16. Janji dan Rahasia

28 0 0
                                    

"ini dimana?" Shiro

Sebuah ruangan putih luas bahkan tidak terlihat ujungnya. Ketika melihat sekeliling Shiro melihat seseorang berdiri menghadap ke arahnya.

"Ano, ini ad-" Shiro

Sebelum Shiro selesai bertanya orang tersebut sudah menghilang. Ketika melihat sekeliling lagi ada dua orang. Ketika diperhatikan pakaiannya sedikit aneh dan ketika shiro ingin bertanya mereka menghilang lagi

"Sungguh mengecewakan" ucap seseorang

Shiro langsung menengok ke arah asal suara itu. Disana berdiri seorang laki - laki, mukanya seperti Shiro kenal tapi tidak pernah ia lihat sebelumnya.

"Apakah kau sudah melupakan tujuan mu" lanjut orang itu

Shiro makin bingung dengan apa yang orang itu katakan. Tujuan? Shiro bingung dengan kata itu.

"Ano sebenarnya siapa kau?" Shiro

"Cih jadi benar kau sudah lupa, sia - sia selama ini aku menjagamu"

Sekali lagi sebuah ucapan yang Shiro tidak mengerti. Menjaganya dirinya, jadi selama ini dialah yang menjaga Shiro?, Apakah dia Axe, tentu tidak, jika Axe bertemu dengannya ditempat seperti ini, biasanya dia akan menggunakan bentuk naga kecilnya.

"Bangunlah, ku beri satu kesempatan lagi, jika kau benar - benar melupakannya, maka selanjutnya akulah yang akan melakukannya"

Orang itu pergi dan perlahan - lahan menghilang. Shiro benar - benar bingung, siapakah dia, apa tujuannya dan apa maksud perkataanya itu?

Shiro pun secara perlahan menghilang dari tempat itu. Ketika Shiro sadar dia ada disebuah ruangan namun bukan kamarnya dan tempat ini terlihat sangat asing baginya.

Shiro berusaha untuk berdiri dan ternyata kali ini dia baik - baik saja. Di tubuhnya tidak ada perban sama sekali, baju yang ia pakai sama seperti baju yang ia pakai sehari - hari, namun ia tidak ingat pernah memiliki baju seperti yang ia pakai sekarang.

Ketika Shiro keluar kamar, di sebuah sofa ada ibunya yang sedang duduk sambil menjahit sebuah baju.

"Hm.. ah! Akhirnya kau sadar" ibu Shiro

Ibu Shiro langsung berlari dan memeluk Shiro dengan sangat erat, bahkan sampai menangis senang.

"Syukurlah, syukurlah" ibu Shiro

"Ah, mama aku baik - baik saja, jadi bisa lepaskan pelukannya" Shiro

Namun ibunya tidak melepaskannya sama sekali. Mungkin inilah yang dinamakan kasih sayang ibu memang tiada tara. Shiro pun pasrah dan membiarkan ibunya memeluknya selama yang ia mau.

Sebenarnya Shiro merasa bingung juga sedih disini, karena jarang sekali ibunya sampai menangis seperti ini dan hal itulah yang membuat Shiro sedih apakah yang sudah ia perbuat sampai membuat ibunya menangis.

Ketika ibunya melepaskan tubuh Shiro, dia mengajak Shiro untuk duduk di sofa sambil mengobrol.

"Mama, apa yang terjadi?" Shiro

Ibunya malah terkejut mendengar pertanyaan anaknya ini, dia berpikir kalau Shiro mungkin saja hilang ingatan tentang kejadian terakhirnya.

"Mama?"

"Tidak ada apa - apa semuanya baik - baik saja" ucap ibu Shiro sambil tersenyum

Namun Shiro sadar dibalik senyuman itu terdapat sebuah rahasia yang disembunyikan darinya.

Mereka membicarakan banyak hal, mulai dari kenapa mereka bisa ada disini sampai hal - hal yang terjadi di masa lalu. Namun ibunya tidak menceritakan tentang pertempuran yang terjadi di sungai.

Last Chance : Re : Life Lonely WolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang