24. Ancaman

1.1K 136 28
                                    

Sudah hampir mendekati satu bulan kedai kopi Yoongi buka dan sudah hampir satu bulan juga mereka bekerja di sana. Banyak kecurigaan bermunculan bahwa Yoongi menaruh rasa pada salah satu karyawannya, semua menyadarinya tapi seolah-olah tak tahu karena ini akan mengganggu pekerjaan masing-masing karyawan.

Sejak gosip itu beredar ditempat kerjanya, Dahyun agak dijauhi dari beberapa rekannya kecuali Umji, bahkan Jungyeon sendiri agak berbeda saat menanggapi Dahyun.

Seperti biasanya saat makan siang, ibu tua lusuh akan mampir ke tempat kerja Dahyun untuk menengoki anaknya itu, ya Dahyun sudah dianggap anak sendiri olehnya, karena kebaikan yang ia beri pada ibu itu.

"Bu." Panggil Dahyun membawa makan siangnya, tapi dia melihat jika ibu itu juga sudah membawa bungkusan kecil ditangannya.

"Ibu bawa apa?"

"Hari ini Ibu udah dibayar sampahnya, Ibu bawain makan buat kamu."

"Bawain makan buat aku? Ini aku bawain makan buat Ibu." Dahyun menunjukan kotak makanannya.

"Gak apa-apa Ibu udah kenyang, Ibu bawa nasi sama tempe buat kamu."

"Gimana kalo Ibu makan makanan aku, aku makan makanan Ibu. Kita makan disini berdua ya Bu, mau kan?" Tawarnya.

"Boleh Nak."

Akhirnya mereka berdua mulai duduk ditepian halaman untuk makan siang.

"Gimana kerjanya hari ini?" Tanya ibu itu disela-sela makan mereka.

"Lancar Bu, udah mau gajian juga. Tapi kenapa ya akhir-akhir ini temen-temenku agak aneh, kecuali Umji."

"Kenapa?"

"Aku juga gak tau bu, ini cuma firasat aja ya bukanya geer! Yang aku tau ada temen kerjaku suka sama bos yang punya kedai, karena bosnya baik sama aku yang lain jadi ngira yang gak-gak, padahal sama aja kalo kata aku." Jelas Dahyun.

"Ya gak apa-apa Nak, namanya juga kerja. Anak ibu juga kerja dikopi-kopian kayak gini, hampir sebulan gak ngabarin, terakhir ngabarin itu cuma bilang jangan nyariin."

"Iya? Namanya juga orang tua ya Bu. Ayah aku juga suka nanyain aja, apalagi kalo sampe sebulan kayak gitu."

Mata ibu tua lusuh itu beralih pada seorang perempuan yang sedang membuang sampah disana.

"J-Jungyeon?" Gumamnya memanggil.

Dahyun berkerut bingung dan dia langsung menoleh kearah Jungyeon yang sedang membuang sampah disana.

Jungyeon tidak memperhatikan keduanya, jadi dia bergegas masuk kedalam.

"Teh Jungyeon!" Panggil Dahyun.

Jungyeon tidak menyahut, Dahyun pikir jika perempuan itu tidak mendengarnya.

"Ibu kenal sama Teh Jungyeon?" Tanya Dahyun.

Terlihat mata ibu tua lusuh itu berembun, tatapannya sendu, "Itu anak ibu."

Dahyun terkejut, "Teh Jungyeon itu ternyata anak ibu?"

Ibu tua itu mengangguk.

"Nanti aku coba sampein sama dia ya Bu."

Setelah selesai istirahat makan siang akhirnya Dahyun kembali ketempat kerjanya, dia melihat Jungyeon disana sedang memanaskan mesin kopi.

Gadis itu mendekat, "Teh?"

"Apa?"

"Ternyata ibu yang waktu itu Teteh liat, itu ibunya Teteh ya?"

"Hah? Maksudnya? Jangan ngada-ngada deh."

"Tapi ibunya bilang katanya Teh Jungyeon anaknya."

"Emang ibu-ibu itu masih waras? Kayaknya kalo aku liat agak gila tuh, jadi bisa aja kan dia ngaku-ngakuin, siapa tau aja dia pernah kehilangan anaknya. Jangan gampang percaya, itu biar dia bisa minta makan terus sama kamu."

Mini Market ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang