Part 1 : Sekolah Baru

553 84 15
                                    

Hai readers ini cerita pertama aku yah. Jadi agak absurd gitu. Maaf ya kalau ada typo.

"Dia dingin, tapi aku suka."
~SHASA AUDREY REGATTA~

Ini adalah hari pertama bagi Shasa memasuki gedung sekolah bernama SMA Cendrawasih. Saat ini tujuan utamanya adalah mencari ruangan kepala Sekolah di SMA tersebut.

"Aduh mana nih ruang kepala sekolahnya, dari tadi di cari cari kok gak ketemu ketemu sih!" ucap Shasa dengan perasaan dongkol. Saat ia sedang mencari ruangan tersebut ia merasa seperti menabrak sesuatu.
"Aduh, siapa sih yang nabrak Shasa! Gak tau ini sakit apa!" ucap shasa menggerutu kesal.

Hingga ia mendongakkan kepalanya. Seorang pria tampan dengan rahang kokoh dan alis yang tebal menatap Shasa dengan sorot mata yang tajam, bak elang yang sewaktu waktu dapat memangsa. Shasa yang di tatap seperti itu pun berusaha agar tidak menampilkan ekspresi takutnya.

"Hai kak." sapa Shasa dengan nada cerianya. Akan tetapi, tidak ada respon sama sekali dari lelaki itu. Ia hanya menatap Shasa sebentar dan berlalu pergi begitu saja.

"Idihhh... Dia itu siapa sih. Sombong banget!" Shasa berucap kesal karena sapaannya tidak dihiraukan. Kemudian ia kembali ke tujuan utamanya yaitu mencari ruang kepala sekolah. Lima menit kemudian akhirnya ia menemukan ruangan tersebut.

"Akhirnya ketemu juga." ucap Shasa seraya tersenyum senang, dan segera memasuki ruangan bertuliskan (kantor kepala sekolah) tersebut.

"Permisi pak." ucap Shasa sopan.

"Silahkan masuk." sahut seseorang dari dalam dengan suara ketus yang diyakini Shasa kepala sekolah SMA Cendrawasih. Shasa kemudian memasuki ruangan itu.

"Ada apa?" tanya sang kepala sekolah dengan nada tak ramah.

"Emm, saya murid baru, pindahan dari Jogja pak, nama saya Shasa Audrey Regatta. Saya mau tanya kelas saya dimana." ucap Shasa masih dengan nada sopan.

"Kamu Shasa Audrey Regatta, anaknya pak Satya pengusaha kaya itu kan?" tanya kepala sekolah tersebut dengan nada yang mulai meramah. Sedangkan Shasa hanya menanggapi dengan tersenyum kikuk. Setelah mengetahui hal tersebut kepala sekolah tersebut tersenyum kepada Shasa, dan berbicara dengan nada ramah tanpa nada ketus seperti tadi.

"Kelas kamu berada di X MIPA 1." ucap kepala sekolah tersebut sambil menutup buku yang sedang di pegangnya.

"Baik, terima kasih pak. Kalau begitu saya permisi." ucap Shasa berlalu pergi setelah mengetahui kelasnya berada dimana. Tanpa memperdulikan jawaban dari kepala sekolah tersebut.

Menurut penglihatan Shasa kepala sekolahnya itu merupakan orang yang gila harta. Lihat saja, saat mengetahui bahwa ayahnya Shasa adalah pengusaha kaya, suaranya mulai di buat melembut, padahal sebelumnya ia berbicara dengan ketus. Ia juga melemparkan senyuman kepada Shasa yang diyakini Shasa merupakan senyuman palsu.

_Shasa_

Suara yang tadinya riuh bereformasi menjadi hening saat seorang guru paruh baya datang dengan seorang siswi di sampingnya.

"siapa tuh?"

"Wah bakalan ada cecan ni."

"Cantik gila"

"Murid baru ya?"

"Sok cantik banget tuh anak"

"Bidadari bertandang ke kelas kita ini mah"

Itulah kurang lebih bisikan bisikan murid murid dikelas X MIPA 1.

Innocent Girl {Completed} ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang