Wanita itu tersenyum tipis kala menerima telepon dari seseorang, senyumnya menyiratkan berbagai arti yang disodorkan namun tak dapat ditebak.
“Ada seseorang yang mendekatinya,” Wanita itu berbicara pada orang di seberang sana, tak lama ia terkekeh.
“Aku agak kasihan padanya, karena kulihat, sepertinya ia mulai mencintai Hana,” Wanita itu menunduk, mengambil foto bingkai, terdapat seorang gadis yang sedang tersenyum lembut dalam foto itu.
Kim Hana.
“Ya, tentu, mereka tak akan pernah bisa bersatu,” Ia lalu berjalan kearah jendela, menampakkan pemandangan lapangan sekolah Hwarang dengan senyum tipis nan anggun, ia berucap.
“Mereka tak akan bisa bersatu, jika mereka memaksakan, itu hanya akan berdampak buruk bagi mereka sendiri,”
“Terutama Kim Hana.”
∞∞∞
“Selamat pagi,” Sapa Hana kala memasuki ruang kelas sapaannya dibalas senyum oleh para murid di sana, ia mulai melangkahkan kakinya kearah bangku yang tersedia.
“Hana-ya, kau tahu? Katanya akan ada dua murid baru hari ini,” Hana menoleh, memiringkan kepalanya dengan kening mengernyit.
“Lelaki atau perempuan?” Tanya Hana ia kemudian mengambil beberapa alat gambar.
“Dua-duanya,” Ujar Hyunra antusias pada Hana yang sedang sibuk menggambar.
“Eum, itu bagus, kau tahu nama mereka siapa?” Tanya Hana yang masih sibuk menggambar, tangannya bergerak membuat coretan-coretan yang belum terbentuk seutuhnya dengan teliti.
“Ku dengar, Shin Hyeri dan–, ah, aku lupa yang satunya siapa,” Hana hanya menanggapinya dengan anggukan, bibirnya sedikit maju, konsentrasi menggambar.
“Aku sudah melihat wajah mereka, kau tahu? Sangat cantik dan tampan!” Hyunra menopang dagunya dengan kedua tangan, Hana hanya menggumam.
“Ah, seandainya aku bisa memperlihatkan wajah lelaki itu padamu, kau pasti akan jatuh cinta!” Hana terkekeh.
“Aku bukan sepertimu yang melihat lelaki tampan saja, mata langsung membentuk hati,” Sindir Hana sembari terkekeh, Hyunra memajukan bibirnya.
“Ah, kenapa omonganmu itu selalu benar–, ngomong-ngomong aku sangat ingin memperlihatkan wajah tampan itu padamu, ya ampun, dia sangat tampan seperti–, eh?!” Hyunra terkaget kala melihat gambar Hana.
“Kau sudah melihatnya?!” Hana mengernyit.
“Melihat apa?”
“Siswa baru itu!” Hana menggeleng.
“Tapi kenapa kau menggambar wajahnya?!” Hana menatap gambarnya, dengan kening yang mengkerut ia menoleh kearah Hyunra.
“Ini hanya imajinasi ku saja, Hyunra,” Hyunra menggeleng cepat.
“Apa kau pernah melihat wajahnya?” Tanah Hyunra, Hana menengadah, mengingat-ingat.
“Seingatku pernah, tapi dalam mimpi,” Hyunra berdecak kagum.
“Dalam mimpimu dia seperti apa?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Not The Real Face | Park Jimin [H I A T U S]
FanfictionSkenario hidup itu, memang tak pernah ditebak. Semuanya terjadi begitu saja tanpa disangka-sangka, perselisihan dan air mata sudah mereka lalui, di mana ada darah yang harus dikorbankan untuk mencapai kebahagiaan. Apakah bahagia harus serumit itu? S...