- Dua Belas -

711 58 1
                                    

Mobil yang di kemudikan oleh Dee berhenti depan sebuah rumah yang besar dan mewah. Bahkan dari awal masuk kampung mungkin rumah itu lah yang paling besar dan megah sejauh mata nya memandang.

"Mampir dulu " ajak Rezky, melepaskan seatbelt nya.

Dee tidak menanggapi, ia hanya melirik pada Rezky yang mulai membuka pintu mobil nya. "Kamu beneran gak mau mampir dulu ?"

Dee kali ini menggeleng kan kepala nya sebagai jawaban. Rezky hanya mengangguk menerima jawaban nya.

"Yaudah, makasih udah nganter aku pulang " ujar Rezky dengan senyum nya.

Dee hanya berdeham cuek, Rezky belum beranjak dari samping mobil nya. Cowok itu masih menunduk, seakan ingin mengatakan sesuatu tapi seperti ragu untuk ia ucapkan pada Dee.

"Gue mau balik, tolong tutup pintu nya " ucap Dee, memecahkan lamunan Rezky.

Cowok itu sedikit salah tingkah. Ia tersenyum malu sendiri. "Sorry, hati - hati di jalan " ucap Rezky, kemudian menutup pintu mobil Dee.
Dan saat itu juga senyum Dee yang sangat tipis merekah.

Rezky masih menunggu hingga mobil Dee melesat pergi meninggalkan depan gerbang rumah nya.
Senyum Rezky masih mengembang begity manis dengan menatap kepergian mobil sport gadis berlesung pipi itu.

Dee...

Gumam Rezky dalam hati, ia masih saja tersenyum padahal Dee atau mobil nya sudah tidak lagi terlihat dari pandangan nya. Mendadak pipi nya langsung bersemu tiba - tiba ketika ia mengingat teguran Dee tadi saat ia melamun. Dan itu membuat nya malu bukan main karena ketangkap basah dirinya begitu menikmati memandang sosok cantik Dee.

"Abang " Rafan sudah berdiri di samping kanan nya. Ia menatap heran pada abang sepupu nya yang terlihat aneh menurut nya.

"Abang " panggil nya lagi, ia berdecak kesal karena tidak di respon.

"WOYY ABANGGGG !!"

Rezky langsung kaget mendengar teriakan Rafan. Ia dengan cepat menoleh pada bocah yang sudah mengagetkan nya.

"Ya Allah... dari tadi aku panggilan, liatin apa sih sampe senyum - senyum sendiri ?" Ujar Rafan kesal. Ia juga ikut melihat apa yang di lihat abang nya. Tapi, ia tidak menemukan apapun di sepanjang jalanan kampung.

"Apa deh, kamu habis dari mana ?" Tanya Rezky.

"Dari warung bu Elis, beli mie nih " ujar Rafan, menunjukkan dua bungkus mie instan di tangan nya.

"Oo.. bagi abang satu " ujar Rezky akan meraih salah satu mie di tangan Rafan. Tapi, dengan gesit Rafan langsung menyembunyikan nya ke balik punggung.

"Enggak boleh, ini punya Kak Kyla satu dan punya Aku satu " ucap Rafan.

Rezky mendelik malas. "Pelit "

"Bodo! Udah ah. Aku mau pulang. Abang masuk sana nanti di sangkain orang gila lho senyum - senyum sendiri " ujar Rafan meledek nya.

"Eh, anak kecil " tegur nya, Tapi Rafan langsung lari menjauh dengan sambil tertawa karena berhasil membuat abang sepupu nya itu kesal.

Rezky menggeleng sambil tersenyum melihat Rafan yang sudah berlari menjauh. Hingga menghilang masuk kedalam pagar rumah yang berjarak lima puluh meter dari rumah nya.
Ia pun ikut masuk kedalam rumah, karena harus melakukan sholat ashar.

***


SMA Bintang di hari rabu ini sedang ada rapat guru yang tiba - tiba. Jadi, hampir semua kelas bebas.
Murid - murid pada berseliweran di luar.
Ada juga yang memilih menetap di kelas yang super rame pasti karena tidak ada guru.

We ( Rezky )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang