Setelah pembicaraan beberapa minggu yang lalu, diputuskan jika Tae dan Tee akan menikah bersamaan dengan Singto dan Krist. Pernikahan keduanya akan di selenggarakan di waktu dan tempat yang sama, yaitu satu minggu lagi di salah satu hotel milik Tae.
Pagi ini, Krist tengah duduk disebuah kafe untuk menunggu Earth. Lelaki itu langsung memutuskan persiapannya untuk kembali ke Thailand setelah mendengar kabar dari Krist. Dan pagi ini, keduanya janji bertemu di kafe ini sebelum berangkat bersama menuju kantor Krist. Sebenarnya mudah saja bagi keduanya untuk bertemu di kantor secara langsung. Tapi, ada hal yang perlu keduanya bicarakan sebelum sampai di kantor, maka mereka memutuskan bertemu di tempat ini.
Sebuah mobil sport silver baru saja berhenti di depan kafe. Tanpa menunggu pengemudi turun, Krist sudah tahu dengan jelas siapa pemiliknya. Earth langsung melangkahkan kakinya masuk setelah turun dari mobil sport tersebut.
"Krist!" Earth menunjukkan senyumnya, lelaki dengan tubuh atletis itu merenggangkan kedua tangannya.
Tentu saja Krist menyambut dengan pelukan niatan dari Earth tersebut, "Lama tidak jumpa phi..." Krist menepuk pelan punggung lelaki berkulit tan itu.
"Eum, tapi belum ada seminggu kita saling berkomunikasi, jadi tidak terlalu rindu..." Earth tersenyum, keduanya duduk bersamaan setelah melepaskan pelukan.
"Jadi, mana?" Earth langsung menanyakan sesuatu kepada Krist setelah keduanya duduk.
"Wow! Semangat sekali... Aku kira, ada yang bilang jika anak buahnya bisa mengawasi sendiri?" Krist bertanya dengan nada mengejek.
"Hahaha..." Kekehan Earth terdengar begitu renyah. "Anak buahku memang bisa mengawasinya di luaran sana, tapi di kantor hanya kau yang bisa..." Lanjutnya.
"Eum.... Ini..." Krist menyodorkan sebuah amplop coklat besar ke atas meja.
Earth tersenyum tipis sebelum meraih amplop itu.
Namun, gerakan Earth tertahan karena Krist menekan amplop itu dengan jemarinya, "Kau temanku, dia juga temanku, aku tidak suka jika kedua temanku saling menyakiti..." Krist mengangkat jarinya setelah memberikan peringatan pada Earth.
Earth melebarkan senyumnya, tanpa menatap ke arah Krist ia menjawab, "Aku tau..."
Earth membuka amplop itu, menumpahkan isinya ke atas meja. Beberapa foto yang sudah tercetak menunjukkan dua lelaki yang sama. Dua lelaki yang di temui Krist di bar saat bersama Bass. Dalam foto, keduanya memang tampak dekat dengan saling bercanda di sebuah ruangan kerja.
"Rekan kerja?" Earth bermonolog.
Earth menggeser satu persatu foto itu, ia tentu kenal siapa lelaki itu. Jari telunjuknya berhenti ketika sebuah foto menunjukkan keduanya hendak berciuman, namun salah satunya tampak mengalihkan wajah untuk menolak. Disitu Earth tersenyum sembari bernafas lega.
"Ayo ke kantormu!" Earth menatap Krist, tetapi kedua tangannya menggeser foto-foto itu untuk di masukkan kedalam amplop seperti semula.
"Apa yang akan kau lakukan?" Tanya Krist, entah mengapa Krist merasakan sesak saat melihat foto-foto itu.
"Mari mengemudikan mobil masing-masing, aku akan masuk 5 menit setelah kau. Dan aku akan pura-pura tidak mengenalnya." Earth berdiri sembari mengeluarkan kunci mobilnya.
"Kau tau phi, mungkin kita bisa melakukan lebih?" Krist sudah menunjukkan kedua mata berbinar nya, seolah ia memiliki rencana licik.
"Mari kita coba idemu itu!" Earth tersenyum, sebuah senyum yang sulit di artikan.
Krist menghubungi seseorang untuk mengambil mobilnya, ia berangkat dengan Earth dalam satu mobil. Sesampainya di depan kantor, Earth turun lebih dahulu sebelum membukakan pintu penumpang untuk Krist. Tentu saja itu mengundang perhatian banyak pasang mata, pasalnya Krist datang bukan dengan calon suaminya melainkan dengan lelaki tampan lainnya.