EMPAT

1K 93 20
                                    

Key sedang menyiapkan bunga yang akan diantarkannya ke Bogor, tepatnya kediaman Dean, sebagai hadiah pertunangan dari Ayah dan Bunda, dekorasi bunga di kirim langsung dari kebun Ayah.

"Key, nanti kamu jadi nginep di rumah Agy?" tanya Bunda.

"Iyah Nda, sekalian nemenin Agy, nanti juga Pian nyusul Nda."

"Kamu hati-hati nyetirnya, jangan ngebut-ngebut."

"Siap Nda." Hormat Key dan senyuman termanisnya di persembahkan untuk wanita terhebat dalam hidupnya. "Kalau gitu Key berangkat sekarang, biar bunganya lebih fresh pas nyampe rumah Dean."

"Hati-hati yah De." Key pun mencium tangan dan kening Bundanya, lalu segera menuju Bogor."

Didalam mobil Key masih menyimpan playlist yang biasa di dengarkan Nay, hanya itu obat menepiskan rindunya selama ini ketika dalam perjalanan. Entah kenapa hati Key merasa bahagia saat perjalanan menuju kediaman Dean, seperti akan menemukan sesuatu yang menyenangkan. Tapi key beranggapan kalau bahagianya ini karena merasa senang salah satu sahabatnya akan memulai hubungan yang lebih serius.

Sampailah Key di kediaman Dean, orang tua Dean menyambut Key di halaman rumahnya.

"Alhamdulillah Key sampe juga kamu, Mami deg-degan soalnya Bunda bilang kamu udah berangkat dari jam 6 tadi."

"Iyah maaf Mam tadi Key makan dulu di jalan soalnya lapar lagi. Tukang dekornya udah dateng yah Mam?"

"Gak apa-apa Mami Cuma khawatir sama kamu, udah mereka lagi pasangin kursi dulu. Yah udah ayo masuk, tadi Deannya lagi sarapan, katanya sebentar lagi baju kebayanya mau di anter langsung sama yang rancangnya."

"Key ketemu Dean dulu yah, tapi gak akan lama mau langsung ke rumah Agy."

"Yah udah sok mangga, mami mau liatin yang dekor."

Key pun masuk ke dalam dan menemui Dean yang masih sarapan sambil nonton TV.

"Key, makasih banget yah bunganya, maaf aku jadi ngerepotin kamu." Dean berdiri dan langsung memeluk Key.

"Itu hadiah dari Bunda sama Ayah sekaligus permintaan maaf soalnya beliau gak bisa hadir nanti sore."

"Yah, padahal aku kangen banget sama Bunda. Kamu udah sarapan? Yuk sekalian, nih ada lontong sayur kesukaan kamu."

"Gak usah seh makasih aku mau langsung ke rumah Agy."

"Yah, kirain mau nemenin aku, soalnya aku punya kejutan buat kamu."

"Kamu mau tunangan sama si Agy ko malah mau ngasih kejutan buat aku?" tanya Key heran.

"Itu mah gak usah di tanya, kejutan buat Agy udah siap juga. Tapi yah udah gak apa-apa nanti kalau acara udah beres aku kasih kejutannya."

"Oke siap, yah udah aku cabut dulu yah ke rumah Agy. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam, hati-hati yah."

Key langsung menuju mobilnya, dan langsung tancap gas menuju kediaman Agy. Saat keluar dari gerbang rumah Dean, ada mobil yang akan masuk ke rumahnya, tapi saat itu pula detak jantung Key tiba-tiba mengencang. Tapi Key mengindahkan hal itu, ia fokus menyetir menuju rumah Agy. Dan tidak membutuhkan waktu lama, Key sudah sampai di kediaman Agy, yang sudah ramah oleh saudara-saudara Agy. Setelah menyapa kedua orang tua Agy, Key langsung menuju paviliun yang menjadi kamar sekaligus studio musik Agy.

"Nah nongol juga nih manusia satu." Sapa Pian yang sudah sedari pagi ada di rumah Agy.

"Elaaahhh gue kan tadi nganterin dulu Bunga ke rumah Dean." Langsung di rebahkannya badan Key ke beanbag yang ada di kamar Agy.

"Thanks yah Bro, repot juga akhirnya lo. Tapi nanti kalo elo nikah gue juga bakal siap di repotin elo."

"Akh kan sekalian lewat sebelum ke sini. Oh iya, hand bouqet yang lo pesen udah gue kasiin ke Ambu, spesial tuh Ayah yang rangkai."

"Waduuuhh, terharu gue Key. Eh tapi kayanya Ayah udah pengen punya mantu tuh."

"Apaan sih, udah lah gak usah bahas itu. Oh iyah Gy, tadi si Dean bilang ke gue mau ngasih kejutan gitu, lo tau kejutannya apaan?"

"Oh itu, tau, tapi gue gak akan spoiler kejutannya apaan."

"Aaaahhh elaahhh, laki ma bini sama aja seneng bikin gue penasaran."

Mereka bertiga asik bercanda sambil membantu Agy menyiapkan segala sesuatunya untuk pertunangan nanti sore. Dan selepas Ashar rombongan keluarga Agy mulai menelusuri jalanan menuju rumah Dean. Agy tampak Gagah dengan batiknya, dan gurat bahagia terpancar dari seluruh keluarga Agy. Key dan Pian pun berbahagia untuk sahabatnya ini.

Pukul 4 tepat acara pertunangan di mulai, dengan segala tradisi dan dan hal lainnya akhirnya Agy resmi bertunangan dengan Dean. Dan pernikahannya akan di laksanakan dua bulan setelah pertunangan. Selepas solat Magrib, acara di lanjutkan dengan jamuan makan malam.

Key, Pian, Agy dan Dean berada di satu meja, mereka makan bersama dan lebih banyak candaan daripada obrolan seriusnya. Tapi Dean tiba-tiba meminta maaf kepada Key karena kejutannya batal di berikan."

"Key, maaf yah kejutannya batal aku kasi."

"Ah santei aja De, gue juga gak ngarep-ngarep banget di kasih kejutan sama lo." Canda Key pada Dean.

"Tapi sebagai permintaan maaf gue, gue mau kasi ini buat lo." Dean menyodorkan sebuah kartu kecil berwarna putih.

"Apa ini?" tanya Key sedikit bingung.

"Bibalik terus di baca dong, elaah gak ada inisiatif banget sih lo." Sambar Pian yang sejak tadi penasaran dengan reaksi Key setelah membaca kartu itu."

Dan seperti di guyur hujan saat panas, mata Key berbinar bahagia sekaligus bercampur rasa takut yang tiba-tiba datang. Membaca namanya saja Key tidak berani, hanya terus memandangi kartu nama Nasyira Winata dengan nomor telfon yang tertera berikut alamat butik yang berada di Jakarta, Bandung dan Bali. Membaca kata Bandung Key ternyata sedekat itu jarak antara Key dan Nay.

"Key, udah dong mandangin kartu namanya." Dean menyadarkan Key dari lamunannya.

"Semenjak putus dari lo, 6 bulan kemudian Nay lulus, dan mulai merintis Butiknya di Bandung. Nay sering ke rumah lo saat lo ada di tempat rehabilitasi, usaha Nay cukup cepet berkembangnya. Saat lo keluar dari tempat rehab, dia juga membuka cabang di Jakarta."

"Terus sekarang dia dimana?" tanya Key berharap bisa bertemu dengan wanita yang paling di rindukan selama 3 tahun ini.

"Tadi pas lo balik, Nay dateng anterin kebaya ini. sayangnya dia gak bisa ikut acaranya karena dia harus balik Bali buat nemenin klien nya."

"Yang pake mobil putih tadi itu Nay?" dan Key kembali melamun.

"Iyah, dan gue minta maaf selama ini gue nyembunyiin hal ini. tapi gue tau kalian itu masih sangat saling sayang satu sama lain." Jelas Dean.

"Lo gak marah kan sama kita?" Tanya Pian.

"Nggak lah, kenapa musti marah, dan gak ada yang harus jadi alasan buat gue marah sama lo semua. Lo mau jadi sahabat gue aja gue udah bersyukur banget."

Tidak ada gurat kecewa sama sekali pada para sahabatnya itu, justru Key merasa bingung, apa yang harus di lakukan. Malu yang teramat sangat besar untuk menemui Nay, juga takut Nay akan membencinya.

"Kejar dia Key, perjuangin cinta lo sampe titik penghabisan." Agy berusaha memberikan motivasi untuk Key.

Kira-kira Nay mau ketemu gak yah sama Key?

Vote n komen yah,,

Cintaku Belum KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang