2 - Sangpotirat

4.1K 325 18
                                    

"Krist! Kita menang! Kita bisa melakukan kerjasama pembelian dengan perusahaan Lion!!" Suara pemuda mungil dengan kulit putihnya baru saja memasuki ruangan. Krist, pemuda yang di panggil tengah menunduk menatap beberapa lembar kerja di atas mejanya. Waktu sudah menunjukkan pukul 12 siang lebih, tapi Krist masih setia didalam ruangannya, di hadapan meja kerja.

"Kau yakin New?" Tanya Krist memastikan.

"Yaps! Aku yakin! Kita bisa mendapatkan kualitas terbaik dari mereka. Tapi...." New, pemuda yang baru memasuki ruangan Krist mengubah wajahnya sedikit sedih.

"Ada apa?"

"Mereka minta untuk bertemu langsung dengan pemilik perusahaan. Jadi, kau harus datang. Aku tidak diterima...." New menunduk lesu.

"Lalu kenapa jika aku pergi dan kau tidak?" Krist mengerutkan keningnya.

"Kau tau jika pemilik perusahaan Lion memiliki tiga putra? Dan... Mereka... Sangat tampan...." New menundukkan wajahnya tampak malu-malu membuat Krist ingin sekali melemparkan gelas kosong didepannya.

"Oh! Phi Earth! Ku kira kau di Milan?" New langsung menoleh ke arah pintu dimana seorang lelaki tengah berdiri, saat Krist menunjukkan senyumnya.

"Shit! Aku kira Phi Earth sungguhan!" New langsung mengumpat saat menyadari jika yang datang adalah pemuda lain berjas putih.

"Apa sebegitu menyebalkannya jika aku yang datang?" Pemuda berjas putih itu menatap tidak suka dengan ekspresi New, membuat New tersenyum malu-malu.

"Maafkan aku Tee...." New menangkupkan kedua tangannya didepan dada.

"Phi New memang jahat jika kepadaku..." Tee, nama pemuda berjas putih itu, yang kini sudah mengalihkan pandangannya kepada Krist yang masih mencoret-coret kertas laporan di depannya.

"Dimana Nong Bass?" Krist mengangkat wajahnya, mengalihkan fokus kepada Tee yang tengah berdiri didepannya.

"Apa Phi tidak salah sasaran? Phi bertanya padaku?" Krist menunjuk dirinya sendiri didepan dada.

"Aku yakin jika tidak salah sasaran. Bass sangat manja dan kau selalu memanjakannya. Jadi, siapa lagi yang harus aku tuduh? Dia tidak pulang selama dua hari, tidak ada di apartemennya dan ponselnya mati" jelas Tee yang sudah duduk didepan Krist.

"Phi menyebalkan! Aku memanjakannya, karena kau tidak pernah memanjakan dia. Dia masih muda dan butuh banyak perhatian...." Krist membela dirinya sendiri.

"Jadi kau tidak membantah dia bersamamu? Sekarang katakan padaku, dimana dia NONG KRIST?" Tee memberikan penekanan di akhir kalimatnya. Bahkan New yang ada disana dan tidak menatap langsung ke arah mata Tee sudah merasa bergidik ngeri.

Krist membasahi bibirnya sebelum menjawab, "Liburan ke Milan bersama Mae dan Pho ku....".

Brakk!! Tee menggebrak meja Krist, membuat Krist menutup mata rapat-rapat.

"Yakkk!!! Liburan? Milan!?" Tee menunjukkan emosinya, "Bagaimana bisa dia berlibur? Satu minggu lagi dia akan ada ujian! Astaga anak itu!" Tee melanjutkan luapan emosinya sebelum mengeluarkan ponsel dari saku jas putihnya.

"Swatdee khab Mae....." Suara Tee berubah lembut membuat New membulatkan matanya, bagaimana bisa Tee menunjukkan suara lembut disaat kedua matanya melotot ke arah Krist.

"Swatdee kha..." Terdengarsuara seorang wanita dari seberang panggilan Tee.

"Eum, Mae. Apakah Nong Bass bersama Mae?"

"Iya. Bass masih pergi bersama Pho. Ada apa Tee? Kau ingin berbicara dengannya?"

"Eum apa Bass bilang jika minggu depan dia ada ujian?"

"Ujian? Tidak, dia tidak mengatakan apapun."

"Tidak? Mae tidak tau? Lalu bisakah Mae memulangkan dia? Aku akan menjemputnya dibandara nanti."

"Bagaimana jika besok? Setidaknya biar dia melanjutkan refreshing nya...." Mae terdengar meminta waktu lebih untuk Bass.

"Besok?" Tee menatap tajam Krist. Ia menghela nafasnya berat sebelum kembali melanjutkan pembicaraan, "Baiklah kalau begitu. Tapi, bisakah Mae tidak mengatakan jika aku yang meminta? Katakan Krist yang meminta. Krist sangat khawatir pada ujian Bass, tapi takut jika akan menyakiti hati Mae."

"Krist? Dia sangat menyayangi Bass seperti dirimu. Baik, aku akan bilang begitu. Bass akan suka jika Krist yang meminta. Benarkan?"

"Iya Mae, terima kasih...."

"Tentu, sampai jumpa sayang..."

"Sampai jumpa, Mae..." Tee menutup panggilannya.

"Kenapa aku?" Krist langsung menunjukkan protes nya saat Tee sudah memutuskan panggilannya.

"Apakah aku harus menggunakan Phi New?" New langsung menghilangkan senyuman diwajahnya.

"Krist, jangan membuat masalah lebih! Jangan merepotkan Mae dan Pho lagi dengan kenakalan-kenakalan seperti ini! Kita sudah cukup merepotkan mereka!" Tee menekankan setiap kalimatnya, Krist tau Tee tengah marah, jadi dia cukup pintar untuk mengangguk mengerti ucapan yang ia dengar.

"Aku tau Phi, aku akan bicara dengan Bass nanti.." Krist menunjukkan wajah menyesalnya.

"Mari berlibur bersama saat Bass benar-benar libur. Phi New, tolong atur jadwal kami bertiga.." Tee sudah mengalihkan pandangannya pada New, yang dijawab dengan anggukan cepat.

"Aku akan kembali ke rumah sakit, bekerjalah dengan baik, dan hasilkan banyak uang. Tiket kita bertiga, kau yang menanggung. Aku akan membayar penginapan." Tee mengangkat jari telunjuknya saat melihat Krist membuka mulut hendak menjawab, "Tidak ada protes." Telak Krist langsung menutup mulutnya, membatalkan rencana protesnya.

Tee berjalan pergi meninggalkan ruangan setelah memastikan Krist tidak memprotesnya.

"Kadang aku takut dengan dia, dia sangat baik dan juga menakutkan diwaktu yang sama...." Ujar New setelah memastikan Tee menghilang di balik pintu ruangan.

Krist mendesah lelah sembari merenggangkan punggungnya, "Tapi, dia tau apa yang harus dilakukan untuk melindungi kami keluarganya".

"Padahal kalian tidak keluar dari rahim yang sama...." New memilih duduk diseberang meja Krist .

"Tapi kami di didik dengan orang dan cara yang sama...." Krist memberikan pembelaannya.

"Ya, tapi kalian memiliki mimpi yang berbeda..."

"Tidak, mimpi kami sama. Menjaga keluarga Sangpotirat sebaik dan semampu kami." Krist kembali membantah kalimat New, memberikan pembelaan lagi.

"Keluarga Sangpotirat...." New tersenyum kecil saat mengucapkannya.

Memang benar ketiganya adalah putra dari Sangpotirat, tapi ketiganya bukanlah putra kandung dari keluarga Sangpotirat. Ketiga putra itu, di ambil dan dirawat oleh Nyonya Sangpotirat saat masih bayi, dari sebuah panti asuhan. Tee adalah bayi pertama yang di ambil, sekarang ia menjadi dokter seperti mimpinya, Tuan Sangpotirat bahkan menyiapkan rumah sakit untuk Tee. Namun, Tee memilih bekerja sebagai dokter dirumah sakit itu daripada menjadi direkturnya. Krist sendiri mendirikan perusahaan mesin setelah mendapatkan model dari Tuan Sangpotirat. Jika kedua kakaknya bekerja keras di tempat masing-masing, maka berbeda dengan putra terakhir mereka, Bass. Bass lebih fokus dengan bersenang-senang, ia menjadi seorang model, dan juga aktor. Tuan Sangpotirat pernah menawarkan untuk sebuah perusahaan, namun Bass memilih menjadi model atau aktor karena ia ingin mendapatkan kebebasannya.

Si bungsu ini sangat dekat dengan Krist, karena ia akan terus dimanjakannya. Berbeda dengan Tee yang sedikit lebih keras kepada Bass. Namun dibalik tiga pemikiran yang berbeda itu, ketiganya saling menyayangi bahkan sudah seperti saudara kandung.

.TEBECEH.



Sepertinya cerita ini kurang menarik? Begitukah?

Nice To Meet You (SK) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang