos itu, ibarat sudah jatuh tertimpa tangga pula.
Ansgara pun membawa Lily pergi meninggalkan kantin.
"Awww." Lily meringis pura-pura kesulitan berjalan karena kakinya terkena kuah bakso yang panas agar Ansgara memperhatikannya. Ansgara dengan sigap membantu Lily berjalan dengan memapah gadis itu.
Sementara Sasha mematung di tempatnya melihat hal barusan.
"Huuuu..." sorak seluruh siswa yang ada di kantin itu.
"Makanya kalau jadi cewek tuh jangan kecentilan." Ucap Cindy dari mejanya.
"Muka polos padahal hatinya berduri."
"Udah tau salah masih gak mau ngaku, bukannya minta maaf." Tambah siswa yang lain mengolok-olok Sasha.
"Diem lo semua. Ini bukan urusan lo pada!!!" bentak Zellen tak terima sahabatnya di olok-olok. Kemudian ia membawa Sasha meninggalkan tempat itu.
"Sabar ya Sha, dia pasti terima balasannya. Karena karma gak semanis kurma." Zellen menenangkan Sasha seraya mengusap bahu sahabatnya itu.
Sasha hanya mengangguk lemah. Mereka berdua berjalan menuju kelas.
TBC
Jangan lupa vote dan komen ya🤓😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Innocent Girl {Completed} ✔✔
Teen FictionBLURB: Ada yang berusaha meraih agar dapat memiliki. Ada yang memiliki dan berusaha untuk bertahan. Dan, Ada yang bertahan, lalu lelah, kemudian memilih untuk melepaskan. ~Shasa Audrey Regatta ~ Silahkan di baca, siapa tau suka. Follow IG : Frisk...