-16🌻

171 12 2
                                    

Ketika dia dinyatakan mengemban jabatan penting di NSP. Felix mulai beradaptasi dengan lingkungan kerja barunya. Assel selalu mendukungnya. Dan Kim Doyoung akan membantunya jika Felix mengalami kesulitan. Bagaimanapun juga ia baru di bidang itu jadi masih banyak bimbingan dari orang berpengalaman.

Malam itu, Felix baru saja sampai di rumahnya. Assel yang masih di tangga kontan berhamburan untuk menyambutnya. Felix tersenyum saat Assel memeluknya.

"Kau baru pulang?" Kata Assel.

"Hem. Iya"

"Apa pekerjaanmu hari ini melelahkan?" Tanya Assel menuntun Felix untuk menaiki tangga.

"Sangat. Aku lelah sekali hari ini" jawab Felix dengan memaksakan senyumnya.

"Uh kau harus segera istirahat."

Seusai mandi dan sebagainya. Felix mendekati Assel yang sedang tenang menonton acara di televisi. Tapi saat Felix mendudukan tubuhnya di samping istrinya itu. Assel terdiam dengan pandangan kosong melihat layar televisi. Felix heran dan melihat juga acara apa yang sedang Assel tonton sekarang.

Mantan CEO NSP, Park Hyun Sik Mengalami Kecelakaan Tunggal di Daerah XXX.

Akhirnya setelah membaca berita itu juga, Felix tau yang membuat Assel diam. Ia nampak mengakhawatirkan ayahnya itu.

"Assel. Ayo kita temui ayahmu sekarang" ajak Felix.

"Aku takut" balas Assel.

Tanpa babibu Felix mengganti bajunya dan juga memberikan coat untuk Assel. Felix juga ingin mengetahui keadaan Hyun Sik.

"Ayo pergi" Felix menarik tangan Assel.

"Kau tau ayah dimana?"

"Di berita itu mereka menyebutkan nama rumah sakitnya. Ayo, kita harus menjadi walinya" ucap Felix merangkul Assel untuk segera berangkat.

Di ruangan itu, Assel mulai menitikan air matanya. Seorina juga berada di sana beberapa menit yang lalu. Sebencinya ia dengan Hyun Sik tapi dulu hubungan mereka adalah suami dan istri.

"Ayah"

Assel begitu perihatin dengan keadaan Hyun Sik saat ini. Kakinya patah sebelah dan banyak luka di sekujur tangan dan wajah.

"Assel. Maafkan Ayah" lirih Hyun Sik. Tangannya mencoba meraih Assel.

Assel bergeming. Ia masih setia dengan tangisnya. "Maafkan aku yang kejam padamu" lanjutnya.

Assel tak kuasa dan memeluk tubuh Hyun Sik. Ia tetap menyayangi ayahnya walau begitu banyak luka yang ia dapat.

"Aku sudah memaafkanmu Ayah. Ayah hanya perlu minta maaf pada suamiku" kata Assel melepas pelukannya.

"Maafkan aku yang pernah memakimu Felix"

"Saya juga sudah memaafkan Anda. Anda jangan khawatir" balas Felix.

Hyun Sik tersenyum samar dari wajahnya yang lebam. Selanjutnya ia mencari sosok Seorina.

"Seorina. Maafkan kesalahanku. A-aku hancur tanpamu"

"Itu memang pantas kau dapatkan." Sarkasnya.

"Kau benar. Aku terlalu ambis untuk bisa mendapatkan apa yang aku inginkan"

"Seorina. Aku mohon kembalilah padaku" sambung Hyun Sik.

Seorina memincing. Ia tersenyum masam setelahnya.

"Kita sudah berpisah. Dan tidak ada kata kedua di hidupku" tegas Seorina.

"Aku menyesal. Maafkan aku"

"Setelah kau sehat nanti. Cobalah hidup dengan baik Hyun Sik. Kurangi ambisimu, dan semoga kau menemukan wanita lain yang lebih mengerti dirimu dibanding aku" pungkas Seorina.

🌻🌻🌻

Satu tahun pernikahan mereka lalui. Kehidupan rumah tangga mereka semakin hari semakin harmonis. Setahun penuh sibuk dengan pekerjaan, mereka berdua memutuskan untuk berlibur ke Sokcho. Mungkin bukan hanya berlibur tapi sekaligus nostalgia saat mereka dulu yang akhirnya dipertemukan kembali di kota itu. Dan selain itu Assel juga bisa menjenguk adiknya Junghwan di sana. Serta nenek So yang katanya sudah sering sakit-sakitan.

Meninggalkan nenek So sendiri di rumah yang kondisinya mulai membaik. Assel meminta Junghwan ikut bersamanya dan Felix. Assel ingin menikmati suasana pantai di pagi hari.

"Waaaaah... indah sekali. Ombaknya bagus" girang Assel sampai di pantai.

Langsung saja dirinya yang menggunakan dress putih itu berlarian kesana kemari menjejaki pasir pantai dengan kakinya. Felix dan Junghwan saling lempar senyum dilanjutkan mereka yang kompak menggeleng-gelengkan kepala.

"Jiwa bocahnya kumat" gumam Felix.

"Kakak sangat bahagia" ucap Junghwan.

"Sangat" timpal Felix.

Felix juga ikut berlari untuk mengejar Assel. Sehingga terjadilah aksi kejar-kejaran antara mereka. Keduanya sama-sama tersenyum lepas.

Junghwan hanya melihat mereka. Senyum tak luntur dan terus mengembang di pipinya.

"Semoga kalian terus bahagia" kata Junghwan layakanya doa yang semoga Tuhan bisa mengabulkannya.

Dengan tangkas Felix meraih tangan Assel dan memeluk Assel dari belakang. Mengunci tubuhnya supaya tidak berlari lagi. Napas mereka memburu dan diiringi tawa keduanya.

"Kau kutangkap"

"Aku mengaku kalah Lee"

"Jadi?" Tanya Felix dengan mata menatap mata Assel dalam.

"Kau yang menang" jawab Assel.

"Sayang"

Felix menempatkan kepalanya di ceruk leher Assel. Assel bergidik saat deru napas Felix menghangatkan sekitar lehernya.

"Mari kita segera memiliki bayi. Kau tau aku sudah sangat menginginkannya?"

"Em. Aku pun. Tapi sampai saat ini. Aku belum ada tanda-tanda bisa mengandung lagi"

"Aku yakin Tuhan pasti akan segera memberikannya untuk kita." Ujar Felix.

Percakapan itu selesai dengan tidak ada yang saling memperselisihkan masalah. Setahun menikah pun tidak ada berdebatan yang berarti dari Felix dan juga Assel. Bahkan sama halnya seperti mereka pacaran dulu. Hubungan mereka selalu adem ayem tanpa konflik yang membuat keduanya renggang.

Mereka memang pasangan sempurna. Saling pengertian dan toleran dari segi apapun.

Felix semakin mempererat pelukannya, dengan sinar matahari yang sudah menandakan waktu siang, tapi ombak pantai membuat keduanya masih setia di sana.

Semoga doa-doa mereka terwujud. Semoga tidak akan ada masalah yang akan membuat keduanya berpisah. Dan semoga cinta mereka abadi sampai ajal yang hanya dapat memisahkan keduanya. Semoga.

end.

COMPLICATED [Felix SKZ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang