-13🌻

90 6 0
                                    

"...aku lega kau baik-baik saja" ucap pria di belakang Assel itu.

Assel merindukannya, suara yang dalam itu ia begitu mengenalinya. Dan benar seperti yang ia pikirkan. Dia Felix. Orang yang mengikuti Assel tadi. Sekarang mereka berhadapan dalam tatapan mata yang terpaut.

"Felix.."

"Em. Ini aku. Akhh.. kau susah sekali dicari" keluhnya. Kemudian berakting seolah menyeka keringat di dahinya.

Assel tersenyum akan hal itu. Ia sungguh merindukan prianya yang bermanja seperti itu.

"Maafkan aku.." desis Assel.

"Aku tidak mau memaafkanmu.." ketus Felix.

"Kenapa kau sesadis itu?" Balas Assel tak terima.

"Kau yang memulainya dulu" elak Felix.

Terdengar Assel menghela napasnya sejenak dan menatap nanar Felix.

"Baiklah aku memang tidak pantas kau maafkan." Kata Assel. Ia coba paksakan senyumnya.

"Kau tinggal dimana? Bawa aku ke rumahmu" kata Felix.

"Untuk apa?" Polos Assel.

"Kau masih bertanya?" Jengah Felix. "Kau tak iba denganku. Aku datang jauh-jauh dari Seoul mencarimu. Akh.. kau benar-benar" omel Felix.

Membuat Assel tak bisa untuk tidak tertawa sekarang. Dengan secepat mungkin ia menarik tangan Felix untuk mengikutinya. Tidak enak berdebat terus di sana.

Saat hanya beberapa langkah sampai di pintu rumahnya. Suara dari belakang membuat Assel dan Felix berhenti. Assel kaget begitupun Felix yang tak kalah bingung.

"Kakak.."

"Junghwan. Kau baru pulang?" Tanya Assel.

Tangannya masih setia bertaut dengan tangan Felix. Junghwan melihat itu.

"Iya. Dia siapa Kak?" Tunjuk Junghwan, telunjuknya mengarah ke Felix.

"Eh... d-dia teman Kakak dari Seoul" gugup Assel.

"Halo salam kenal aku Felix" ucap Felix menyapa lebih dulu.

"Salam kenal Kak. Namaku So Junghwan" balas Junghwan dengan sopan.

Assel tersenyum melihat interaksi keduanya.

"Ya sudah Junghwan aku masuk dulu. Kau segeralah mandi dan makan malam, ya. Nenek pasti sudah menunggumu" kata Assel.

"Baik Kak" balas Junghwan mengacungkan jempolnya.

Remaja pria yang masih lengkap dengan seragam sekolah dan tas di punggungnya itu langsung saja melakukan apa yang baru saja diperintah oleh Assel. Ia membuka pagar kecil rumahnya dan masuk ke dalam.

Assel melakukan hal sama. Namun bedanya ia langsung memutar knop pintu rumah karena tidak ada pagar di sana.

Ketika sudah di dalam. Felix diam berdiri di tempatnya. Ia mengamati jeli setiap sudut rumah baru Assel. Sangat kecil tapi Assel menata barang-barangnya dengan rapi. Seketika ada raut beda tercetak di wajah Felix.

"Kau tinggal di sini?" Tanya Felix.

Assel yang baru saja menutup mesin pendingin hanya bisa menjawab dengan anggukan.

"Mandilah. Ini handuk untukmu" kata Assel sembari memberikan handuk bersih ke Felix.

Selesai mandi, Felix disuguhkan pemandangan Assel yang sedang khusyuk berkutat dengan alat dapur. Bisa disimpulkan mantan kekasihnya itu sedang memasak. Felix meneliti bagian-bagian rumah Assel. Dengan tangannya yang sibuk mengusak-usak rambutnya yang basah dengan handuk. Ia mendudukan tubuhnya di ranjang medium Assel.

COMPLICATED [Felix SKZ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang