Saat ini Ansgara dan Lily baru saja tiba di kediaman Fonseint. Ansgara membuka pintu utama rumahnya dan segera masuk ke dalam di ikuti Lily yang selalu berada di samping lelaki itu.
Ansgara melihat sang bunda sedang duduk di sofa ruang tamu dengan televisi yang menyala di hadapannya sementara dirinya membaca sebuah majalah di tangan.
"Bunda." Sapa Ansgara pada Siska, ia menghampiri sang bunda kemudian menyalaminya. Sedangkan Lily yang melihat itu tidak berminat untuk melakukan hal yang sama.
Ia hanya tersenyum dan menyapa.
"Hallo bunda, lama gak ketemu. Apa kabar?"Siska yang melihat Lily terkejut, ia tidak menyangka akan kembali lagi bertemu sahabat sejak kecil Ansgara setelah pergi kurang lebih setahun yang lalu.
"Bunda baik-baik aja kok, seperti yang kamu lihat." Ucap Siska.
"Aku kangen sama bunda." Lily memeluk Siska. Sementara wanita paruh baya itu hanya tersenyum dan membalas pelukan Lily.
Siska menatap Ansgara seakan meminta penjelasan menggunakan isyarat mata. Ansgara hanya menjawab dengan menggidikan bahu acuh.
Siska menghela nafas, kalau sekarang Lily sudah ada lagi, bagaimana dengan Sasha? Apakah anaknya akan kembali pada Lily dan meninggalkan Sasha? Bagaimana dengan nasib gadis polos dan ceria itu nantinya? Siska benar-benar bimbang.
Setelah acara peluk-pelukannya selesai, Lily menundukkan kepala dengan wajah sedih.
"Bunda, Lily minta maaf ya. Selama hampir dua tahun Lily pergi tanpa kabar. Lily terpaksa pindah rumah ke Aussie, papa sama mama Lily mau ngurus perusahaan yang hampir bangkrut di sana. Lily gak bisa ngebantah. Bunda tau kan bagaimana orang tua Lily? Mereka itu gak pernah mikirin perasaan Lily, hidup mereka hanya seputar bisnis. Lily di sana juga gak di bolehin pake handphone. Lily di sana harus fokus belajar." Gadis itu menjelaskan dengan tangis berurai.
Siska yang mendengar semua perkataan Lily merasa iba dan kasihan kepada gadis itu. Sebenarnya, ia juga kecewa pada Lily karena dulu gadis itu menghilang tanpa kabar.
Membuat anak lelaki semata wayangnya seperti orang bodoh yang menantikan sesuatu yang tak pasti. Hingga Ansgara menjadi pribadi yang tidak peduli seperti sekarang juga karena kepergian Lily.
Namun, kedatangan Sasha si gadis ceria di hidup Ansgara sepertinya kembali mewarnai kehidupan sang anak. Buktinya Sasha adalah orang kedua yang di ajak oleh Ansgara ke rumah setelah Lily, sang sahabat kecil. Ansgara tidak mungkin mengajak seorang wanita ke rumah kalau tidak menganggap orang itu spesial dan merupakan bagian penting dalam hidupnya. Memikirkan itu, Siska jadi teringat Sasha. Bagaimana keadaan gadis itu sekarang? Apakah dia tau bahwa masa lalu yang dulu anaknya selalu nantikan telah kembali?
Di sisi lain, Ansgara yang mendengar penjelasan Lily merasa bodoh telah berusaha membenci Lily selama ini. Padahal gadis itu pergi bukan karena keinginannya sendiri.
Lily menunduk sebelum akhirnya kembali mengeluarkan suara.
"Ans, Lily juga minta maaf. Lily sebenarnya gak mau ninggalin Ans kalo Lily bisa. Tapi Lily gak mau kalo papa sama mama marah. Walupun mereka gak peduli sama Lily, Lily tetap sayang sama mereka, Lil---" perkataan Lily terpotong karena Ansgara memeluknya erat.
"Gue udah maafin lo. Gue juga minta maaf selama ini udah berusaha benci lo selama ini, padahal gue gak tau alasan sebenarnya."
"Lily udah maafin Ans kok." Ucap Lily tersenyum senang.
Ansgara bahagia, akhirnya ia dan Lily telah berbaikan kembali. Meski sekarang perasaannya sudah berubah. Sepertinya si gadis polos itu telah mencuri sebagian hatinya. Perasaannya pada Lily sekarang tak lebih dari perasaan seorang sahabat. Ia juga sudah menganggap Lily sebagai adik yang seharusnya ia jaga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Innocent Girl {Completed} ✔✔
Teen FictionBLURB: Ada yang berusaha meraih agar dapat memiliki. Ada yang memiliki dan berusaha untuk bertahan. Dan, Ada yang bertahan, lalu lelah, kemudian memilih untuk melepaskan. ~Shasa Audrey Regatta ~ Silahkan di baca, siapa tau suka. Follow IG : Frisk...