- Dua-

1K 73 2
                                    

- T. Rezky Wahed -

"Abang, boleh gak kalau Akmal pinjem krayon nya satu "

Akmal berdiri di samping bansal Rezky dengan canggung, ia melirik pada satu pack krayon Rezky yang terletak di samping abang nya duduk.

Rezky menoleh dan kemudian tersenyum pada adik nya itu. Membuat Akmal menghela napas lega.

"Boleh, kamu mau ngegambar juga ?" Ujar Rezky, kemudian bertanya sambil menyodorkan satu pack cat krayon nya.

Akmal mengangguk, ia memperlihatkan buku gambar nya. Membuat Rezky tersenyum memamerkan lesung pipi nya.

"Di gambar Ayah ?"

"Eh, abang tau ?" Tanya Akmal sedikit kaget.

Rezky terkekeh pelan, ia mengangguk. "Dulu waktu abang masih kecil, Ayah sering gambar tsubasa buat abang " jawab nya.

Akmal mengangguk, ia menarik kursi untuk naik ke atas bansal abang nya. Lalu duduk di hadapan Rezky yang sedang juga menggambar. Tapi, saat Akmal melirik pada buku sketsa abangnya yang masih bersih. Abang nya belum menggoreskan apapun di sana.

"Abang mau gambar apa ?" Tanya Akmal.

Rezky menghela napas berat, ia melirik pada jam yang menempel di dinding dekat pintu masuk.

"Akmal, abang mau tanya boleh ?" Akmal mengangguk dengan mantap.

"Kak Kyla, ada kesini ? "

Akmal tanpak berfikir, ia tengah mengingat - ngingat nya. "Tadi pagi aku lihat Kak Kyla pergi sama Kak Yasya. Katanya mau nemenin kak Yasya nyari perlengkapan Mos untuk minggu depan "

"Kak Kyla gak nanya abang ?" Akmal menggeleng.

"Abang berantem sama Kak Kyla ya ?" Tanya Akmal tiba - tiba.

"Kenapa tanya begitu ?"

"Soal nya, Kak Kyla gak pernah jengukin abang selama abang di rumah sakit. Padahalkan Kak Kyla sama Abang selalu berdua "

Rezky diam, ia menunduk pada buku gambar nya. Buku sketsa nya masih bersih. Padahal sudah hampir satu jam buku itu ia buka. Tapi, ia tidak tau harus menggambar apa di sana. Ia merasa ada yang aneh dengan Kyla.

Cklek

Keduanya menoleh dengan kompak ke arah pintu yang di buka dari luar. Dan memperlihat kan Devin yang sedang tersenyum.

"Salammualaikum "

"Walaikumsalam " jawab Rezky dan Akmal bersamaan.

Devin berjalan mendekat ia meletakkan satu kantung plastik yang berisi banyak makanan ringan. Membuat Akmal dengan semangat membuka nya.

"Btw, gue udah bilang ke nyokap. Kalau loe mau sekolah di tempat gue. Dan bisa satu tingkat sama gue juga Kyla. " ujar Devin, duduk di depan Rezky.

"Loe bercanda ?" Devin menggeleng, masih dengan senyuman manis nya.

"Kak Cio bakal urus semuanya, dia bisa pastiin kalau loe bisa masuk sekolah minggu depan "

We ( Rezky )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang