DUA BELAS
Keynan POV
Sehari setelah Agy dan Dean menikah, sekarang giliran kami yang sibuk menyiapkan acara untuk lamaran. Aku sudah berada di Butik Nay, menunggu dia yang masih melayani kliennya yang berasal dari luar kota. Rencananya hari ini kita akan membeli cincin pertunangan, atau mungkin benda lain yang Nay inginkan.
"Maaf yah lama Yang." Sapa Nay yang baru saja mengantarkan kliennya sampai ke meja resepsionis.
"Udah selesai? Mau langsung aja atau gimana?"
"Langsung aja yuk biar gak kemaleman." Ajaknya.
Kita sudah memasuki sebuah toko berlian yang sudah menjadi langganan Bunda dan Teteh, aku pun ingin memberikan yang terbaik untuk Nay.
"Ini gak terlalu mewah?"
"Ini pantes buat kamu, Bunda sama Teteh yang rekomendasiin. Kamu pilih apa yang kamu mau."
Aku melupakan bahwa wanita ini sederhana, meskipun sebetulnya dia berasal dari keluarga berada, dan dia sendiripun sudah mapan.
"Kamu suka yang ini gak?"
"Apapun pilihan kamu aku suka sayang."
Dan setelah hampir satu jam akhirnya Nay mendapatkan apa yang ia mau, aku tidak memikirkan harganya, karena dia jauh lebih berharga dari apapun.
"Kamu mau di bawain apa lagi?" tanyaku.
"Ngga ini udah lebih dari cukup sayang."
"Yakin?" tanyaku memastikan.
"Iyah bener Key, udah dong jangan gitu liatinnya. Ayo aku laper."
Aku langsung meraih pinggangnya dan merangkul posesif, karena sedari tadi banyak pasang mata nakal yang melihat Nay. Tidak rela rasanya wanita yang sangat aku cintai di pandang dengan tatapan nakal.
Sudah berada di restoran Jepang, karena Nyonya sedang ingin makan sushi, katanya biar aku juga lahap makannya. Senang rasanya melihat dia makan, meskipun seminggu terakhir aku perhatikan nafsu makan dia bertambah.
"Dimakan sayang sushinya, bukan liain aku terus." Ucapan Nay membuyarkan lamunanku.
"Aku seneng liatin kamu makan, lucu, gemes."
"Gombal ah, udah cepet makannya Key."
"Iyah Nyonya."
.
Nasyira POV
Kita sudah di perjalanan pulang, tapi ini bukan menuju butik ku, tetapi jalan menuju apartemen.
"Loh kok ke apartemen?"
"Kita nginep di sini yah? Aku masih kangen kamu, besok udah harus pulang, baru ketemu lagi Sabtu."
"Ish, manja banget ah kamu, Cuma beberapa hari aja juga."
Entah kenapa sejak setelah membeli cincin pertunangan kita sikap Key menjadi lebih manja dan lebih agresif, tidak seperti biasanya. Bahkan dia berani mencium pelipisku di hadapan umum, dan sekarang tangannya tidak terlepas di pinggangku, bahkan hampir tidak ada jarang diantara kita. Dan sekarang dia berani mencium bibirku di dalam lift.
"Mandi dulu sayang, nanti aku nyusul habis kupas buahnya."
"Jangan lama-lama Yang."
Key masih berada di dalam kamar mandi dan aku pun segera menghapus make up ku, karena setelah Key selesai mandi aku akan segera mandi juga. Selang beberapa waktu, Key sudah keluar masih dengan menggunakan handuknya, dan otot di tubuhnya cukup membuat aku terkesima, hingga akhirnya kecupan Key di pipiku membuyarkan lamunanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cintaku Belum Kembali
RomancePasangan kekasih yang berpisah karena mempertahankan ego masing-masing