- Tujuh Belas -

1K 57 4
                                    

"Abang pulang "

Seruan vokal lemas dan tidak bersemangat itu menarik perhatian keluarga yang sedang bersantai di ruang keluarga.

Ada Dika dan Kinal kedua orang tua Rezky yang sedang duduk di atas sofa panjang yang menghadap tivi yang sedang menyala.
Di karpet berbulu halus ada Akmal dan Diana yang duduk juga menikmati tayangan Indonesia Idol.

"Asslammualaikum " Rezky muncul dan menyalami kedua orang tua nya.

"Waalaikumsalam " jawab Dika dan Kinal bersamaan.

"Abang langsung ke kamar ya " pamit nya, masih dengan nada yang lemas seolah laki - laki itu sedang sangat lelah.

Kinal memperhatikan kepergian anak nya dengan tatapan yang heran. Tidak biasanya anak sulung nya se lemas ini. Apalagi pulang sekolah selarut ini. Walau tadi Rezky sempat mengabarkan nya kalau Rezky akan pulang telat karena pergi bersama Kyla.

Kinal melirik pada suami nya dengan tatapan tanya. Yang di respon hanya dengan gedikkan bahu tanda ia juga tidak tau.

"Lagi capek mungkin " ucap Dika, kembali menatap tayangan tivi yang kini sedang iklan.

Kinal masih menatap cemas pada anak nya, tapi masih enggan untuk menyusul. Dika memperhatikan Akmal yang sedang mengajarkan Diana membaca di sela - sela menonton.

"Ak-mal " eja Akmal sambil menunjuk huruf - guruf yang ia tuliskan. Sedangkan Diana mengikuti nya.

"Yah " Dika menoleh pada Kinal. "Pergi nengok Rezky "

"Nanti, mungkin dia lagi mandi " ujar Dika. Kinal mengangguk patuh.

"Tadi dia ngabarin pulang telat karena pergi sama Kyla. Aku takut kalau mereka berdua ribut lagi " ujar Kinal.

"Gak akan, kita udah jelasin sama Kyla kan? Jadi gak alasan buat mereka berdua ribut lagi " jawab Dika, merangkul bahu istri nya.

"Ya, semoga sih " gumam Kinal. Dika hanya tersenyum. Dan kembali mengamati kedua anak nya yang sedang belajar. Sesekali ia menimpali acara belajar kedua nya.

***

Setiap kamar kita pasti punya spot favorit untuk mengerjakan sesuatu. Begitu juga dengan Rezky. Tempat favorit nya adalah duduk di kusen jendela yang berada tepat di atas kepala ranjang nya.

Rezky sering duduk di situ melakukan kegiatan apa saja. Setidak nya setelah ia bisa melihat lagi, tempat favorit nya adalah di kusen jendela.

Biasanya ia hanya duduk sambil menatap langit malam. Atau sekedar merenung dan bermain gitar.

Sama seperti malam ini, ia duduk di sana menatap jauh entah kemana. Fikiran nya mulai mengulang kejadian beberapa jam yang lalu.

Ia harus jujur kalau ia tidak suka melihat Dee berpelukkan apalagi berciuman dengan cowok lain.
Ada sesuatu yang membuat hati nya marah.

Ia bisa mengabaikan semua gosip yang selama ini beredar di sekolah. Mengabaikan fakta bahwa Dee adalah playgirl. Itu mungkin karena ia tidak melihat dengan mata kepala nya sendiri. Tapi, saat tadi ia melihat nya sendiri? Entah apa yang ia rasakan sekarang.

Rezky masih bingung, entah dengan dirinya sendiri atau hati nya yang ternyata secara diam - diam telah menyukai Dee.

Padahal mereka baru berkenalan, tapi Dee sudah mampu menarik perhatian Rezky.

Huft

Rezky membuang napas kasar nya, ia menengadahkan kepala nya ke langit yang gelap. Hanya ada beberapa bintang di sana.

We ( Rezky )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang