TUJUH

857 84 19
                                    

Jam baru menunjukan pukul 21.30, Key membaya botol minumnya yang biasa ia bawa ke kamar. Tapi saat mengisi air ke botolnya, Key melihat ke arah paviliun yang berhadapan langsung dengan jendela yang ada di rumah utama. Ada Nay yang sedang duduk di teras paviliun sambil memegang handphone nya, banyak pertanyaan yang menghampiri benak Key saat itu, apakah Nay sudah punya pacar lagi dan sekarang malam minggu pasti dia sedang berkomunikasi dengan pacarnya itu. Niatnya untuk menghampiri Nay di urungkannya, takut mengganggu fikirnya, dan Key akan kembali ke kamarnya untuk tidur.

Saat matanya akan di pejamkan, fikirannya kembali kepada Nay dan Key mengintip dari jendela menuju paviliun. Nay masih duduk di sana dan kali ini dia memegang buku dan pensilnya, Key masih saja merasa takut mengganggu. Tapi hati kecilnya kali ini memberanikan diri untuk menghampiri Nay. Key turun dan membuat 2 cangkir coklat yang selalu menjadi favorite nya Nay.

"Malem Nay" sapa Key dengan membawa dua cangkir coklat yang masih mengepul asapnya.

"Eh, Hai Key, belum tidur?" tanya Nay lembut.

"Tadi aku mau tidur, kebetulan botol minum aku abis jd aku mau ngisi, pas liat kamu masih di teras, makanya aku inisiatif bikinin kamu coklat panas." Jelas Key sambil menyodorkan mug coklat panas dengan hati-hati.

"Waduh hari ini aku ngerepotin kamu terus yah, makasih banyak Key." Nay menerima coklat panas dari Key.

"Ah dari repot apa sih, ngga lah. Kamu lagi sibuk?" Key melihat buku yang berisi design baju yang baru setengah jadi.

"Ngga, aku Cuma belum ngantuk jadi aku gambar dulu aja, mumpung barusan ada inspirasi pas liat bunga anggrek ini."

"Ini Cuma beberapa koleksi Bunda, kalau yang lainnya ada di saung sebelah kanan rumah."

"Serius satu saung isinya anggrek Bunda semua? Wah aku harus kesana tuh."

"Besok sepulang syuting kita keliling kebun kalau kamu mau." Tawar Key.

"Boleh, boleh, mudah-mudahan besok lancar jadi bisa cepet beres."

"Iyah, amin. Kamu gak dingin diem di luar gini?"

"Lumayan sih, tapi aku seneng udaranya seger banget. di Jakarta mana ada udara seger kaya gini." Key hanya menganggukan kepalanya sambil tersenyum.

Nay melanjutkan mendesign gambarnya, sementara Key hanya memperhatikan tangan Nay yang sangat lincah di atas kertas. Teringat lima tahun yang lalu, saat Nay harus membuat design baju pengantin sebangai project pertamanya saat masih di Melby dulu, Key menemani Nay sampai tidak tidur untuk menyemangati Nay.

"Hey, pamali Key malem-malem ngelamun." Nay membuyarkan lamunan Key.

"Eh nggak ko, kamu makin jago yah gambarnya." Puji Key.

"Akh nggak ko biasa aja, Cuma kadang aku suka kehabisan inspirasi kalo udah banyak customer yang maunya luar biasa itu." Keluh Nay.

"Terus gimana dong buat ngatasinnya?" Tanya Key penasaran.

"Yah paling aku kabur ke Bali atau ke rumah Dean, atau ngumpet di kamar gak mau di ganggu. Ini tumben banget baru liat anggrek aja udah dapet 3 design."

"Wakh gimana kalau besok kamu keliling kebun Ayah, kayanya langsung bikin satu musim kali yah."

"Ini gimana ceritanya Key Ayah sama Bunda jadi pengusaha sayur sama bunga gini?" tanya Nay penasaran.

"Jadi dulu, waktu aku baru keluar dari panti rehab, dokter itu bilang kalau udara sejuk bisa bikin aku cepet pulihnya soalnya udara dingin bisa bikin badan dan pikiran aku lebih tenang dan lupa sama "ITU" Nay."

"Terus, terus."

"Nah kamu tau kan kalau Bunda tu suka nanem sayur hidroponic, awalnya Cuma bikin di depan rumah aja, yang hasilnya biasa di masak, dan kadang kalau masih banyak Bunda suka bagiin ke tetangga, atau kadang kalau lagi banyak saudara yah di bagiin. Jadi melihat potensi hidroponic yang masih jarang, Ayah punya ide bikin kebun sayur hidroponic, kata Ayah ngisi waktu sesudah pensiun."

Nay mendengarkan dengan seksama cerita Key, yang menceritakan tentang kebun Ayah ini. Ada kerinduan yang sudah lama kosong sekarang mulai menghangat dan terisi dengan cerita dari Key.

"Ayah beli tanah ini cukup luas juga, tadinya ayah mau buat semacam tempat rekreasi keluarga, tapi ternyata rezekinya datang dari sayur sama bunga."

"Hebat Ayah, udah pensiun sekarang jadi pengusaha sukses."

"Alhamdulillah, dan nazar Ayah juga udah terlaksana."

"Oh ya? Nazar nya apa tuh?" Nay semakin penasaran dengan cerita Key.

"Jadi Ayah pernah ngucap kalau aku sembuh total Ayah mau bangun mesjid dan pengen nge berangkatin umroh pegawainya."

"Masya Allah, Alhamdulillah, Barakallah Ayah sama Bunda."

"Allah selalu ngasih keberkahan di balik musibah."

"Iyah Nay, tapi apa yang aku lakuin dulu itu bener-bener udah ngancurin aku Nay." Aku Key sambil mendundukan kepala karena penyesalan yang selalu buat dia merasa malu dan bersalah terhadap keluarganya.

"Maaf Key aku gak maksud buat ingetin kamu kesana." Nay mengusap punggung Key mencoba menguatkan.

"Gak apa-apa Nay, dulu aku gak mau keluar rumah karena aku ngeras kalau aku keluar rumah aku bakal buat malu Ayah sama Bunda, sampai akhirnya Ayah bangun mesjid dan aku mulai mau keluar rumah saat waktunya solat dan langsung pulang ke rumah lagi."

Nay tidak menjawab apa yang Key ceritakan, dan Nay benar-benar mendengarkan cerita Key satu persatu.

"Hingga akhirnya Ayah meminta bantuan dari temannya untuk dicarikan orang yang paham betul mengenai agama. Hingga datanglah Kang Olih, dia murid teman Ayah dari pesantren Suryalaya yang ada di Tasik."

"Kang Olih ini yang bantu ngembaliin kepercayaan diri aku. Di selalu mengajarkan aku segala sesuatu berdasarkan sisi agama. Tapi ternyata dia juga seorang psikolog, jadi aku di bimbing oleh beliau sampai aku kembali menemukan rasa percaya diri lagi."

"Omar sama Agy, mereka yang masih mau nengokin aku waktu di panti rehab dan mereka juga yang bikin aku balik lagi bisa ketawa lepas."

"Jadi aku minta maaf Nay baru kemarin aku minta maaf sama kamu."

"Gak apa-apa Key, aku juga minta maaf dulu gak pernah tengokin kamu, support kamu. Tapi Bunda selalu ngasih kabar tentang kamu sesekali leawat chat."

"Dulu aku kecewa banget sama kamu Key, aku marah sama kamu, belum lagi saat itu aku di kejar media terus menerus yang masih pensaran dengan cerita tentang kamu."

"Maafin aku, selalu nyusahin kamu."

.

.

.

Ini udah jam 12 Key, Nay, istirahat dulu napa,,

Padahal yang ngetik yang udah ngantuk, kayanya mereka masih anteng-anteng aja,,

PDKT nya lanjutin besok yaa,,

Vote sama komen yaa gratis ko,, 

Cintaku Belum KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang