“Kau jangan gila –––!” Teriaknya, gadis berpakaian kerajaan khas Inggris itu berteriak kencang pada seorang lelaki yang berusaha memanjat pohon dengan keadaan memakai pakaian kerajaan.
“Setidaknya lepaskan dulu sabukmu dasar ––– bodoh!”
“Hey hati-hati, astaga! Jangan menjatuhik––,”
Bruk.
“ADUH!!”
∞∞∞
Hana membuka matanya, ia terbangun lagi jam tiga pagi, gadis itu mendecak sebal. “Mimpi yang aneh!”
“Kenapa pula lelaki pirang yang tidak bisa kulihat jelas wajahnya itu nekat sekali memanjat pohon, dasar bodoh!” Hana meringis
“Ah, sudahlah, lebih baik aku tidur saja.” Hana lalu membaringkan tubuhnya di ranjang, kemudian memejamkan mata dan tidur.
∞∞∞
Kini semuanya sedang di kafetaria, menikmati waktu istirahat dengan makanan yang sudah disajikan.
Hana melahap makanannya dengan perlahan, ia berkumpul dengan teman-temannya termasuk anggota Bangtan, sesekali tertawa jika ada yang melontarkan kalimat lucu.
Sementara Jin dan Hani terlihat canggung, Hani beberapa kali berdeham untuk menghilangkan suasana canggung antara dirinya juga Seokjin.
Seokjin sendiri terlihat bingung sekaligus menyesal, ah bodoh sekali, kenapa dia memeluk Hani secara tiba-tiba?
Bruk.
Hana menoleh, ada seseorang yang tidak sengaja menumpahkan makanan di dekatnya, ia menunduk, tak lama orang-orang mulai menertawakannya.
Gadis itu lumayan gemuk, pipinya chubby ia memakai kacamata bulat yang lumayan tebal, rambutnya dikepang dua bagian.
Di meja Hana––semua anggota Bangtan, Hani, Hyunra, Hyeri, Hana––tidak ada yang tertawa sama sekali, Hana menatap orang-orang di mejanya satu-persatu, tanda bertanya ‘Siapa orang itu?’.
Jimin memajukan wajahnya kearah telinga Hana, Hana juga mendekatkan telinganya kearah mulut Jimin.
“Dia salah satu murid di kelasku, namanya Min Yoorin, dia selalu diejek karena tubuhnya yang lumayan gemuk,” Hana memandang Jimin beberapa saat, lalu membisiki Jimin.
“Kau tidak ikut mengejeknya, kan?” Jimin menggeleng dengan tidak santai.
“Tidak mungkin aku mengejeknya, bagaimanapun aku juga pernah merasakan hal yang sama,” Setelah mendengar Jimin membisikkan hal itu, Hana memandang Jimin sinis.
“Apa kau harus merasakan di posisiku dulu waktu itu baru kau akan berhenti?” Bisik Hana menyindir.
“Mungkin,” Balas Jimin, Hana berdecih dengan sinis.
“Sepertinya ada yang mulai akur,” Hani menyindir sembari terkekeh pelan, ia memakan onigiri nya dengan pelan.
Baru saja Hana dan Jimin ingin membalasnya, tiba-tiba seseorang menyahut membuat semuanya menoleh kearah sumber suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not The Real Face | Park Jimin [H I A T U S]
FanfictionSkenario hidup itu, memang tak pernah ditebak. Semuanya terjadi begitu saja tanpa disangka-sangka, perselisihan dan air mata sudah mereka lalui, di mana ada darah yang harus dikorbankan untuk mencapai kebahagiaan. Apakah bahagia harus serumit itu? S...