6 - Sangpotirat

2.8K 247 19
                                    

Tee tengah duduk di ruang kerjanya setelah meninggalkan ruangan dokter Jirakit sepuluh menit yang lalu. Tee duduk sembari mengamati kartu sebuah nama restoran yang telah diberikan Singto tadi.

Tok! Tok! Tok! Tee mengangkat wajahnya, dan tampak Tae tengah berdiri di pintu ruangannya.

"Boleh saya masuk?" Tanya Tae sopan. Tee tersenyum dan mengangguk mempersilakan Tae memasuki ruangannya.

"Silakan..." Tee mengangkat sebelah tangannya, mempersilakan Tae untuk duduk.

"Maaf atas ucapan adikku tadi. Jika..." Tae menggigit bibir bawahnya ragu sebelum melanjutkan, "Jika kau tidak bisa hadir untuk itu, tidak apa. Kau tidak perlu memaksakan diri. Aku tidak memaksa..." Tae menghela nafasnya pelan, "Tapi aku harap kau bisa..." Lanjutnya berbisik, tapi Tee masih bisa mendengarnya.

"Aku akan hadir...." Ujar Tee dengan senyumnya.

"Ah, tentu. Aku... Aku bisa menjemputmu..." Tae menunjukkan senyumnya.

"Tidak perlu, kita bisa bertemu disana, mungkin kau bisa mengantarku pulang." Tee menjawab dengan sopan, Tae mengangguk mengerti.

"Kalau begitu... Aku... Eum... Aku pergi dulu..." Tae bangun dari duduknya berpamitan pada Tee, Tee mengangguk mengerti dan mempersilahkan Tae pergi.

Setelah kepergian Tae, Tee tersenyum jika mengingat wajah tampan Tae yang sopan. Bagaimana wajah Tae yang tetap menjaga sopan santunnya meskipun ia memiliki tatapan yang tajam bak ingin menerkam seseorang.

Tee mengalihkan pandangannya pada ponselnya yang bergetar, menunjukkan nama sang adik "My Krist".

"Ya, Krist?" Ujar Tae setelah panggilan terhubung.

"Phi, ayo makan siang bersama! Aku ada berita bagus!" Terdengar suara Krist yang bersemangat.

"Eum, sepertinya aku juga punya berita bagus..."

"Aku akan menghubungi Bass! Kita makan siang di dekat rumah sakit!" Krist memutuskan panggilannya sebelum Tee menjawab.

Tee hanya tersenyum memandangi ponselnya, adiknya benar-benar aktif semuanya.
.
.

Krist, Bass dan Tee tengah duduk di sudut restoran dekat kampus Bass, karena Bass masih memiliki bimbingan dengan dosennya setelah makan siang, jadi Tee dan Krist mengalah untuk mendatanginya.

"What?! Phi mau tunangan? Dengan phi Sing?" Bass terkejut dengan penuturan Krist. Tee hanya menggelengkan kepalanya lemah, Krist memang pernah bercerita jika ia menyukai seniornya, tapi Krist tidak berani maju kehadapan sang senior. Kemudian berita ini, seniornya yang langsung mengajak bertunangan di hari pertama bertemu setelah sekian lama? Luar biasa!.

"Ssstttt!! Tenanglah!" Krist memberikan kode pada Bass untuk kembali duduk.

"Tunggu! Phi Sing adalah kakak dari Phi Godt! Jika Phi menikah dengan Phi Sing, apakah aku harus melepas Phi Godt? Padahal dia tadi baru menghubungiku untuk makan malam besok...." Bass tidak dapat menutupi kekecewaannya.

"Tidak! Kau tidak harus melepas Godt, kita bukanlah saudara dengan rahim yang sama. Jadi, bukan masalah jika aku bersama kakaknya dan kau bersama adiknya." Jelas Krist membuat Tee memutar mata malas, berbeda dengan Bass yang sudah kembali bersemangat.

"Benarkan phi?" Tanya Krist pada Tee.

"Benar, tapi sampaikan dulu rencana kalian ini pada Mae dan Pho." Tee mengingatkan supaya mereka tidak lupa dengan prosedur yang ada.

"Tentu, aku akan menyampaikannya nanti." Krist menyeruput minumannya di atas meja.

Setelah makan siang itu, Krist kembali ke kantor, sedangkan Tee kembali ke rumah sakit. Bass sendiri hanya perlu berjalan kaki hingga sampai di kampusnya. Seseorang mendatanginya saat ia hendak duduk di salah satu kursi, "Hey" Sapanya sembari duduk.

Nice To Meet You (SK) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang