"Eunwoo!! Moonbin!! Maju ke depan!!"
Eunwoo dan Moonbin menuruti apa yang sang guru perintahkan meski mereka bingung.
"Kenapa nilai kalian nol?! Kalian gak dengerin waktu saya jelasin materi?!"
"Hah? Nol?" Kaget Eunwoo.
"Iya! Coba liat! Jawaban kalian salah semua!" Sang guru memberikan buku yang telah ia periksa ke Eunwoo dan Moonbin. Keduanya sangat terkejut melihat nilai yang tertera di buku mereka.
"Pokoknya saya gak mau tau, kalian kerjakan ulang tugasnya! Kalau enggak, di rapot kalian, saya kasih nilai di bawah KKM!"
Eunwoo dan Moonbin diam-diam mengepalkan tangan dengan kesal.
Taejun goblok! - Eunwoo
-----
Sepulang sekolah, Eunwoo dan Moonbin menghampiri Taeyong di kelasnya. Menyeret kasar lelaki itu menuju halaman belakang sekolah.
"MAKSUD LO APA HAH?! LO SENGAJA MAU BIKIN KITA MALU?!" Bentak Eunwoo setelah mendorong Taeyong sampai jatuh.
Kemudian, Eunwoo maupun Moonbin langsung menghajar Taeyong. Meninju wajah dan perut, menendang, bahkan mereka sampai membuat darah keluar dari hidung dan mulut Taeyong.
Tidak ada kata ampun. Mereka sangat marah dan kesal karena jawaban Taeyong yang salah buat mereka di marahi oleh guru dan jadi bahan tawaan di kelas.
"BERHENTI!!"
Itu Ten. Ia datang terlambat karena ada urusan. Ia datang kesini bersama Y/n.
Tadi saat Eunwoo dan Moonbin menyeret Taeyong dari kelas, Y/n cepat-cepat mencari keberadaan Ten untuk meminta bantuan.
"APA YANG KALIAN LAKUKAN?! SAYA BILANG BERHENTI!!" Ten membentak lagi sambil berlari mendekat.
Eunwoo dan Moonbin berhenti, lalu menatap tajam ke arah Ten.
"Pahlawan kesiangan." Cibir Eunwoo. Kemudian ia meludah ke samping, dan pergi begitu saja bersama Moonbin dengan menyenggol kasar bahu Ten.
Tadinya Ten ingin mengejar mereka untuk memberi pelajaran, namun tidak jadi ketika mengingat kondisi Taeyong yang benar-benar parah seperti ini. Lantas ia dan Y/n segera menggotong Taeyong. Mereka akan membawa Taeyong ke rumah sakit.
-----
Dokter bilang, Taeyong mengalami lebam yang cukup parah. Darahnya pun keluar cukup banyak. Beruntungnya, Taeyong segera dilarikan ke rumah sakit. Jika tidak.... yah begitulah, tak perlu dijelaskan pasti paham.
Taeyong sampai harus di rawat inap saking parahnya. Hal itu membuat Y/n maupun Ten jadi sangat khawatir.
"Y/n, kamu pulang aja ya? Biar Taejun saya yang temenin." Kata Ten.
"Tapi pak...—"
"Gakpapa, percaya aja sama saya."
Y/n buang napas pelan, "Yaudah, saya pamit ya pak." Katanya sebelum benar-benar pergi.
"Ini udah keterlaluan banget!! Sekolahan itu beneran gak waras!!" Pekik Ten kesal.
Lalu ia mengambil ponsel untuk menelepon seseorang, kawannya. Namun detik berikutnya, ia merasakan ada yang menarik bajunya. Membuat Ten menoleh dan membulatkan matanya kaget lihat Taeyong yang sudah siuman.
"Taeyong?!"
"Matiin hp lo." Pinta Taeyong. Suaranya begitu lemah dan pelan.
"T-Tapi...—"
"Matiin."
Akhirnya Ten menuruti apa yang Taeyong ucapkan. Ia membatalkan panggilan itu dan menyimpan ponselnya di saku jaket.
"Mau nelepon siapa?" Tanya Taeyong kemudian.
"..... Taehyung."
"Pemilik peternakan Horse Culture Technology?"
"Beda book, anjer!"
"Oh iya lupa. Mau apa lo nelepon Taehyung?"
"Lo tau 'kan Taehyung itu temen SMA gue?"
"Iya, terus?"
"Dia ketua geng. Geng yang namanya Bangtan, yang terkenal sadis dan di takuti orang-orang. Rencananya... gue mau minta bantuan dia buat ngehajar anak-anak brengsek itu!!"
Taeyong menghela napas, "Ten, udah gue bilang ini tuh urusan gue. Gue mau habisin mereka pake tangan gue sendiri."
"Tapi mereka udah keterlaluan, Yong! Lo pikir gue bakal tega biarin lo diginiin?! Lo pikir gue bisa diem aja saat ada kawan gue yang dibully?!"
"Hey, lo jangan terlalu khawatir sama gue. Lo lupa ya kalau gue ini cowok badas? Gue juga 'kan pernah babak belur waktu berantem sama anak sekolah di LA. Jadi ya ini gak seberapa dibanding Taejun yang udah ngalamin hal ini beberapa kali."
Ten diam. Memang benar apa yang Taeyong katakan. Seharusnya ia tak perlu terlalu mencemaskan Taeyong yang notabenenya adalah cowok badas, kuat, tangguh, dan nakal.
"Gue mau pulang." Lanjut Taeyong.
"Gak boleh."
"Why?"
"Dokter gakan izinin. Lo harus di rawat inap."
"Dih? Gamao. Gue mau pulang. Titik."
"Lo harus nurut. Titik. Kalau enggak, gue bakal suruh Lisa yang buat bujuk lo."
"Jangan laaa. Lo 'kan tau Lisa kek gimana. Yang ada ntar gue di sleding."
"Yaudah makanya nurut aja."
Taeyong mendengus sebal.
"Oke. Gue mau di rawat inap. Tapi....."
"Tapi apa?"
"Gue boleh minta tolong?"
"Apaan?"
"Di rumah gue ada buku diary nya Taejun. Ada di atas meja deket kasur. Gue gak sempet baca, makanya gue mau baca sekarang. Dan lo harus bawain itu, detik ini juga."
"Harus banget?"
"Iya, harus. Ini penting. Buruan sana pergi."
Ten mendecak, "Yaudah, tapi lo jangan kemana-mana. Awas kalau kabur!"
"Gakan. Kabur kemana coba? Badan gue remuk semua anjir."
Lagi-lagi Ten mendecak, lalu segera pergi dari ruangan itu.
Taejun, setelah gue baca diary lo nanti, gue bakal tau semuanya, sampe ke akar-akarnya. Maaf gue gak sempet habisin banyak waktu sama lo. Kematian lo buat gue gak berdaya. Semoga lo gak keberatan kalau gue baca diary lo. - Taeyong
TBC
Maaf ya baru update lagi :')
Kepo dong siapa aja yang kangen sama book ini ^_^ Ada kah?
KAMU SEDANG MEMBACA
Taeyong's Revenge : Lee Taeyong X You [HIATUS]
Fanfic"Gue bakal balas dendam atas apa yang udah mereka lakuin sama lo, Lee Taejun. Dan gue bakal jaga Y/n sesuai permintaan lo." - Lee Taeyong Itu tujuan Taeyong. Tapi apakah Taeyong tau bahwa di dalam sekolah itu terdapat banyak rahasia yang belum terun...