- Prolog -

2.5K 114 5
                                    

"Devin pulang!!"

Seru seorang anak laki - laki yang memakai seragam putih biru. Ia melangkah dengan lelah menuju sofa yang ada di tengah - tengah rumah mewah dan megah milik keluarga nya.
Dengan hela napas kasar ia melempar tubuh nya di atas sofa.

Cklek

Salah satu pintu yang berada bersebarangan dengan ruang tengah terbuka. Dan menampakkan sosok wanita pertengahan empatpuluhan yang masih saja terlihat cantik.

"Kamu kok baru pulang jam segini ? Abis dari rumah Rezky ?"

Anak laki - laki itu menoleh pada wanita itu, ia menggeleng untuk menjawab.
"Abis main tadi ke rumah Aldo " jawab Devin.

Veranda mengangguk, ia duduk di samping anak nya. Lalu memperhatikan wajah anak nya yang tampak lelah.

"Kamu kok masih di sini ?" Tanya Ve, dengan kernyitan heran di dahi nya.

"Mama aneh, masa nanya gitu ke anak sendiri. Ini kan rumah ku juga " jawab Devin dengan nada malas.

Devin meraih remot tivi dan menekan nya, sehingga tivi 42 in itu menyala.

"Bukan begitu, Mama kan heran aja, kenapa kamu masih disini. Bukan nya hari ini Bilqis akan pergi ya " ujar Veranda.

Devin langsung tersentak, lalu menoleh cepat pada Mamanya.

"Bukan nya Bilqis, pergi nya hari rabu ya ?" Tanya Devin, masih dalam kaget nya.

Kini Ve kembali mengernyitkan dahi nya heran. "Ini kan hari Rabu "

"APA !!" Seru Devin, kaget.

Devin tanpa pamit lagi langsung berdiri dan berlari keluar rumah.

"De.."

"PAK YANTO ANTERIN AKU KE RUMAH BILQIS SEKARANG!!"

Veranda hanya bisa menghela napas berat nya. Kemudian menggeleng melihat kelakuan anak nya itu.
Tidak lama ia ikut berdiri dan berjalan keluar, namun mobil yang membawa Devin sudah lebih dulu meluncur.

***

"Abang "

Seorang anak laki - laki yang sedang duduk di tepi kasur bernuansa elsa itu sedikit menoleh.

Di samping nya sudah berdiri seorang anak perempuan berbusana muslimah. Terlihat sangat cantik dan anggun walau dalam pakaian yang tertutup.

"Iya ?" Saut anak laki - laki menatap lurus pada meja belajar yang berada tidak jauh dari tempat tidur.

"Abang gak sedih, Bilqis pergi ?" Tanya anak perempuan itu dengan muka melas.

Rezky, anak laki - laki itu tersenyum sehingga menimbulkan lesung pipi nya. Dan kemudian tangan kiri nya sedikit meraba ke udara hingga menyentuh lengan Bilqis, ia langsung menarik anak itu agar duduk di samping nya dan memeluk nya.

"Adek, abang kan bukan pergi selama nya. Abang pasti sedih, Bilqis pergi. Tapi kan, Bilqis pergi buat nuntut ilmu. Bukan ke alam baka " canda nya.

"Ish. " dumel Bilqis, mencubit manja perut abang nya. Dengan muka masih cemberut dan sedih. "Bilqis, pasti bakal kangen banget sama Abang "

" abang juga. " jawab Rezky, mengusap kepala adik nya. "Udah, ah. Ayo keluar. Udah di tungguin Ayah sama Mama kan ?"

Bilqis mengangguk, kemudian kedua nya berdiri.
Bilqis menggandeng lengan abang nya agar bisa berjalan dengan baik. Walau tanpa melakukan itu abang nya bisa berjalan dengan baik.

Tiba di luar rumah, sudah menunggu Ayah dan Mama nya. Yaitu Dika dan Kinal. Ada juga Khalif dan Shania. Juga Radith dan Naomi beserta dua anak nya.

We ( Rezky )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang