Lima Belas

977 85 29
                                    

21+ yaaa yg di bawah ini jangan bandel mau ttp.baca

Pagi ini di bangunkan oleh kecupan lembut di pipiku, sungguh indah pemandangan ketika aku membukakan kedua mataku. Nay masih di dalam pelukanku sepertinya enggan beranjak dari tempatnya saat ini.

"Pagi sayang, bangun dulu yuk kita Subuh dulu."

"Lima menit lagi gini aja dulu, aku masih betah peluk kamu."

"Manja banget sih kamu." Nay mengacak rambutku tapi dia juga kembali memelukku.

"Biarin, kan sama istri sendiri ini."

"Iyah boleh tapi ini udah lebih dari lima menit Yang, kita kan harus ke butik."

"Aduuuhhh kenapa harus ke butik pagi-pagi banget sih? Kita kan lagi honeymoon sayang."

"Aku belum cerita sama kamu, jadi rencananya aku mau tutup butik di sini terus di pindahin ke Bandung."

"Hahh? Kamu serius? Kenapa baru cerita sekarang?"

"Udah yuk Subuh dulu, nanti sambil sarapan kita obrolin soal ini."

Karena subuh sudah hampir habis akhirnya setelah solat kita langsung bersiap untuk sarapan lalu pergi ke butik Nay. Banyak pertanyaan di kepalaku tapi aku ingin Nay menceritakan semuanya padaku.

"Jadi gimana ceritanya sampe kamu mau tutup butik di sini? Padahal butik di sini impian kamu, lagian butik di sini banyak banget klien dari luar."

"Keputusan ini aku ambil ketika kamu meminta pernikahan kita di percepat, ini sudah menjadi niatanku kalau aku menikah dengan kamu aku akan menutup butik di Bali, karena aku sadar diri kodratku sebagai seorang istri. Kamu memang selalu mendukung semua kegiatannku, tapi aku ingin mengabdikan hidupku untuk kita Key. Lagian aku masih bisa nerima pesanan kilen dari luar, dan aku masih bisa penuhi di ruang kerja kita."

"Terus kamu kenapa baru cerita sekarang?"

"Soalnya waktu itu kamu masih belum pulih 100%, tapi aku udah bicarain sama semuanya, dan alhamdulillah mereka semua mendukung keputusan aku."

"Kamu ikhlas Yang, semua mimpi kamu dari dulu harus selesai sekarang?"

"Insha allah aku ikhlas, kan sekarang mimpi aku ada di kamu, karena surga aku ada di kamu."

Mendengar perkataan Nay sungguh membuat aku sangat terharu, jujur aku hampir meneteskan air mataku. Tapi aku hanya bisa menahannya dan tak henti-hentinya mengucap hamdalah di dalam hati.

"Key? hey, kok malah ngelamun sih?"

"Hah? Nggak sayang, aku Cuma bersyukur punya istri kamu."

Sekarang aku sudah berada di butiknya Nay, ada gurat kesedihan yang Nay sembunyikan di di wajahnya. Aku tau ini berat untuknya tapi aku harus mendukung semua keputusannya, lagipula keputusannya ini dia berikan untuk pernikahan kita. Dan akupun sudah punya kejutan untuk menebus pengorbanan dia untukku.

"Udah sayang cape." Nay menghentikanku membantu membereskan barang-barang yang akan di kirim ke bandung dnegan menggunakan mobil box.

"Gak apa-apa sedikit lagi kok, kamu udah selesai?" Nay hanya menganggukan kepalanya sambil tersenyum, dan itu membuatku menghentikanku memindahkan barang ke dalam mobil box.

Aku langsung merangkulnya, membawa Nay masuk ke dalam ruangannya, membiarkan dia menangis sepuasnya. Ini keputusan sangat berat, dan Nay harus menyimpan impiannya ini untuk kedua kalinya.

"Udah sayang, Insha Allah surga kamu udah di dapat."

"Maaf Yang, aku Cuma sedih harus berpisah sama semua karyawan aku, mereka udah baik banget bantuin aku, ngejaga kepercayaan aku."

Cintaku Belum KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang