- Satu -

1.1K 82 0
                                    

Dalam ruangan kamar inap sebuah rumah sakit.
Beberapa orang dan keluarga terlihat cemas dan juga dengan perasaan campur aduk.
Sedangkan di atas bansal duduk seorang anak laki - laki remaja.
Dengan seorang dokter wanita cantik sedang mencoba melepaskan perban putih yang menutup kedua mata laki - laki itu.

Ruangan itu terasa menegangkan dan juga rasa penasaran yang luar biasa.

"Abang, buka mata dengan perlahan ya ?" Ucap Naomi, yang merupakan dokter yang selama ini menangani nya.

Anak laki - laki yang di panggil abang mengangguk.

Naomi langsung menarik diri untuk berdiri di samping bansal.

Ruangan itu hening mendadak, semua mata tertuju pada anak laki - laki yang duduk dengan pakain rumah sakit.

"Dik " bisik Kinal, dalam pelukkan Dika. Suami nya.

Semua merasa kan tegang bahkan menatap lurus dan begitu lekat pada Rezky, anak laki - laki yang kini tumbuh menjadi seorang remaja yang tampan dan manis.
Yang dengan perlahan ia membuka kedua matanya.

Hal pertama yang ia lihat adalah buram. Kabur, masih samar - samar. Tapi, ia bisa melihat ada bayangan orang di depan nya.

"Pelan - pelan, Bang " ujar Naomi,

Rezky menutup lagi kedua matanya, lalu kemudian kembali membuka dengan perlahan.

Masih sedikit buram awal nya, hingga kemudian dengan perlahan dan sendiri nya pandangan matanya mulai jelas.
Ia menemukan dua orang Dewasa yang masih sangat ia kenali walau sudah hampir sebelas tahun tidak pernah bisa ia lihat lagi.

"Ayah, Mama " gumam nya, dengan senyuman haru.

Kinal langsung menutup mulut nya, air mata nya langsung meluncur dan ia mendekat dan memeluk anak nya.

"Abang, ini Mama sayang " ujar Kinal, memeluk Rezky dengan erat. Bahkan sangat erat.

Rezky tersenyum, ia menoleh pada Dika. Ayah nya yang masih menatap nya dengan tatapan berkaca haru.

Semua mengucapkan kata syukur melihat Rezky kembali bisa melihat. Bahkan Shania sudah menangis haru dalam pelukan suaminnya. Begitu juga dengan Naomi.

"Mama masih sangat cantik " ucap Rezky.

Kinal tersenyum senang, kemudian mata Rezky mulai menatap satu persatu orang yang ada di dalam kamar itu. Ia tersenyum pada semua nya.

"Bilqis " gumam nya saat matanya berhenti pada sosok gadis abg yang sedang memeluk ayah nya.

"Abang " ucap Bilqis, dengan tangisan haru. Ia langsung memeluk abang nya. Dan menangis sesuggukan di sana.

"Adek, abang sudah besar ya. Makin cantik dan sholehah " ujar Rezky, menatap adik nya. Yang mengenakan pakaian muslimah.

Kemudian matanya kembali mengitari semuanya. Ia tersenyum pada sosok anak laki - laki yang seumuran dengan nya.

"Hai bro !" Sapa anak laki - laki itu dengan muka ceria walau mata berkaca di sana.

"Hai, Vin. " balas Rezky. Membuat Devin tersenyum senang. "Akhir nya loe gak butuh mata gue lagi. " canda nya. Membuat semua nya yang ada di ruangan itu tertawa.

Rezky pun mulai mencoba mengenali satu persatu, dan sangat senang karena ia bisa melihat lagi setelah sekian lama hidup nya dalam kegelapan.

***

Malam hari nya, setelah semua tamu pulang. Hanya menyisakan keluarga nya saja. Yang malam ini akan menemani nya di rumah sakit.

Rezky tampak duduk dengan perasaan gelisah.
Hari ini semua datang untuk menyambut kebahagiaan nya.

We ( Rezky )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang