-15🌻

90 8 0
                                    

Felix datang bersama Junghwan di belakangnya. Baru empat jam yang lalu Felix terbang ke Sokcho untuk menjemput Junghwan dengan jet pribadi milik Seorina. Kenapa sampai Junghwan dijemput? Karena Junghwan bilang bahwa dia memiliki golongan darah yang sama dengan Assel. Tanpa mengulur waktu Junghwan langsung dibawa masuk ke dalam ruangan Assel oleh suster.

Seorina dan Felix menunggu di bangku panjang depan ruang ICU itu. Felix tak bisa diam dan terus mondar mandir di sana. Seorina tampak kelelahan dan mendudukan tubuhnya di bangku.

"Bibi pulanglah. Aku akan menunggu Assel di sini" kata Felix.

"Sebelum Assel siuman aku tidak akan tenang dan tidak akan pulang" katannya.

Felix mengangguk paham. Ia sangat tau kecemasan seorang ibu pada putrinya.

Junghwan keluar dengan wajah pucat dan nampak lunglai. Jelas saja karena dia baru saja mendonorkan darahnya. Felix merangkul tubuh Junghwan dan menuntunnya duduk.

"Kau mau kuberikan kamar untuk istirahat?" Tawar Felix.

Junghwan menggeleng. "Sejujurnya aku sangat takut pergi ke rumah sakit. Aku tidak bisa berlama-lama di ruangan bau obat" kata Junghwan.

Felix mengerti dengan penjelasan Junghwan. Ia meraih botol minum yang ia beli tadi dan memberikannya untuk Junghwan.

"Terimakasih Kak Felix" ucap Junghwan.

"Terimakasih juga kau sudah menolong hidup Assel" balas Felix.

"Kak Assel sudah ku anggap kakak ku sendiri" ucap Junghwan.

Junghwan kemudian tersentak dengan uluran tangan seseorang yang mengelus kepalanya. Ia menoleh ke samping. Dan menemukan itu tangan Seorina.

"Jika berkenan jadilah adik Assel" kata Seorina.

"Anda serius?" Tanya Junghwan antusias.

"Aku serius. Sekarang Assel adalah kakakmu." Seorina masih mengelus kepala Junghwan dengan seulas senyum keibuannya.

Menjelang sore seorang suster keluar dari dalam ruangan Assel berada.

"Keluarga Nona Assel?"

"Saya ibunya, suster" Seorina berdiri diikuti Felix juga Junghwan.

"Nona Assel keadaannya sudah ada perkembangan yang baik setelah mendapat donor. Kita akan segera memindahkannya ke ruang inap biasa." Kata sang suster.

"Syukurlah" pekik Seorina.

"Kami akan mengurus pemindahannya. Permisi" lalu suster itu undur diri dari sana.

Seorina, Felix dan Junghwan saling tersenyum. Bersyukur karena akhirnya dengan bantuan Junghwan, Assel bisa selamat.

Walau sudah melalui masa kritisnya. Namun Assel belum juga memperlihatkan tanda-tanda ia sadar. Mata gadis itu masih terpejam dalam tidurnya. Felix terus saja menggenggam tangan Assel. Menciumnya sekilas dan mengamati wajah cantik Assel ketika tidur. Sejurusnya ia merutuki dirinya yang bodoh karena harus meninggalkan Assel sendiri di Sokcho. Dan jika saja ia bisa datang lebih awal malam itu mungkin saja Assel tidak akan nekat melukai dirinya.

"Maafkan aku, Sayang" lirik Felix menatap nanar Assel yang terbaring lemah di sana.

"Kak. Aku mau keluar dulu" itu Junghwan yang baru saja selesai mandi dari kamar mandi kamar inap Assel.

Sedangkan Seorina satu jam lalu pamit pulang untuk mengambil keperluan Assel dengan dirinya yang akan mengurus segala pekerjaan yang ditinggalkan Hyun Sik.

Sekarang tersisa Felix di kamar itu. Ia meraih pipi Assel mengelusnya sayang dan setia memandang wajah kekasihnya itu.

"Felix" suara yang keluar dari mulut Assel itu seketika membuat Felix kaget bukan main. Ia bahagia bercampur haru. Ia senang Asselnya akhirnya sadar.

COMPLICATED [Felix SKZ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang