1 - Ruangroj

9.3K 395 33
                                    

Singto baru saja menghembuskan asap rokoknya, menatap jauh melewati jendela kaca besar didepannya. Ia tengah berdiri di dekat jendela ruangan kerjanya, sang mentari baru saja tenggelam meninggalkan sang rembulan sendirian, lampu-lampu mulai menerangi gedung-gedung kota Bangkok.

"Sing! Aku sudah bilang! Kita tidak mungkin bisa pergi jika semuanya belum selesai!" Seorang pemuda dengan tubuh yang tak jauh berbeda dari Singto memasuki ruangan tanpa ketukan lebih dulu.

"Jika aku bilang kita pergi, maka kita akan pergi...." Singto berjalan kesebuah asbak dia tas meja kerjanya, menekan putung rokok hingga padam.

"Pho tidak akan suka!" Bantah pemuda yang lebih tua.

"Itulah gunanya Phi, melindungiku dari Pho. Pho pasti akan langsung setuju!" Singto mengalihkan pandangannya dari putung rokok itu.

"Haaaahhh!!! Menjadi kakakmu benar-benar melelahkan...." Tae, pemuda dengan rentan usia empat tahum lebih tua darinya, kakak kandung dari Singto sendiri, sudah menyerah dengan cara pikir sang adik.

"Pho akan marah besar...." Tae sudah membenamkan punggungnya ke sofa empuk di seberang meja kerja Singto.

"Pho tidak pernah marah padamu Phi..." Singto mencoba meyakinkan, meskipun ia tau Tae tidak akan menolak.

"Aish!! Phi Sing! Phi Tae! Kalian gila?!" Seorang berkulit lebih  putih bersih dari keduanya dengan kacamata bulat di pangkal hidungnya baru saja memasuki ruangan, dan tanpa ketukan.

"Yakk!!! Apa begitu caramu bicara pada yang lebih tua?!" Kini Singto sudah duduk diseberang Tae duduk.

"Seperti Phi bisa bicara sopan pada Phi Tae saja!" Bantah Godt, adik terkecil di antara tiga bersaudara itu.

"Phi Tae! Lihat adikmu!" Singto merengek pada Tae seperti biasa, Singto benar-benar memiliki dua kepribadian, kepribadian gila karena sebuah ambisi, dan kepribadian bayi jika sudah bertemu dengan Godt. Meskipun Godt satu tahun lebih muda darinya, tapi dia benar-benar pandai bicara untuk membalikkan semua perkataannya.

"Kenapa kau kemari Godt?" Tae mengabaikan laporan Singto yang sudah memanyunkan bibirnya seperti anak kecil yang tidak mendapatkan hadiah natalnya.

"Pho menghubungiku, disaat desahan pertama!!! Dan apa kata Pho? Kalian tau? 'Godt! Keluarkan penismu sekarang dari lubang itu, dan temui dua kakakmu di tempat Singto. Suruh keduanya pulang! SEKARANG!' Begitu..." Godt mempraktekkan suara yang ia dengar dari Pho nya sepuluh menit yang lalu.

Tae dan Singto lekas tertawa terbahak-bahak mendengar bagaimana Godt menjawab pertanyaan Tae barusan.

"Penis? Lubang? Hahahahaaaa..." Tae tidak bisa menghentikan tawanya.

"Benar-benar sialan! Aku baru saja memasukkannya! Lagipula bagaimana Pho tau aku tengah melakukan itu?!" Godt dengan protesnya.

"Wow! Wow! Wow! Tunggu! Dimana kau melakukannya?" Kini Singto mencoba serius.

"Eum ruanganku...." Godt menunjukkan senyumnya.

"Shit!" Singto dan Tae langsung berdiri dari duduknya bersamaan membuat Godt bingung dengan kedua kakaknya.

"Kita pulang! Sekarang!" Tae menyeret kerah kemeja Godt untuk berjalan keluar ruangan.

"Pho pasti memasang kamera di ruangan kita..." Bisik Singto, tapi masih cukup bisa didengan Tae dan Godt.

"Hubungi si mungil, dia tau apa yang harus dilakukannya." Lanjut Tae.

Godt hendak melakukan panggilan sebelum Singto mengambilnya.

"Tanpa ponsel kita." Bisik Tae lagi. Ketiganya sudah berada didalam lift yang sama.

"Lalu? Tanya Godt.

Nice To Meet You (SK) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang