4 - Sangpotirat

3K 272 12
                                    

Tee dengan kacamata hitam menghiasi pangkal hidung mancung milikinya, serta celana coklat susu yang dipadupadankan kaos putih berkerah, tampak sangat cocok dengan dirinya. Ia duduk disalah satu kursi ruang tunggu sebuah bandara, menunggu adik tercintanya turun dari pesawat. Disisi lain, Krist berdiri dekat pintu keluar menunggu Bass menampakkan batang hidungnya.

"Phi Krist!!" Bass berlari dan memeluk Krist erat.

"Phi merindukanku? Jadi, Phi memintaku untuk kembali dulu?" Tanya Bass dengan senyuman, tapi itu semua langsung luntur saat melihat Tee berjalan dibalik punggung Krist.

"Kau sudah tiba? Ayo pulang!" Tee mengacak rambut Bass. Ini dia yang paling ditakutkan olehnya, Tee yang tidak memaki disaat marah.

Krist mengambil alih koper Bass, menepuk bahunya dengan lembut, seolah mengatakan jika Tee tidak akan memarahi nya. Mereka bertiga kembali ke rumah utama bersama, Tee langsung masuk kedalam kamar tanpa mengatakan apapun, membuat Bass merasa lebih bersalah.

"Phi, apakah Phi Tee marah besar?" Tanya Bass saat ia dan Krist duduk di ruang tamu berdua.

"Ya, begitulah..." Jawab Krist tepat setelah Tee sampai di ruang tamu dengan sebuah buku dan kartu.

"Aku menjual apartemenmu, membekukan kartu kredit mu dan...." Tee melemparkan sebuah buku tabungan dan kartu debit, "Itu milikmu. Tidak ada apartemen, mobil, dan syuting ataupun kartu kredit. Fokus pada kuliahmu." Tee berbalik dan meninggalkan Bass yang tidak bisa protes.

"Phi Tee sangat marah?" Tanya Bass kepada Krist, sembari mengambil buku tabungan dan kartu atm nya.

"Sangat." Singkat Krist menjawab pertanyaan Bass.

Krist ingat betul bagaimana ekspresi Tee mendatangi ruangan kerjanya kemarin, lalu menggebrak meja dengan keras saat ia mengatakan dimana Bass berada. Lalu bagaimana Tee berbicara dengan Mae menggunakan suara lembut tapi kedua matanya masih menatap tajam pada Krist. Krist sangat ingat itu.

"Minta maaflah padanya..." Krist mengusap rambut Bass lembut.

"Phi, ini kenapa banyak sekali uangnya?" Bass menatap tidak percaya pada buku tabungan di tangannya.

Krist mengintip buku tabungan itu sebelum mengatakan, "Shiaa dia tidak akan memberikan uang lagi padamu. Cepatlah ke kamarnya!"

Bass membulatkan kedua matanya dan langsung berlari kecil menuju kamar Tee. "Phi Tee..." Rengeknya yang sudah masuk kedalam kamar Tee.

"Maafkan aku naa~" Bass memeluk Tee yang tengah membaca buku didepan meja.

"Phi sudah memaafkan..." Tee mengucapkannya tanpa mengalihkan pandangan.

"Phi masih marah kan?" Bass mencoba mengalihkan perhatian Tee.

"Maafkan Bass naa~" Bass kembali merengek tapi Tee masih mengabaikan.

"Aku akan menjadi adik yang baik, aku janji..." Bass mengguncangkan bahu Tee.

"Phi..." Rengek Bass lagi.

"Istirahatlah, Phi juga mau tidur..." Tee bangun dari duduknya dan berjalan menuju kamar mandi.

Saat Tee sudah keluar dari kamar mandi, dengan setelan piyama miliknya dan hendak naik ke tempat tidur, tiba-tiba pintu kamar terbuka. Bass dan Krist tengah berjalan menuju tempat tidur Tee.

"Apa yang kalian lakukan?" Tanya Tee yang mencoba menghentikan langkah kedua adiknya.

"Tidur siang bersama..." Jawab Krist dengan cuek dan naik ke atas tempat tidur Tee.

"Tidak! Tidak ada tidur siang bersama! Keluar!" Tee menolak mentah-mentah kedua adiknya.

"Ayolah Phi, bukankah phi bilang sudah tidak marah padaku?" Bass mengalungkan kedua tangannya di salah satu lengan Tee.

Nice To Meet You (SK) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang