7- kenyataan

3.9K 666 154
                                    

"Apa kau juga menyayangiku?"



Sejujurnya mark hanya diam saat pertanyaan itu dilontarkan oleh simungil. Mark hendak menjawab 'tidak' namun hatinya seperti tidak rela. Kenapa? Mark juga tidak tau.

"Sudah selesai? Ayo kita pulang" mark berdiri dan merapikan bajunya. Sedangkan injun masih duduk dengan tatapan kosong.

"Injun?"

"Apa?" injun mendongak menatap mark. Matanya seperti menggambarkan perasaan yang sedih.

"Ayo kita pulang...." injun ingin menangis dan memeluk mark saja rasanya. Dia teringat minhyung yang selalu mengajaknya pulang ketika injun lupa waktu karna asik bermain dengan seorang anak . Satu satunya teman injun. Dia berpakaian seperti bangsawan tapi setiap injun bertanya siapa orang tuanya, anak itu selalu mengalihkan pembicaraan. Sampai sekarang dia tidak tau siapa anak itu. Injun hanya tau dia sering berlatih pedang di belakang istana.

Mungkin usianya baru 15 tahun. Injun selalu merecokinya saat sedang berlatih. Hah... Injun jadi rindu kehidupan nya yang dulu.

"Pulang kemana? Aku tidak punya rumah." injun berkata masih sambil menatap sedih kearah mark. Sungguh! Mark ingin merengkuh pemuda manis ini.

Tangan mark terulur untuk mengelus surai lembut injun.

"Ikutlah denganku. Jeno akan senang jika kau tinggal bersama kami..." tidak tau kenapa mark malah berkata seperti itu. Sejujurnya mark hanya tak tega. Hanya itu. Tapi mulutnya malah mengucapkan hal yang konyol.

"Apa kau juga akan senang jika aku bersama kalian?" kali ini sorot mata injun berubah. Berbinar seperti mengharapkan suatu keajaiban. Mark seolah tersihir dan menganggukkan kepalanya.

"UGH... AKU MENYAYANGIMU" tiba tiba saja simungil menerjang tubuh mark. Tubuh mark menegang. Perasaan apa ini? Mark merasa tenang dan nyaman karna pelukan injun. Sangat nyaman. Mark tidak tau pasti tapi dia seperti menyukai pelukan injun(?)

🌿🍂🍂🍂🌿

Jeno duduk cemas di sofa ruang tengah. Dia bingung dan khawatir. Kemana kakaknya dan injun? Ini sudah malam dan mereka belum juga kembali.

Telinga jeno mendengar suara pintu terbuka. Segera dia berlari kearah pintu, bahkan dia sempat akan terjatuh saking semangatnya berlari.

"Kemana saja kalian huh?!"

"Kenapa kau-"

"ASTAGA INJUN KENAPA BAJUMU BASAH SEPERTI INI?! APA KAU MAIN HUJAN HUJANAN? ATAU TERCEBUR KE KOLAM IKAN MILIK PAMAN JAEHWAN?!"

"...."

Tubuh injun diputar kekiri dan kekanan. Mark hanya tersenyum melihat jeno yang begitu mengkhawatirkan injun.

"Rubah manismu ini tadi melarikan diri dari rumah jen" mark tertawa sedangkan jeno dan injun membelalakan matanya tak percaya kearah mark. Apakah mark sudah tau kalau injun itu setengah rubah?

"R-rubah? Hahaha..." jeno membuat suara tawa yang dibuat buat.

"Rubah yang licik. Dia makan banyak bulgogi.." mark memakai sandal rumah dan berjalan kedalam. Sejak tadi mereka berdebat di depan pintu.

Fox Under The Moon [Noren|markren|jaeren]EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang