- Sebelas -

753 58 1
                                    

"Loe kenal sama Dee, gak ?"

Mendengar pertanyaan itu, Raja yang sedang mencoret - coret buku tulis nya menoleh ke samping di mana Rezky duduk. Ia mengernyitkan dahi nya menatap Rezky.

"Kenapa ?" Tanya Rezky, heran melihat reaksi Raja teman semeja nya itu.

"Loe kenapa nanya Dee ?"

"Gue gak nanya Dee, gue nanya loe kenal Dee gak ?"

"Kenal, emang kenapa ?"

"Ya gapapa, gue cuma nanya " jawab Rezky, kembali ia melanjutkan aktivitas nya menyalin catatan di papan tulis.
Sedangkan Raja, sudah mendengus keras serta kesal melihat kelakuan teman yang baru sebulan ini di kenal nya.

"Gue pera..."

"Ky " ucapan Raja, tersela oleh panggilan Dimas si ketua kelas yang sudah berdiri di depan samping meja mereka.

"Apa ?"

"Kata Tristan, loe kemarin abis daftar jadi tim sepak bola sekolah kita ?" Tanya Dimas.

Rezky mengangguk, mengiyakan. Ia memang kemarin ikut mendaftar ekstrakulikuler sepak bola sekolah nya. Walau Devin sudah mengajak nya ikut untuk gabung di tim basket dan futsal. Tapi, Rezky lebih suka gabung di club bola. Dari kecil, ia selalu ingin jadi pemain sepak bola seperti ayah nya. Walau ia tau kalau ayah nya bukan lah pemain sepak bola, tapi ia sangat mengidolakan ayah nya itu ketika berada di lapangan.

"Loe di suruh temui Tristan di kelas nya " lanjut Dimas.

"Oke " jawab Rezky, "Dim, kelas berapa ?" Tanya Rezky sebelum Dimas berbalik.

"2 ipa 1 " dan kemudian Dimas pun pergi. Rezky hanya mengangguk, ia segera menyelesaikan catatan nya. Dan kemudian ia pun berpamitan pada Raja.

"Gue cabut dulu ya, entar kalau Devin ke sini nyari gue, bilang gue ketemu Tristan " amanah nya. Raja mengangguk sebagai jawaban.

Rezky pun melangkah meninggalkan meja nya. Ia sempat berpas - pasan dengan Kyla saat ia akan keluar. Namun, ia memilih untuk menyapa dengan senyuman saja dan kemudian langsung keluar kelas.
Sedangkan Kyla memilih cuek dan berjalan menuju meja nya.

Kelas 2 ipa 1 hanya berselang dua kelas dengan kelas nya. Jadi, tidak lah susah buat mencari. Ia hanya perlu menyusuri koridor lantai dua dan melihat kelas tersebut tidak terlalu ramai. Jadi, dengan mudah saat ia tiba di pintu kelas tersebut ia langsung bisa menemukan sosok laki - laki dengan postur tubuh yang tidak lebih tinggi dari nya. Tristan, si kapten club sepak bola duduk di meja paling sudut di bagian belakang.

Rezky melangkah masuk, dan membuat beberapa siswi memperhatikan nya. Namun, Rezky dengan santai melangkah menuju meja Tristan. Hingga mata nya menangkap sosok Dee yang sedang duduk di meja depan Tristan. Gadis cantik berlesung pipi itu sedang sibuk menyalin sesuatu.

"Loe Rezky, kan ? " ucapan Tristan, mengalihkan perhatian Rezky yang mencuri lirik pada Dee.

"Ha ? Iya. "

Tristan mengangguk, cowok itu kemudian menggeser duduk nya ke kursi kosong dekat dinding. Ia membuka ransel dan kemudian mengeluarkan selembar kertas.

"Ini formulir nya isi dulu. Kita butuh semua data - data anggota. Duduk " ucap Tristan meletakkan kertas di depan Rezky. Dan menyuruh ia duduk.

Rezky menurut, ia duduk di samping Tristan dan mulai membaca isi kertas di depan nya.

"Dee " Tristan memanggil gadis di depan nya. Membuat gadis itu berdecak dan dengan terpaksa menoleh kebelakang.

"Apa ?"

"Dih, judes banget neng. Gue pinjem pulpen dong, pulpen gue lagi gue pake. " ucap Tristan mesem - mesem sendiri.

We ( Rezky )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang