Sasha saat ini sedang berada di kantin bersama Zellen dan Leon yang selalu menemaninya. Ansgara ternyata berada di meja seberang bersama Lily yang selalu mengekori lelaki itu. Ansgara sedari tadi menatap Sasha dalam diam, Lily yang melihat kejadian itu mendengus kesal.
Drama apalagi ini? Oh ayolah, kenapa Ansgara sulit sekali berpindah hati padanya. Sepertinya lelaki itu benar-benar menyukai Sasha.
"Sha, udahlah lo jangan sedih terus. Masa cuma gara-gara kak Ans lo sedih gini. Mending lo ama Leon nih, dia udah ngode lo tapi lo gak peka-peka." Ucap Zellen.
Leon yang sedang minum sontak tersedak kemudian terbatuk-batuk mendengar perkataan frontal Zellen. Zellen langsung dengan sigap menepuk-nepuk punggung Leon agar berhenti terbatuk.
"Cepat banget reaksi lo." Goda Zellen seraya terkekeh. Leon hanya menatap Zellen tajam, kemudian berdehem canggung.
Sasha melemparkan tatapan membunuh pada sahabatnya itu. Mengapa Zellen berusaha menjodohkannya dengan Leon? Tak taukah dia kalau Sasha tidak ada rasa pada Leon? Jika saja Sasha bisa menyukai Leon, untuk apa dia sibuk memikirkan orang yang jelas-jelas tidak mempedulikannya.
Dasar Zellen!Sasha kembali menekuk wajah.
"Lah, kenapa lagi sih?" Zellen bertanya.
"Zellen gak tau aja, masa Sasha di tuduh ngebully Lily di kamar mandi. Padahal yang di bully di situ Sasha loh. Lily basahin diri pake air dan pecahin telur di kepala sambil teriak minta tolong biar orang salah paham. Terus kak Ans yang liat kejadian hanya setengah, langsung nuduh Sasha gitu aja." Sasha kemudian meletakkan kepalanya di atas meja dan mencebikkan bibir kesal.
Leon dan Zellen yang mendengar pengakuan Sasha tersebut terkejut.
"Jadi, waktu di kamar mandi itu lo di bully terus kena tuduh gitu?" ulang Zellen meyakinkan pendengarannya.
Sasha mengangguk membenarkan. Leon menggeram marah.
"Kenapa lo gak ceritain yang sebenarnya ke Ans?" Leon kali ini yang bertanya.
"Sasha mau ngejelasin, bahkan telepon kak Ans tapi kak Ans gak mau dengar penjelasan Sasha dan malah mutusin sambungannya." Ucap Sasha lesu.
"Sabar aja ya Sha, si Lily pasti kena karma." Zellen mengusap bahu Sasha prihatin. Sasha lagi-lagi hanya mengangguk saja. Sementara Leon terdiam di tempatnya.
Ansgara yang berada di meja seberang mendengar semua perbincangan Sasha kepada temannya. Ia seketika menatap Lily dengan sorot mata tajam. Lily yang melihat Ansgara menatapnya tajam merasa takut.
"Ans, Lily gak salah. Kamu lihatkan kemarin kejadiannya kayak gimana?" Ucap Lily cepat.
"Tapi gue hanya liat sebagian. Gimana kalau yang dia bilang itu benar?" tanya Ansgara datar.
"Lily gak bohong Ans. Kamu terlalu percaya sama dia. Dia sengaja bilang itu karena tau kamu ada di sini dan mendengar pembicaraan mereka. Jadi dia sengaja mutar balikin fakta."
Ansgara yang mendengar perkataan Lily segera mengalihkan pandangannya pada Sasha. Benar saja ternyata Sasha sedang memperhatikannya saat ini. Haruskah ia mempercayai Lily sahabat kecilnya itu? Ansgara jadi bingung sendiri.
Ia beranjak dari duduknya dan berniat meninggalkan kantin. Lily yang melihat Ansgara beranjak, ikut berdiri dari tempatnya hendak m engekori lelaki itu.
Namun Ansgara dengan cepat melempar tatapan tajam pertanda ia tidak ingin di ganggu. Nyali Lily seketika langsung menciut. Ia kembali duduk di tempatnya semula.
Ansgara kembali melanjutkan langkahnya keluar dari kantin. Tujuan utamanya adalah bolos ke rooftop sekolah. Ia ingin menenangkan pikiran untuk sementara waktu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Innocent Girl {Completed} ✔✔
Teen FictionBLURB: Ada yang berusaha meraih agar dapat memiliki. Ada yang memiliki dan berusaha untuk bertahan. Dan, Ada yang bertahan, lalu lelah, kemudian memilih untuk melepaskan. ~Shasa Audrey Regatta ~ Silahkan di baca, siapa tau suka. Follow IG : Frisk...