Nasyira POV
Sudah tengah malam tapi aku belum mendapatkan kabar apapun dari Key, keberadaannya masih belum bisa di temukan. Keluarganya pun masih mencarinya, seluruh teman dan staf di kantornya sudah dihubungi dan tidak ada yang tahu dimana Key.
Mama memintaku untuk beristirahat karena besok kita semua akan mencari Key, tapi setelah solat aku teringat tempat dimana Key sekarang, dia pernah bercerita tentang tempat dimana dia bisa menenangkan hati dan fikirannya. Aku segera turun dan meminta Epi untuk mengantarkanku ke tempat Key sekarang berada, dan aku sangat yakin Key sekarang ada di sana.
"Kamu yakin Nay dia ada di sana?"
"Iyah Kak aku yakin dia ada di sana."
"Tapi ini udah tengah malem Nay, gak bisa nunggu besok?"
"Kalau kamu gak mau nganter biar aku pergi sendiri ke sana."
"No, aku gak akan izinin kamu nyetir sendiri ke luar kota, tengah malem pula. Ya udah aku siap-siap dulu, kamu juga yah?"
"Oke, Thanks Kak." Aku memeluk Epi lalu pergi ke kamar untuk bersiap.
Jam satu malam aku dan Epi nekat pergi, berharap Key benar ada di sana dan mau mendengarkan penjelasan dariku dan Epi sebagai waliku. Mungkin saat ini waktuku untuk memperjuangkan perasaanku, tidak bisa ku pungkiri, kalau aku memang mencintai Key. Cukup melelahkan perjalanan menuju tempat itu, sudah tiga jam perjalanan dan kami baru setengah jam perjalanan. Melihat epi yang sudah mulai kelelahan aku memintanya untuk bergantian denganku, berhenti di mini market untuk membeli kopi dan camilan lalu kita melanjutkan perjalanan. Beruntung perjalanan ke sana tidak ada hambatan, jadi kami bisa sampai saat matahari akan menampakan sinarnya.
Berjalan menyusuri pasir putih mencari sosok yang saat ini sangat aku rindukan, dan doaku terkabul, aku melihat mobil yang di gunakan Key. Segera berlari untuk menghampirinya, tapi yang kulihat hanya mobilnya saja key tidak ada di sana. Air mataku sudah tidak bisa terbendung lagi, Epi menenangkanku untuk tetap positif thinking, dan ada nelayan yang memberi tahu kita kalau pemilik mobil ini sedang berada di mushola yang tidak jauh dari sini.
Aku berlari sekuat tenaga sekencang mungkin supaya tidak kehilangan jejaknya, tapi sesampainya di sana aku tidak menemukan Key. Tapi Epi melihatnya, dia sedang berjalan menuju bibir pantai, dan aku segera menyusul dan memanggilnya. Sepertinya Key tidak mau mendengar panggilanku, dia terus berjalan, tapi aku tetap mengejarnya hingga aku bisa meraih tangannya. Kulihat matanya merah dan wajahnya pucat.
"Key,,,,,"
"Nay??? Kamu ngapain kesini? Tau darimana aku di sini?"
"Aku cariin kamu, aku mau jelasin semua kesalah pahaman ini."
"Key, gua sebagai walinya Nay mau ngomong sama elo."
Key tidak banyak bicara tapi dia mau mendengarkan penjelasan dari Epi, kita duduk di sebuah warung, karena aku liat sepertinya dia belum mengisi perutnya. Tapi makanan itu tak di sentuhnya sedikitpun, tatapannya kosong tapi ketika Epi mulai berbicara dia terus menatap Epi tajam, dia sama sekali tidak mau melihatku, dan itu sungguh membuatku sangat sakit.
Epi menjelaskan sedetil mungkin tentang semua kejadian di hari kemarin, supaya tidak ada kecurigaan sedikitpun dan kami memang mengatakan yang sejujurnya. Di akhir pembicaraan Key menundukan kepalanya dan hanya mengatakan "maaf" pada Epi. Epi mengerti kondisi Key saat ini, anxiety syndrom telah menyerangnya kembali. Sekarang saatnya giliranku menyembuhkan dan mengembalikan Key seperti dulu.
(semangat ya Nay, kamu pasti bisaaaaaa.)
Akhirnya kita memilih untuk istirahat sejenak di penginapan, karena semalaman tidak tidur cukup membuat kepala kami pening dan badan sudah meminta untuk rehat. Epi yang langsung menuju kamar mandi dan setelah itu memilih untuk tidur menyiapkan tenaga untuk kembali ke Jakarta. Sementara aku masih menemani Key yang sedari tadi masih banyak melamun, aku memintanya untuk mandi terlebih dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cintaku Belum Kembali
RomancePasangan kekasih yang berpisah karena mempertahankan ego masing-masing