NTRF; Twelve

25 3 2
                                    

          “Ingatlah ini, kau tak akan bisa bersamanya walaupun kalian saling mencintai, karena pada dasarnya kalian tak ditakdirkan untuk bersama hingga penghujung hidup. Dia sudah mengikat sumpah dan janji yang tak dapat diingkari,”

“Itu sama sekali tidak masuk akal!”

“Memang terdengar tidak masuk akal, namun itulah yang terjadi,”

“Menyerahlah Namjoon-ssi, menyerahlah dengan perasaanmu pada Hana,”

“Bagaimana bisa aku menyerah? Alasan itu sama sekali tidak masuk akal! Kau pikir semudah itu menyerah dengan cintamu pada seseorang?”

“Aku tahu itu memang tidak mudah, tapi tak ada pilihan lain selain ini,”

“Jelaskan padaku alasan paling logis mengapa aku harus menyerah,”

“Jika kau tetap pada pendirianmu itu, tak akan ada apapun yang kau dapatkan kecuali hidup Hana menjadi menderita,”

“Jadi, apa kau masih mau berpegang teguh pada perasaanmu untuk orang yang kau cintai sedang dirinya akan menanggung penderitaan besar akibatmu?”

Percakapan itu terus berputar dalam kepala Namjoon, terulang terus menerus tiada henti, seolah sang otak dalam kepalanya tak lelah memutarkan ingatan yang membuat hatinya serasa diremas luar biasa.

Dadanya terasa begitu sesak, sangat susah baginya meraup oksigen untuk ia hirup dan keluarkan, tangannya meremas dalam kekosongan yang ia genggam.

Terduduk dalam kesepian, tak ada yang menemani kecuali bayangannya sendiri, rasanya seperti ingin mati. Sebesar itu rasa Namjoon pada Hana, terlanjur terjebak pada perasaan manis berujung pahit yang menyakitkan.

Baru saja dirinya memulai dengan langkah kecil, namun tiba-tiba jalan dirinya dan Hana terbelah begitu saja, tak mengizinkan mereka untuk bersama dan bahagia seperti yang Namjoon inginkan.

Haruskah seperti ini? Kenapa cintanya berakhir menyakitkan?

Dirinya menghela napas gusar, rasanya pun terasa sangat sulit, ia sampai bertanya-tanya kemana Namjoon yang tenang? Kemana Namjoon yang berwibawa dan menjadi panutan?

“Hana-ya, kenapa cintaku selalu berakhir menyedihkan?”

∞∞∞

          Rasanya sakit, mencelos begitu saja dalam hati kecil Hyunra, ketika netranya mendapati seorang Min Yoongi berpelukan dengan gadis lain.

Tubuhnya mematung, lidahnya kelu kala ia melihat tatapan Yoongi yang begitu tulus, tak pernah ia tunjukkan pada siapapun, Hyunra baru kali ini melihat mata Yoongi menatap dengan penuh afeksi, terlebih pada perempuan.

Kenapa hati Hyunra sakit? Siapa Yoongi bagi dia dan siapa dia bagi Yoongi?

Jika kalian bertanya seperti itu, maka Hyunra akan menjawab, Yoongi adalah orang yang spesial, sangat spesial baginya, tapi jika kalian bertanya; siapa Hyunra bagi Yoongi ...Hyunra pun juga tidak mengetahuinya.

Terdengar miris, memang. Tapi Hyunra harus bagaimana lagi untuk menahan perasaannya selama ini? Dengan segala kebaikan Yoongi padanya, mustahil bagi seorang Song Hyunra untuk tidak menjatuhkan pilihan hatinya pada seorang Yoongi.

Dirinya, Min Yoongi, seorang lelaki terlihat dingin, namun berhasil membuat Hyunra menemukan semangat hidupnya kembali untuk tetap tegak menghadapi semua badai.

Not The Real Face | Park Jimin [H I A T U S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang