-10🌻

100 6 1
                                    

Felix pergi ke sebuah bar dengan seorang wanita yang ia jemput di depan gedung apartemen wanita itu. Ia dan si wanita dengan surai coklat itu lantas menempati kursi yang ada dengan Felix yang segera memesan minum ke seorang bartender.

Dua gelas cantik yang berisi vodka dengan cepat disuguhkan oleh bartender pria itu. Felix dan si wanita bersulang dan segera pula meminumnya.

"Kau tampak frustrasi?" Ejek si wanita dengan memainkan gelas minumannya.

Felix menyunggingkan senyum miris. "Bahkan aku lebih dari sekadar frustrasi" ujar Felix menatap wanita itu.

Wanita itu juga menatap Felix. Ia menyeringai sekilas dan meraih rahang Felix sensual. Felix sepertinya menyukai sentuhan itu. Hingga berucap..

"Kau cantik Sora"

🌻🌻🌻

Assel sudah bersikap seperti biasanya. Ia kini sedang santai bersama Seorina di taman belakang rumah megah mereka. Tapi kedatangan seseorang yang tak diundang seketika membuat Assel kesal. Dan mengumpati orang itu.

Eric datang dan membungkuk hormat ke Seorina. Seorina mengulas senyumnya.

"Assel kau mau keluar bersamaku?" Tawar Eric.

"Tidak. Aku ingin di rumah" ketus Assel.

Eric menggaruk pelipisnya. Ia mendekati Assel dan menyentuh bahunya. Assel melirik tajam Eric.

"Apa?" Sarkas Assel.

Eric tampak memberi kode untuk meninggalkan taman. Sepertinya Eric canggung dengan Seorina di sana. Assel yang memang gadis peka kontan mengerti maksut Eric. Ia lalu bangkit dan membawa Eric ke kamarnya. Tapi tidak menutupnya. Assel takut karena si Eric ini juga pria normal, kan?

"Kenapa?" Tanya Assel tanpa ingin berbelit-belit.

"Sambutlah calon suamimu ini dengan senyuman bukan dengan nada kurang sopan seperti itu" ujar Felix.

Assel memutar bola matanya malas dan melipat tangannya di dada.

"Terserah aku" jengah Assel.

"Aku baru saja kena marah oleh ayahku" ujar Eric lesu.

Eric bekerja dan menjabat sebagai presdir di perusahaan cabang milik kakeknya yang sekarang diwariskan padanya. Dan perusahaan pusat dipimpim oleh ayahnya sendiri, Tuan Shon. Dan hari ini ia baru saja ditegur oleh ayahnya karena saham perusahaan yang ia kelola terus mengalami penurunan.

"Lalu apa hubungannya denganku?" Respon Assel cepat.

"Aku mau kau menghiburku dan membuat suasana hatiku kembali baik" kata Eric.

Pria muda itu sudah mendudukan tubuhnya di sofa kamar Assel. Ia mengusap wajahnya satu kali. Dan Assel juga ikut duduk. Ia menaikkan sebelah alisnya melihat Eric. Sepertinya benar apa yang baru saja Eric katakan. Wajah pria itu nampak ada beban. Assel jadi merasa iba.

"Ck! Kau sengaja datang ke sini hanya untuk mendapat perhatianku, ya dengan wajah memprihatinkan itu?" Tuduh Assel.

"Tidak." Sergah Eric mengelak.

"..lagipun memang aku salah jika ingin mendapat perhatian dari calon istriku sendiri?" Sambung Eric.

"Hentikan omong kosongmu yang mengakui aku ini calon istrimu!" Kesal Assel.

COMPLICATED [Felix SKZ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang