SEBELAS

972 68 17
                                    

Nasyira POV

Minggu ini adalah minggu yang cukup sibuk untukku, pasalnya akhir pekan ini adalah hari pernikahan sahabat kita Agy dan Dean. Sebetulnya pesanan kebaya untuk keluarga Agy dan Dean sudah rampung sejak minggu kemarin bahkan sudah beberapa yang diambil mereka tinggal milik Dean yang belum selesai karena Nay ingin menambahkan svarosky di kebaya Dean. Dean sudah menjalani ritual pingitan, jadi hari ini Nay harus pergi ke rumah Dean untuk mengantarkan baju untuk prosesi siraman, akad dan resepsi.

Aku dan dua orang pegawai harus menempuh perjalanann kurang lebih satu setengah jam untuk sampai ke rumah Dean. Ternyata Ayah Bunda dan Key juga sudah ada di sana, mereka memang cukup dekat apalagi Dean menginginkan bungan untuk dekorasi pernikahannya berasal dari kebun milik Ayah.

"Nah itu Nay udah dateng Bun, Yah." Dean sangat senang melihat Nay yang sudah datang, selain karena Nay sahabatnya, Dean juga sangat ingin melihat kebaya yang akan ia kenakan untuk besok.

"Loh ternyata ada Ayah, Bunda juga?" Nay menyapa Ayah dan Bunda lalu mencium tangan mereka.

"Iyah Nay, kita mau anterin bunga sekalian kita mau jemput Nindy." Bunda sedikit menjelaskan.

"Key ada di taman belakang." Ayah memberitahu Nay yang sedari tadi seperti mencari keberadaan Key.

"Oh iyah Yah, tadi aku gak sempet buka handphone, jadi aku belum sempet komunikasi sama Key." Jelas Nay.

"Ya udah kita pamit duluan yah kasian Nindy udah nunggu."

"Makasih yah Ayah, Bunda udah anterin langsung bunganya, tapi jangan lupa acara besok pengajian dan siraman harus dateng juga." Pinta Dean.

"Insha Allah, kita soalnya nginep dulu di Jakarta."

Setelah kepulangan Ayah dan Bunda, Nay dan Dean langsung fitting, dan ternyata semuanya langsung pas saat dikenakan Dean.

"Ah ini sih emang kamu yang body goals jadi aku gak repot lagi, gimana suka gak sama tambahan svarosky nya?"

"Ini sih masterpiece Nay, makasih banget loh buat semuanya." Dean memeluk Nay erat sekali, sedikit menteskan air mata karena terharu, begitupun dengan Nay yang ikut menangis karena bahagia sahabatnya ini akan melangkah ke kehidupan baru dengan Agy.

"Udah dong nangisnya, ada aku kali di sini." Key mencairkan suasana.

"Loh dari kapan kamu di situ?"

"Dari kalian pelukan terus nangis-nangis. Udah selesai?"

"Udah ko, ini kita juga udah beres-beres siap-siap mau balik lagi ke Jakarta."

"Yah udah bareng aja Yang."

"Oh yah udah." Nay menyetujui pulang dengan Key, sementara pegawainya pulang dengan supir kembali ke butik. "Kamu istirahat yah, banyak doa, minum air putih sama makan buah. Aku pamit yah?"

"Yah temenin aku dulu kali Nay." Rengek Dean.

"Nggak, nggak, kamu kudu istirahat, nanti aja kita nongkrongnya." Tolak Nay.

Akhirnya kami pamit dan langsung menuju Jakarta, aku cukup lelah hingga aku lebih banyak diam, dan Key masih fokus menyetir, hingga dia menyadari kalau aku hanya diam saja.

"Cape banget yah?" Key mengelus pipiku lalu mengusap kepalaku. "Yah udah tidur aja, atau mau makan dulu?"

"Makan dulu aja yah? Aku laper juga nih."

"Oke nyonya mau makan apa?"

"Kalo makan sate padang kamu mau gak?"

"Boleh, di tempat biasa kan?"

Cintaku Belum KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang