8- apa aku berbahaya?

3.8K 643 107
                                    

Jeno tau ini bukan waktunya untuk cemburu. Ah tidak. Maksudku jeno mungkin hanya merasa iri pada kakaknya yang sedari tadi di tempeli injun.

Sudah berulang kali mark mengatakan pada injun untuk melepaskan pelukannya. Tapi si mungil menolak. Dia bahkan menjadi nakal karna sesekali mengusap dada mark. Bahkan sekarang injun menciuminya!

"Injun! Sadarlah!" sekali lagi mark mencoba. Namun gagal. Injun seperti dirasuki sesuatu sampai tak mau melepaskan mark.

Dada jeno sesak. Astaga belum genap sebulan injun berada disini. Mana mungkin jeno menyukai injun? Tapi sekarang jeno merasakan sesak di dadanya. Seperti tak rela jika melihat mereka terus menempel seperti itu.
jengah melihat adegan romantis bak drama itu jeno buru buru menarik injun dari mark. Terkejut. Mata mark membola. Kenapa jeno sekasar ini? Menarik injun dengan sekali sentak.

"Kau..!" injun menunjuk jeno dengan amarah. Seperti saat kita sedang melakukan sesuatu yg menyenangkan namun diganggu.

"Keluarlah hyung. Biar aku yang mengurus injun. Akan aku jelaskan nanti setelah injun kembali tenang"

"Siapa kau berani mengusir yang mulia minhyung hah?!" mata injun berubah. Begitupun ekornya. Injun tidak seperti gumiho. Ekornya hanya satu,namun mengeluarkan warna seperti api.

"Tenangkan dirimu injun" mark menyentuh pundak injun. Demi apapun dia juga sedikit takut dengan situasi sekarang. Bagaimanapun injun adalah makhluk yang mempunyai kuasa diatas manusia. Mark hanya khawatir injun menyakiti salah satu dari mereka. Atau bahkan menyakiti dirinya sendiri.

Injun membalikkan badannya kemudian menatap mark " maafkan injun yang mulia. Orang itu mengganggu ku. Ah aku tidak peduli lagi padanya umm~ terserah kalau dia mau melihat kita menyatu hehehe~" seakan tertampar. Sekali lagi jeno merasa sakit. Dia tidak bodoh untuk tidak mengetahui arti kata itu.

Berbeda dengan jeno. Mark merasa dirinya telah terhipnotis oleh injun. Membiarkan injun menyentuh tubuhnya. Dan menciumi rahangnya. Badan mereka sungguh menempel.

"Injun" belum sempat jeno mendekati mereka namun saat tangan injun mengarah ke jeno,tubuh jeno tiba tiba terlempar hingga menghantam tembok dengan keras.

"Akhh" jeno mengerang kesakitan. Tapi mark hanya fokus pada injun sampai untuk kedua kalinya tubuh jeno melayang karna injun. Mark yang melihat itu langsung sadar.

"INJUN! SADARLAH! DIA JENO" seakan tuli injun terus menagangkat tanganya hingga tubuh jeno juga semakin tinggi. Sedangkan tangan injun yang satunya sibuk mengusap rahang tegas milik mark.

"RENJUN!" tubuh injun menegang tiba tiba dia tidak sadarkan diri. begitupun jeno yang langsung terjatuh dilantai. yg namanya jatuh pasti akan berakhir menyakitkan.

Sedangkan mark tak tau mengapa dia bisa memanggil injun dg sebutan 'renjun'

"Oh astaga jeno.." mark segera berlari kearah jeno yang tergeletak di lantai. Mata jeno terpejam. Tubuhnya lumayan sakit dan mungkin tangannya patah atau kakinya retak. Yah.. Ingat, jeno suka berpikir negatif tentang sesuatu.

Mark membantu jeno bangun dan menuntunnya hingga ke tempat tidur. Sedangkan injun? Mark sudah menidurkan injun di ranjang sebelum menolong jeno tadi.

"Sepertinya tanganku patah hyung. Punggungku juga sakit" yang pertama jeno berlebihan. Tapi yang kedua jeno tidak bohong. Punggungnya sakit.

"Kau bisa menggerakkan tanganmu?" tanya mark yang berdiri dihadapan jeno.

"Aku bisa menggerakan jariku. Tapi pergelangan tangan ku tidak. " jari jari jeno digerakan perlahan.

"Kita kedokter sekarang.." mark yang hendak keluar kamar ditahan oleh jeno.

"Bagaimana dengan injun?" pertanyaan jeno membuat mark menahan emosi. Makhluk itu telah menyakiti jeno. Dan jeno masih saja peduli padanya? Yang benar saja lee jeno!

Fox Under The Moon [Noren|markren|jaeren]EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang